Gerhana Matahari Hibrida Bakal Terjadi di Indonesia
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Selasa, 24 Januari 2023
0 dilihat
Masyarakat yang ingin melihat fenomena gerhana matahari hibrida disarankan untuk tidak melihat dengan mata telanjang melainkan menggunakan alat bantu seperti kacamata atau teropong gerhana. Foto: Repro Idntimes.com
" Gerhana matahari hibrida adalah peristiwa gerhana matahari yang memiliki dua macam gerhana berbeda, yang terjadi dalam waktu berurutan "
JAKARTA, TELISIK.ID - Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menghitung mundur gerhana matahari pertama yang bisa dilihat di Indonesia, yakni gerhana matahari hibrida.
Dikutip dari Hypeabis.id, gerhana matahari hibrida adalah peristiwa gerhana matahari yang memiliki dua macam gerhana berbeda, yang terjadi dalam waktu berurutan. Adapun keduanya adalah gabungan dari gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin.
Tidak semua wilayah Indonesia dapat menyaksikan gerhana matahari hibrida, sebab lokasi terbaik untuk mengamatinya ada di Indonesia bagian timur terutama di Papua seperti dikutip dari Detik.com.
Peristiwa alam ini sangat jarang terjadi karena fenomena ini matahari, bulan, dan bumi dalam satu garis lurus. ORPA menyebutkan gerhana matahari hibrida akan berlangsung pada 20 April 2023 atau kurang dari 100 hari lagi terjadi dari hari ini. Menariknya lagi, fenomena alam itu akan terjadi saat bulan puasa.
Baca Juga: 8 November Terjadi Gerhana Bulan Total di Indonesia, Dapat Dilihat di Daerah Ini
Baca Juga: Malam Ini Ada Gerhana Blue Moon, Begini Cara Ambil Fotonya Pakai Ponsel
ORPA memaparkan, gerhana matahari hibrida akan dimulai di Pulau Kisar pada 11.47 WIT saat terjadi awal sebagian dan puncaknya pada 13.23 WIT, lalu mencapai fase akhir sebagian pukul 15.58 WIT.
Wilayah lainnya yang juga mendapatkan kesempatan emas mengamati gerhana matahari hibrida ini secara berurutan, di antaranya Pulau Maopora, Pulau Damar, Pulau Watubela, Kepulauan Antalisa, Randepandai, Roswar, Pulau Num, Wooi di Serui, dan berakhir di Kota Biak.
Masyarakat yang ingin melihat fenomena tersebut disarankan untuk tidak melihat gerhana matahari hibrida dengan mata telanjang melainkan menggunakan alat bantu seperti kacamata atau teropong gerhana. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS