Empat Aliran Penipuan Online: Modus jadi Lembaga Amal hingga Ajakan Kencan

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Sabtu, 28 September 2024
0 dilihat
Empat Aliran Penipuan Online: Modus jadi Lembaga Amal hingga Ajakan Kencan
Penipuan online terus berkembang dengan berbagai modus yang semakin canggih. Foto: Repro Istockphoto

" Penipuan online semakin mengkhawatirkan. Setiap hari ribuan orang menjadi target penipuan melalui email dan telepon. Penipu tak kenal lelah dalam mencari korban dengan berbagai metode licik untuk mengelabui mereka "

KENDARI, TELISIK.ID - Penipuan online semakin mengkhawatirkan. Setiap hari ribuan orang menjadi target penipuan melalui email dan telepon. Penipu tak kenal lelah dalam mencari korban dengan berbagai metode licik untuk mengelabui mereka.

Ketika pertama kali menghubungi calon korban, penipu sering kali tidak memiliki informasi pribadi apa pun. Mereka hanya berharap salah satu dari ribuan orang yang mereka targetkan akan menanggapi pesan atau panggilan mereka.

Penipu biasanya berupaya mendapatkan informasi pribadi korban untuk tujuan kriminal.

Ada berbagai modus yang digunakan oleh pelaku penipuan online. Salah satu taktik yang paling umum adalah meminta rincian perbankan atau informasi pribadi dengan dalih yang menggiurkan.

Misalnya, mereka bisa mengaku ingin mengirim hadiah atau akan memblokir akun korban jika informasi tersebut tidak diberikan. Modus-modus seperti ini sering berhasil mengelabui korban yang tidak waspada.

Untuk mencegah diri menjadi korban penipuan, sangat penting untuk mengetahui berbagai modus penipuan yang sering dilakukan.

Telisikers, berikut ini adalah empat modus penipuan online yang paling sering terjadi:

Baca Juga: Hujan Es Bakal Terjadi di Tanah Air hingga Awal Oktober

1. Uang Tak Terduga

Mengutip dari Tempo, Sabtu (28/9/2024), dalam modus ini, penipu berusaha meyakinkan korban bahwa mereka telah memenangkan hadiah besar atau menerima warisan dari seseorang yang tidak mereka kenal.

Penipu kemudian meminta rincian perbankan atau informasi pribadi lainnya untuk mengklaim hadiah tersebut. Modus ini bertujuan untuk mencuri uang korban dengan mengakses rekening bank mereka.

Modus uang tak terduga ini sering kali terdengar menggiurkan, tetapi penting diingat bahwa jika Anda tidak mengikuti kompetisi apa pun, kemungkinan besar tidak ada hadiah yang benar-benar ada.

Hindari memberikan informasi pribadi atau rincian perbankan kepada siapa pun yang mengklaim Anda telah memenangkan sesuatu.

2. Orang Beruntung

Modus kedua yang sering digunakan penipu adalah meyakinkan korban bahwa mereka adalah orang yang sangat beruntung. Penipu akan menawarkan kesempatan untuk berinvestasi dalam proyek baru atau menerima warisan besar.

Namun, semua tawaran ini hanyalah tipu daya untuk memperoleh rincian perbankan korban dan mencuri uang mereka.

Penipu sering kali mencoba membangun kepercayaan dengan korban melalui percakapan yang tampak bersahabat. Mereka bahkan mungkin memberikan "bukti" palsu yang menunjukkan bahwa peluang investasi atau warisan itu nyata.

Namun, korban harus selalu waspada dan skeptis terhadap tawaran semacam ini, terutama jika melibatkan uang.

3. Lembaga Amal

Penipu juga sering berpura-pura sebagai lembaga amal untuk menipu korban. Mereka dapat membuat situs web, mengirim email, atau menelepon dengan nama lembaga amal palsu dan meminta sumbangan.

Tujuan utama mereka adalah memperoleh rincian perbankan korban atau sumbangan langsung untuk kepentingan pribadi.

Modus lembaga amal ini sering kali muncul pada saat-saat krisis atau bencana, ketika banyak orang ingin memberikan bantuan. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu memverifikasi keaslian lembaga amal sebelum memberikan sumbangan apa pun.

Pastikan Anda hanya menyumbang melalui saluran resmi yang dapat dipercaya.

Baca Juga: 66 Bank Dunia Paling Dipercaya, Enam Bank dari Indonesia

4. Penipuan Kencan

Penipuan kencan merupakan salah satu bentuk penipuan online yang sangat berbahaya, karena melibatkan emosi korban.

Penipu akan membangun hubungan romantis dengan korban secara daring selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Mereka mengaku jatuh cinta dan sering kali menyatakan niat serius untuk menjalani hubungan jangka panjang.

Setelah hubungan terbentuk, penipu akan mulai meminta uang dengan berbagai alasan. Mereka sering kali mengaku berada di luar negeri dan membutuhkan bantuan keuangan untuk mengatasi masalah mendesak.

Dalam beberapa kasus, mereka juga memeras korban dengan menggunakan foto atau video intim yang telah mereka terima.

Untuk melindungi diri dari penipuan kencan, penting untuk tidak terlalu cepat percaya kepada orang yang baru dikenal secara daring. Hindari memberikan uang atau informasi pribadi kepada seseorang yang belum pernah ditemui secara langsung.

Selain itu, selalu lakukan pemeriksaan latar belakang, termasuk pencarian gambar, untuk memastikan bahwa orang tersebut bukanlah penipu. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga