Jangan Datangi Dukun dan Peramal, Ganjarannya Sangat Berat

Haerani Hambali, telisik indonesia
Rabu, 12 Januari 2022
0 dilihat
Jangan Datangi Dukun dan Peramal, Ganjarannya Sangat Berat
Orang yang melakukan praktik dukun dan orang yang mendatangi dukun termasuk dosa besar. Foto: Repro NU Online

" Allah Subhanahu wa Ta’ala mengecam praktik perdukunan dan melarang keras mendatangi dukun "

KENDARI, TELISIK.ID - Islam mengecam berbagai macam praktik perdukunan dan melarang keras untuk mendatangi dukun.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan bertanya kepadanya tentang suatu perkara, maka salatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari” (HR. Muslim).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia membenarkan ucapannya, maka dia berarti telah kufur pada Al-Quran yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad, hasan).

Melansir Muslim.or.id, dukun adalah orang yang mengaku mengetahui perkara yang gaib. Termasuk kategori dukun adalah paranormal, tukang ramal, ahli nujum, dan yang semisal mereka.

Menurut Islam, siapa saja yang menceritakan tentang perkara di masa datang yang belum terjadi atau mengaku mengetahui perkara gaib, maka statusnya adalah dukun.

Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib kecuali hanya Allah.” (QS. An-Naml: 65).

Para rasul pun tidak mengetahui perkara gaib kecuali hanya sedikit dari yang telah Allah ajarkan kepada mereka,

“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang gaib itu kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya. Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.”  (QS. Al-Jin: 26-27).

Baca Juga: Tanda Kiamat Makin Dekat, Munculnya Binatang Melata yang Dapat Berbicara

Allah telah memberi sedikit ilmu tentang perkara gaib kepada para rasul-Nya sebagai hujjah dan sekaligus menunjukkan mukjizat yang ada pada mereka.

Umat Islam wajib mendustakan para dukun, tukang ramal, dan sejenisnya. Barangsiapa yang membenarkannya, atau ragu tentang kedustaannya, atau tidak membenarkan dan juga tidak mendustakan, maka dia telah kufur dengan apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam. Oleh karena itu, wajib untuk meyakini kedustaaan para dukun.

Hadis di atas juga menjelaskan haramnya mendatangi dukun meskipun tidak membenarkan ucapannya.

Hukuman bagi orang yang mendatangi dukun sangat keras, salat mereka tidak akan diterima di sisi Allah Ta’ala, maksudnya tidak akan mendapat pahala sama sekali.

Membenarkan ucapan dukun hukumannya lebih keras lagi, yaitu dianggap kufur terhadap apa yang Allah Ta’ala turunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang dimaksud adalah kufur terhadap Al Qur’an dan al-hadis.

Hal ini karena tidak akan pernah bersatu pembenaran terhadap apa yang Allah turunkan kepada Muhammad dengan apa yang disampaikan oleh dukun yang merupakan perbuatan setan.

Hadis ini juga menunjukkan para penguasa wajib memberi hukuman kepada para dukun dan orang yang mendatanginya. Hal ini penting untuk menjaga kaum muslimin dari kejelekan mereka dan menjaga masyarakat dari berbagai kerusakan yang ditimbulkannya.

Kerusakan karena perdukunan berakibat sangat parah karena merusak akidah tauhid. Selain itu juga akan menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran di tengah masyarakat, karena dukun akan memunculkan teror dengan berbagai berita dusta kepada masyarakat. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,

“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka rasa ketakutan. “ (QS. Al-Jin: 6).

Dikutip Republika.co.id dari buku Ambilah Aqidahmu dari Al-Qur’an dan As-sunnah yang Shahih yang dipahami Shahabat Radhiyallahu Anhuma, seorang Muslim tidak boleh mempercayai pernyataan ghaib dari arraaf (orang yang mengaku memiliki pengetahuan tentang yang gaib) dan peramal untuk mengetahui yang gaib.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan beberapa hal yang secara pasti hanya Allah yang mengetahui. 

Baca Juga: Tercelanya Sikap Tergesa-gesa Dalam Islam

Pertama, pengetahuan akan hari kiamat. Kedua, pengetahuan akan turunnya hujan. Ketiga, pengetahuan akan janin yang berada di dalam rahim. Keempat, pengetahuan akan perbuatan manusia di waktu mendatang. Kelima, pengetahuan akan matinya bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal.” (QS Luqman ayat 34) .   

Sihir merupakan bentuk dari kekufuran. Kufur sama dengan tidak memiliki iman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:   

"...hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia..." (QS Al Baqarah ayat 102). 

Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda,

"Jauhilah tujuh hal yang membinasakan (dosa besar): menyekutukan Allah, dan sihir... (HR Muslim). (C)

Reporter: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga