Inggris Usir China dalam Proyek Nuklir Sizewell C

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Minggu, 04 Desember 2022
0 dilihat
Inggris Usir China dalam Proyek Nuklir Sizewell C
London memutuskan untuk mengeluarkan perusahaan nuklir China General Nuclear (CGN) dari pembangunan pembangkit listrik nuklir Sizewell C. Foto: Repro Bbc.com

" London memutuskan untuk mengeluarkan perusahaan nuklir China General Nuclear (CGN) dari pembangunan pembangkit listrik nuklir Sizewell C "

LONDON, TELISIK.ID - London memutuskan untuk mengeluarkan perusahaan nuklir China General Nuclear (CGN) dari pembangunan pembangkit listrik nuklir Sizewell C.

Dikutip dari News.sky.com, Pemerintah Inggris menghabiskan £679 untuk membantu menjalankan proyek yang telah lama ditunggu-tunggu, dan dikonfirmasi bahwa sebagian dana ini akan diberikan kepada CGN.

Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri (BEIS) menyebut, London akan melucuti CGN dari 20 persen sahamnya atas proyek itu juga akan menginvestasikan 700 juta pound (Rp 13 triliun) dalam proyek tersebut.

"Investasi Pemerintah Inggris di Sizewell C akan mendukung kelanjutan pengembangan proyek," katanya, dikutip dari Cnbcindonesia.com.

Baca Juga: Inggris Uji Coba Satelit Milik Elon Musk yang Punya Kecepatan hingga 400 Mbps

Downing Street menolak untuk mengatakan berapa biaya untuk membeli CGN, tetapi juru bicara pemerintah mengatakan, pembayaran tersebut mencakup biaya pembelian dan pajak yang harus dibayar dan pengaturan komersial.

Keputusan ini diambil sehari setelah Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak mengatakan "era keemasan" antara Inggris dan China telah berakhir di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.

Baca Juga: 5 Aktivis Lingkungan dapat Rp 17 Miliar dari Pangeran William

Sizewell C yang sedang dikembangkan di Pantai Suffolk di Inggris Timur, akan memberi daya yang setara dengan sekitar enam juta rumah. London mengatakan, pembangkit itu akan mulai memproduksi listrik paling cepat pada tahun 2035.

Nuklir dan energi terbarukan, seperti tenaga angin lepas pantai, dipandang penting untuk meningkatkan keamanan energi Inggris. Ini terjadi setelah serangan produsen bahan bakar utama, Rusia, ke Ukraina yang membuat tagihan listrik dan gas rumah tangga meroket tahun ini. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga