Inflasi Sulawesi Tenggara Naik 1,05 Persen, Tertinggi Kota Baubau dan Terendah Konawe

Erni Yanti, telisik indonesia
Kamis, 02 Januari 2025
0 dilihat
Inflasi Sulawesi Tenggara Naik 1,05 Persen, Tertinggi Kota Baubau dan Terendah Konawe
BPS saat menyampaikan perkembangan indeks harga konsumen Provinsi Sulawesi Tenggara periode Desember 2024, Kamis (2/1/2025). Foto: Erni Yanti/Telisik

" Inflasi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami kenaikan pada Desember 2024, tercatat sebesar 1,05 persen year-on-year (y-o-y) dengan indeks harga konsumen (IHK) mencapai 106,56 "

KENDARI, TELISIK.ID – Inflasi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami kenaikan pada Desember 2024, tercatat sebesar 1,05 persen year-on-year (y-o-y) dengan indeks harga konsumen (IHK) mencapai 106,56.

Angka inflasi ini menunjukkan adanya peningkatan harga barang dan jasa dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kenaikan inflasi terjadi di tengah perayaan Natal dan Tahun Baru, yang umumnya menggerakkan konsumsi masyarakat. Kota Baubau tercatat sebagai wilayah dengan inflasi tertinggi di Sultra, yakni mencapai 2,07 persen dengan IHK sebesar 107,82.

Sementara itu, Kabupaten Konawe mencatatkan inflasi terendah sebesar 0,22 persen dengan IHK 106,81.

Plt. Kepala BPS Provinsi Sultra, Surianti Toar, menjelaskan bahwa inflasi yang tercatat pada Desember 2024 disebabkan oleh kenaikan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran.

Baca Juga: Pencuri Ponsel di Masjid Kendari Tertangkap Saat Kembali Beraksi

"Beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga yang signifikan antara lain kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 2,73 persen, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga yang mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen," ujar Surianti di Kantor BPS Sultra, Kamis (2/1/2025).

Kenaikan harga juga tercatat pada kelompok kesehatan (0,34 persen), kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (2,25 persen), kelompok pendidikan (1,02 persen), serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran yang naik sebesar 2,45 persen.

Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan, yakni sebesar 3,77 persen.

Namun, tidak semua kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga. Beberapa kelompok tercatat mengalami penurunan.

Kelompok yang mengalami penurunan seperti pakaian dan alas kaki yang turun 1,47 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun 0,36 persen, transportasi yang turun 1,29 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,75 persen.

Selain inflasi y-o-y, Provinsi Sultra juga mencatatkan inflasi month-to-month (m-t-m) sebesar 0,29 persen pada Desember 2024.

Meskipun lebih rendah, angka ini menunjukkan adanya kenaikan harga barang dan jasa dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Secara year-to-date (y-t-d), inflasi Sultra tercatat sebesar 1,05 persen.

Kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang meningkat sebesar 0,90 persen, memberikan andil sebesar 0,30 persen terhadap total inflasi pada bulan tersebut.

Beberapa komoditas makanan yang menyumbang inflasi antara lain ikan selar, daging ayam ras, bawang merah, tomat, sawi hijau, dan ikan kembung.

Kenaikan harga pada komoditas-komoditas tersebut dipengaruhi oleh faktor musiman, seperti cuaca dan permintaan yang meningkat menjelang perayaan besar.

Baca Juga: Ekspor Sulawesi Tenggara Naik Pesat November 2024, Tiongkok Tujuan Terbesar

"Sementara kenaikan harga pada komoditas pangan ini biasanya dipengaruhi oleh faktor musiman, seperti cuaca dan permintaan yang meningkat pada saat perayaan besar, yang menyebabkan harga mengalami lonjakan sementara," ujar Surianti.

Meskipun inflasi mengalami kenaikan, BPS Sultra tetap optimis bahwa dengan kebijakan yang tepat dari pemerintah daerah dan pengendalian harga yang lebih baik, inflasi dapat tetap terjaga di tingkat yang terkendali.

BPS juga akan terus memantau perkembangan harga dan mengedukasi masyarakat serta pelaku usaha tentang pentingnya menjaga kestabilan harga.

Pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk menjaga kestabilan harga dan memperkuat ketahanan ekonomi daerah.

Dengan demikian, meskipun menghadapi tantangan inflasi, perekonomian Sultra dapat terus berkembang dengan stabil dan mendukung kesejahteraan masyarakat. (C)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TAG:
Baca Juga