Inovasi Kepala Desa Ini Membuat Warganya Hidup Makmur

Thamrin Dalby, telisik indonesia
Jumat, 02 April 2021
0 dilihat
Inovasi Kepala Desa Ini Membuat Warganya Hidup Makmur
Kepala Desa Amba Kumina, Sahlan Tawulo, SH (kiri), bersama akademisi UHO, Dr. Ahmad, SE, M.Si. Foto: Thamrin Dalby/Telisik

" Sejak pandemi corona melanda bangsa kita, warga desa saya sangat terpuruk Pak. Karena hampir seluruh hasil ladang yang mereka jual di pasar, hasilnya sangat mengecewakan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, hampir tidak cukup. "

KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Masa pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh dunia, menyebabkan masyarakat mengalami keterpurukan ekonomi.

Tak terkecuali warga Desa Amba Kumina, Kecamatan Laea, Kabupaten Konawe Selatan. Desa yang memiliki warga sebanyak 146 kepala keluarga ini berusaha bangkit dari keterpurukan, dan kini sukses mendapatkan penghasilan yang fantastis, setiap KK berpenghasilan Rp 15 juta setiap bulannya.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa Amba Kumina, Sahlan Tawulo, SH. Dia mengatakan, sejak mewabahnya COVID-19, warga desanya sangat terpuruk dalam masaalah ekonomi. Hingga hampir seluruh hasil bumi yang dipanen oleh masyarakatnya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Saat mereka membawa hasil bumi tersebut ke pasar, terkadang tidak laku.

Sahlan Tawulo kemudian berinovasi, mengubah sistem pertanian warganya dengan menggunakan pola tanam jangka menengah yaitu bercocok tanam nilam.

Dengan menggunakan dana desa, Ia mulai mengumpulkan seluruh warganya untuk mengelola lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang Ia perjuangkan menjadi APL (Areal Penggunaan Lain ) untuk dikelola oleh warganya dengan cara menanam nilam.

Baca juga: Seorang Santri di Konawe Tewas Tenggelam di Bendung Meluhu

Di lahan seluas 290 Ha, setiap KK memperoleh lahan seluas 2 (dua) hektar. Dan bibit nilam diberikan secara gratis. Per 2 Ha lahan, Ia bagi menjadi delapan blok dengan delapan kali penanaman, hingga pada saat blok kedelapan warga menanam, blok pertama telah dapat dipanen.

Setiap bloknya mampu menghasilkan 14 kg minyak nilam dengan harga per kilonya Rp 450 ribu, hingga setiap KK mendapatkan penghasilan Rp 15 juta setiap bulan.

"Sejak pandemi corona melanda bangsa kita,  warga desa saya sangat terpuruk Pak. Karena hampir seluruh hasil ladang yang mereka jual di pasar, hasilnya sangat mengecewakan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, hampir tidak cukup," ungkap Sahlan Tawulo.

"Hingga akhirnya, dana desa saya alihkan seluruhnya untuk menanam nilam dan memanfaatkan lahan HTI yang telah saya urus statusnya melalui Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menjadi APL. Saya bagi-bagikan kepada setiap KK seluas 2 Ha. Seluruh pembiayaan dan bibitnya saya gratiskan dengan memanfaatkan dana desa. Dan Alhamdulillah,  semua warga sudah bisa menikmati hasilnya dari bercocok tanam  nilam," tambahnya.

Sisa lahan APL yang luasnya 180 Ha, oleh Sahlan Tawulo, akan dijadikan sebagai kebun percontohan penanaman pohon poral, agar warga mendapatkan penghasilan tambahan. Program ini akan Ia prioritaskan kepada pemuda yang masih menganggur.

Saat ini, warga Desa Amba Kumina, Kecamatan Laea, sudah bisa merasakan hasil keringat mereka. Bahkan desa tersebut kini sedang berbenah untuk mewakili Kecamatan Laea mengikuti lomba desa tingkat Kabupaten Konawe Selatan. (A)

Reporter: Thamrin Dalby

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga