Ini Bahayanya Pakai GB WhatsApp, Risiko Mengintai
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Selasa, 02 Agustus 2022
0 dilihat
WhatsApp sebagai aplikasi terpopuler mendapat tantangan hebat dengan kemunculan GB WhatsApp. Foto: Repro Unsplash
" GB WhatsApp adalah aplikasi ilegal yang berbahaya bagi keamanan data dan perangkat penggunanya "
KENDARI, TELISIK.ID - WhatsApp sebagai aplikasi pesan terpopuler mendapat tantangan hebat dengan kemunculan GB WhatsApp.
Mencatut nama WhatsApp, GB WhatsApp adalah aplikasi ilegal yang berbahaya bagi keamanan data dan perangkat penggunanya. Meski punya fitur menggoda, banyak risiko yang mengintai Anda jika menginstal GB WhatsApp.
Fitur-fitur seperti dua akun dalam perangkat yang sama, balasan pesan otomatis, hingga sanggup mengirim gambar beresolusi tinggi menjadi godaan untuk menggunakan GB WhatsApp. Pasalnya, fitur-fitur tersebut tidak dimiliki oleh WhatsApp resmi besutan Meta milik Mark Zuckerberg.
GB WhatsApp atau WA GB punya tampilan yang menyerupai aplikasi, tapi dengan beberapa fitur tambahan. Ini adalah versi modifikasi dari WhatsApp resmi yang telah dibuat oleh pengembang (developer) pihak ketiga.
Meski memiliki banyak fitur yang tidak dimiliki aplikasi WhatsApp, download GB WhatsApp tidak disarankan. Selain merupakan tindakan ilegal, aplikasi GB WhatsApp belum tentu aman untuk privasi Anda. Aksi sadap dan pencurian data sangat dekat mengintai para pengguna GB WhatsApp.
Menginstal GB WhatsApp apalagi sampai menggunakannya, bukan pilihan yang bijak dan berisiko. Penggunaan GB WhatsApp berbahaya karena perangkat Anda bisa disadap dan rawan pencurian data. Berikut bahaya GB WhatsApp yang mengintai Anda.
1. Ancaman Diblokir
Melansir CNBCIndonesia.com, WhatsApp diklaim bakal menindak tegas pengguna GB WhatsApp dengan melakukan blokir akun, secara sementara hingga permanen. WhatsApp juga menyatakan tidak bertanggung jawab atas penggunaan aplikasi GB WhatsApp karena tidak dapat divalidasi keamanannya.
2. Ancaman Virus
Baca Juga: 17 Aplikasi Android yang Bisa Bobol Rekening
GB WhatsApp berpotensi merusak smartphone Anda dengan menghadirkan ancaman virus yang lebih berbahaya. Ini terjadi karena tidak adanya sistem Play Protect atau proteksi lain dari GB WhatsApp. Virus malware dan spyware bakal sangat mudah masuk ke smartphone.
3. Rendah Privasi
WhatsApp resmi besutan Meta mengedepankan privasi pengguna, ini terlihat dari fitur enkripsi End-to-end yang berfungsi untuk mengamankan percakapan pesan pengguna. Namun, GB WhatsApp melakukan hal sebaliknya. Bahkan, pesan yang telah ditarik masih dapat dilihat oleh pengguna GB WhatsApp.
4. Tidak Ada Pemeriksaan Keamanan
WhatsApp resmi rajin memonitor keamanan penggunanya secara berkala. Tindakan ini bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, misal peretasan keamanan yang mengancam privasi Anda. Sementara, GB WhatsApp tidak peduli dengan keamanan penggunanya.
5. Tidak Ada Fitur Back-up
WhatsApp resmi punya fitur back-up untuk mencadangkan pesan. Jadi, data-data penting Anda tidak akan hilang hanya karena berganti perangkat. Namun, GB WhatsApp tidak punya fitur back-up yang membuat data-data, seperti dokumen, foto, dan video bisa hilang saat berganti perangkat.
6. Tidak Ada Update Otomatis
Jangan berharap banyak dengan GB WhatsApp karena aplikasi ilegal ini tidak menyediakan update otomatis seperti yang dimiliki WhatsApp resmi. Pengguna GB WhatsApp harus melakukan update secara manual melalui file APK yang ada di website tertentu yang bisa saja berisi malware.
7. Membahayakan Perangkat
Melansir CNN Indonesia.com, WhatsApp terlarang versi modifikasi lebih rentan disuntikkan malware dan spyware terhadap perangkat yang Anda gunakan seperti smartphone Anda.
Baca Juga: Aplikasi Zoom Kini Sediakan Fitur Bahasa Indonesia
Selain itu WhatsApp modifikasi lebih mungkin membawa virus yang dapat membahayakan perangkat, data, serta keamanan privasi pengguna.
8. Mengandung Iklan
Pengembang WhatsApp modifikasi rata-rata meraup pendapatan dari hasil iklan yang dipasang pada beranda aplikasi. Keberadaan iklan tersebut tentu dapat mengganggu pengguna saat sedang menjalankan aplikasi.
Iklan pada aplikasi juga dapat disusupi virus serta dapat menggiring pengguna pada situs yang berbahaya. (C)
Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Haerani Hambali