Gegara Tambang, Ratusan Hektare Tambak di Kolaka Utara Stop Produksi
Muh. Risal H, telisik indonesia
Jumat, 03 Februari 2023
0 dilihat
Kondisi air sungai yang melintasi tambak para petani budidaya ikan air payau di Kecamatan Batu Putih. Foto: Muh Risal H/Telisik
" Ratusan hektare tambak perikanan darat di wilayah Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), terpaksa stop produksi "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Ratusan hektare tambak (empang) perikanan darat di wilayah Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), terpaksa stop produksi.
Hal itu disebabkan pasokan air bersih dari sungai yang mengairi kolam para petani tambak setempat berwarna merah kecoklatan akibat aktivitas pertambangan nikel.
Kepala Dinas Perikanan Kolaka Utara, Muhsin menuturkan, luas budidaya air payau yang dimanfaatkan di Kecamatan Batu Putih seluas 384 hektare (Ha).
Baca Juga: Puluhan Pemuda Gelar Demo, Tagih Janji Pj Bupati Kolaka Utara
"Berdasarkan data yang kami rangkum hingga tahun 2022 terdapat 134 Ha area tambak yang tidak produktif lagi disebabkan imbas aktivitas pertambangan," ujarnya, Jumat (3/2/2023).
Kata dia, tambak yang banyak stop produksi berada Desa Latowu, Kecamatan Batu Putih karena sungai yang selama ini dimanfaatkan penambak mengairi kolam mereka terdampak limpasan dari aktivitas pertambangan.
"Limpasan itu yang membuat air keruh dan berwarna merah," terangnya.
Sementara itu, salah satu pekerja tambak di Desa Latowu, Nanang (35) tetap bertahan mengelolah tambak yang ia miliki seluas 1,5 Ha dengan kondisi air tambak berwarna kemerahan meski keuntungan tipis dengan cara memanen lebih awal.
"Dulu itu sekali panen bisa capai Rp 40 juta hingga Rp 50 juta. Sekarang jutaan saja lantaran kadang banyak yang mati dan juga timbangan kurang karena cepat panen. Seharusnya belum waktunya tapi jangan sampai mati sehingga dipanen cepat," bebernya.
Baca Juga: Mobil Bermuatan Pekerja Jaringan Indosat Asal Sulawesi Selatan Terguling di Kolaka Utara
Tambak yang diolahnya memang dilalui langsung sungai kecil untuk pengairan. Hanya saja berbatasan langsung dengan jalan jety salah satu perusahaan tambang.
Nanang juga menunjukkan beberapa tambak di sekitarnya yang tidak produktif lagi dan telah diselimuti rumput liar.
"Banyak pemilik tambak kesulitan pekerja karena beralih menjadi karyawan perusahaan tambang, profesi baru yang dianggap lebih menjanjikan ketimbang menjadi petani tambak," tuturnya. (B)
Penulis: Muh. Risal H
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS