Heboh Boikot Film Captain America Brave New World, Disebut Tayangkan Israel Bantai Palestina
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Minggu, 16 Februari 2025
0 dilihat
Film Captain America, Brave New World menuai kontroversi dan seruan boikot. Foto: Repro Eli Adé/Marvel
" Film terbaru Marvel Cinematic Universe (MCU), "Captain America: Brave New World," menuai kontroversi dan seruan boikot "

JAKARTA, TELISIK.ID - Film terbaru Marvel Cinematic Universe (MCU), "Captain America: Brave New World," menuai kontroversi dan seruan boikot.
Film ini menampilkan karakter pahlawan super Israel, Ruth Bat-Seraph atau Sabra, yang diperankan oleh aktris Israel, Shira Haas. Penampilan Sabra dalam film ini memicu kritik karena dianggap mendukung tindakan Israel terhadap Palestina.
Mengutip Tribunnews, Minggu (16/2/2025), kontroversi ini semakin memanas seiring dengan konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina di Gaza.
Para demonstran pro-Palestina menggelar aksi protes saat pemutaran perdana film ini di Los Angeles, meneriakkan slogan-slogan seperti "Bebaskan Palestina" dan membawa plakat bertuliskan "Sabra harus pergi" serta "Disney mendukung genosida."
Karakter Sabra pertama kali muncul dalam komik "Incredible Hulk" pada tahun 1980-an, diciptakan oleh Bill Mantlo dan Sal Buscema. Nama Sabra merujuk pada penduduk asli Israel dan berasal dari buah pir berduri.
Namun, bagi masyarakat Palestina, istilah tersebut memiliki konotasi berbeda, mengingat tragedi di kamp pengungsi Sabra di Lebanon pada tahun 1982, di mana ratusan warga Palestina dibantai oleh milisi sayap kanan Lebanon dengan pengawasan pasukan Israel.
Menanggapi kritik tersebut, Marvel memutuskan untuk menulis ulang karakter Sabra dalam film ini. Produser Nate Moore menyatakan bahwa Ruth Bat-Seraph kini digambarkan sebagai penasihat keamanan pemerintah AS yang dilatih oleh Black Widow, menghilangkan latar belakang dan alur cerita Israelnya.
Baca Juga: Respons Indonesia Usai Mahkamah Internasional Sahkan Serangan Israel ke Palestina Bentuk Penjajahan, Netanyahu di Ujung Tanduk?
Meskipun demikian, perubahan ini tidak meredakan kemarahan para aktivis pro-Palestina yang menilai bahwa kehadiran karakter tersebut tetap mendukung narasi pro-Israel.
Selain itu, gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) menyoroti keterlibatan aktris Israel, Shira Haas, dan dugaan dukungan finansial Marvel terhadap militer Israel sebagai alasan tambahan untuk memboikot film ini.
Diskusi mengenai boikot ini telah berlangsung sejak 2022, ketika Marvel pertama kali mengumumkan keterlibatan Haas sebagai Sabra. Namun, seruan boikot semakin menguat seiring dengan eskalasi konflik di Gaza dan penayangan perdana film tersebut.
Di sisi lain, "Captain America: Brave New World" berhasil meraih pendapatan sebesar $40 juta pada hari pertama penayangannya di Amerika Serikat, menempati posisi teratas box office.
Film ini dibintangi oleh Anthony Mackie sebagai Captain America baru, dengan Harrison Ford memerankan Presiden Thaddeus Ross yang juga bertransformasi menjadi Red Hulk.
Meskipun sukses komersial, film ini menerima ulasan beragam dari kritikus. Beberapa memuji tema yang diangkat, seperti pentingnya warisan, kerja sama tim, dan hubungan keluarga, sementara yang lain mengkritik alur cerita yang dianggap rumit dan kurangnya eksplorasi mendalam terhadap karakter utama.
Kontroversi seputar "Captain America: Brave New World" mencerminkan ketegangan budaya dan politik yang sedang berlangsung di Amerika Serikat dan dunia internasional.
Keputusan Marvel untuk memasukkan karakter Sabra dan mengubah latar belakangnya menunjukkan upaya untuk menyeimbangkan representasi karakter dengan sensitivitas politik global.
Namun, respons dari berbagai kelompok menunjukkan bahwa isu ini jauh lebih kompleks dan memerlukan pendekatan yang lebih hati-hati dalam penggambaran karakter fiksi yang terkait dengan konflik nyata.
Selain itu, film ini juga menghadapi tantangan produksi, termasuk penggantian aktor dan penulisan ulang naskah.
Baca Juga: Tekuak, Negara-Negara Arab Ogah-ogahan Kirim Pasukan ke Gaza Palestina
Meskipun demikian, "Captain America: Brave New World" tetap melanjutkan tradisi franchise ini dalam mengangkat tema politik dan sosial yang relevan, serupa dengan film-film Captain America sebelumnya.
Namun, dengan meningkatnya polarisasi politik dan sosial, baik di Amerika Serikat maupun global, penerimaan terhadap film ini menjadi cerminan dari perdebatan yang lebih luas mengenai representasi, identitas, dan kekuasaan dalam media populer.
Dalam konteks ini, penting bagi industri film untuk mempertimbangkan dampak dari representasi karakter dan narasi yang diangkat, terutama ketika berkaitan dengan isu-isu sensitif dan konflik yang sedang berlangsung.
Dialog antara pembuat film, aktor, dan komunitas yang terlibat dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menghormati dan memahami kompleksitas realitas yang ada. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS