Ini 7 Faktor yang Menyebabkan Krisis Air Bersih

Haidir Muhari, telisik indonesia
Rabu, 15 September 2021
0 dilihat
Ini 7 Faktor yang Menyebabkan Krisis Air Bersih
Krisis air bisa juga disebabkan oleh perilaku boros manusia saat menggunakan air. Foto: Repro Cnnindonesia.com

" Permasalahan kelangkaan air berakar dari perolehan sumber air bersih yang memburuk dan juga ketersediaan sumber air yang menipis "

KOLAKA, TELISIK.ID - Krisis air bersih akan mempengaruhi kehidupan manusia dan makhluk lainnya di muka bumi.

Krisis air adalah minimnya jumlah air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air di suatu wilayah.

Menurut data dari World Wild Life terdapat 1,1 miliar orang di seluruh dunia kekurangan akses ke air. Ada 2,7 miliar manusia mengalami kelangkaan air setidaknya selama satu bulan dalam setahun.

Sanitasi air yang tidak memadai menjadi masalah bagi 2,4 miliar orang. Karena ini banyak yang terpapar penyakit seperti kolera dan demam tifoid, serta penyakit yang ditularkan melalui air lainnya. Korban meninggal terbanyak dari kalangan anak-anak, generasi masa depan.

Diperkirakan pada tahun 2025 mendatang dengan tingkat konsumsi air sama dengan saat ini, akan ada dua pertiga populasi dunia mungkin menghadapi kekurangan air. Ekosistem kehidupan di seluruh dunia pun akan lebih menderita.

Untuk menghindari kelangkaan air salah satunya adalah dengan memastikan kelangsungan daur air tidak terganggu. Daur air dipengaruhi oleh cahaya matahari, suhu udara, arah angin, dan kelembapan udara.

Permasalahan kelangkaan air berakar dari perolehan sumber air bersih yang memburuk dan juga ketersediaan sumber air yang menipis.

Di Indonesia sendiri yang memiliki 6? persediaan air dunia, beberapa daerah masih kekurangan pasokan air bersih.

Berikut ini beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan kelangkaan air bersih dilansir dari berbagai sumber.

1. Over Populasi

Ketika populasi meningkat tinggi seiring dengan laju pertumbuhan, tentu permintaan sumber daya baru akan menghasilkan tekanan tambahan pada sumber-sumber air bersih.

Apalagi jika over populasi diikuti meningkatnya pertumbuhan industri. Lahan serapan air semakin banyak yang diolah dan dijadikan gedung, maka akan mengurangi cadangan air di dalam tanah.

Tak hanya kelangkaan air, over populasi menyebabkan masalah lainnya. Di antaranya hilangnya keanekaragaman hayati.

2. Merusak Alam

Aktivitas manusia yang melakukan eksploitasi menyebabkan kerusakan lingkungan. Misalnya eksploitasi hutan berlebihan tanpa diimbangi dengan reboisasi, dsn pencemaran udara.

Perubahan iklim pun terjadi, hingga tidak menentu sehingga dapat menyebabkan bencana kekeringan di berbagai wilayah.

3. Perubahan Iklim

Perubahan iklim mengubah pola cuaca dan air di seluruh dunia, menyebabkan kekurangan dan kekeringan di beberapa daerah dan banjir di tempat lain.

Daerah yang tidak memiliki curah hujan yang cukup akan mengalami peristiwa kekeringan yang berkepanjangan, apalagi di musim kemarau.

Ada beberapa daerah yang dilanda kekeringan dalam waktu sangat lama. Sementara itu daerah lainnya mengalami kekeringan pada masa tertentu saja.

4. Konflik yang Berkepanjangan

Di daerah dengan periode konflik yang berkepanjangan seperti  Palestina dan Pakistan berakibat juga pada kelangkaan air.

Konflik perebutan lahan dan peperangan dapat menyebabkan polusi air yang diakibatkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya.

5. Sistem Pertanian yang Tidak Efisien

Pada aktivitas pertanian, mayoritas petani akan memanfaatkan air tawar yang tersedia. Disebabkan oleh metode pertanian yang kurang efisien menyebabkan hingga 60% air terbuang.

Irigasi yang bocor juga berpengaruh dalam terjadinya krisis air bersih. Apalagi air dari lahan pertanian yang mengandung pestisida dan pupuk yang hanyut, bisa menyebabkan polusi air.

Baca Juga: Yuk Berubah, Kenali 7 Tanda Orang Egois

Baca Juga: Yuk, Kenali 7 Tanda Kalau Sebenarnya Kamu Orang yang Bermental Kaya

6. Polusi Air

Polusi air dapat terjadi karena pestisida dan pupuk yang hanyut dari aktivitas pertanian. Atau juga disebabkan limbah industri, rumah sakit, atau aktivitas pertambangan yang abai ketentuan dokumen lingkungan.

Ulah masyarakat yang kerap membuang sampah dan kotoran lainnya ke sungai juga menjadi masalah. Apalagi tidak disertai dengan instalasi pengolahan air.

7. Perilaku Boros

Hal yang sering kita dilakukan adalah berlebih-lebihan dan tidak bijak saat menggunakan air. Misalnya membuang percuma sisa minuman dalam air kemasan.

Kebiasaan hemat dalam mengunakan air perlu dipraktikkan sejak dini dan dari diri sendiri. Setidaknya kita tidak berkonstribusi terjadinya krisis air.

Beberapa cara menghemat air antara lain, menutup kran dengan rapat setelah selesai menggunakan; mandi dan mencuci pakaian dengan air secukupnya; juga menampung air hujan untuk mencuci baju, menyiram tanaman, dan lainnya.

Jika tidak sejak dini kita menggunakan air, maka bisa jadi anak-cucu generasi mendatang akan mengalami krisis air bersih. (C)

Reporter: Haidir Muhari

Editor: Fitrah Nugraha

Artikel Terkait
Baca Juga