Kadis Kesehatan: Tak Perlu Takut Dikarantina, Itu Bukan Penyiksaan
Siswanto Azis, telisik indonesia
Kamis, 04 Juni 2020
0 dilihat
Kadis Kesehatan Sultra, dr. H Muh. Ridwan. Foto: Ist.
" Jadi, jangan sampai ada yang beranggapan karantina itu seperti penyiksaan, tidak boleh. "
KENDARI, TELISIK.ID - Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara, dr. H Muhammad Ridwan mengungkapkan, proses karantina bagi warga yang diduga terpapar COVID-19 maupun bagi para pelaku perjalanan yang datang dari zona merah adalah hal yang biasa.
dr. Ridwan mengatakan, warga tidak perlu beranggapan bahwa karantina itu seperti penyiksaan.
Sebab, prosedur karantina bagi setiap warga merupakan bagian dari protokol kesehatan dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19.
Pernyataan itu disampaikan dr. Radwan menanggapi kasus pasien dalam pengawasan (PDP) yang memilih kabur dari rumah sakit, hingga berujung pengusiran para tenaga medis saat akan menjemput pasien tersebut di beberapa wilayah.
"Jadi, jangan sampai ada yang beranggapan karantina itu seperti penyiksaan, tidak boleh,” kata dr. Ridwan kepada Telisik.id, Kamis (4/6/2020).
Terkait aksi pengusiran warga terhadap petugas medis berpakaian APD lengkap yang saat itu datang untuk menjemput di beberapa wilayah, ia mengaku sangat menyesalkan kejadian tersebut.
Baca juga: Menuju New Normal, Masjid di Kendari Akan Kembali Dibuka
Dia menuturkan, penolakan warga itu mengindikasikan bahwa masyarakat belum sadar tentang tugas tenaga medis di tengah pandemi COVID-19 dan betapa bahayanya virus tersebut.
"Warga selalu bilang kepada tenaga medis ‘kalian tidak merasakan apa yang kami rasakan di lokasi karantina’, nah tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 juga wajib di karantina mereka yang menangani pasien COVID-19 itu tidak pulang ke rumah dan mereka itu dikarantina juga,” ungkap dia.
dr. Ridwan mengaku, sangat memahami aksi penolakan warga tersebut. Namun, dia menilai cara tersebut sangat tidak tepat dilakukan, karena hal itu justru akan membahayakan keselamatan banyak warga.
"Kalau pasien itu ternyata positif bagaimana? Itu kan dia sudah bersentuhan dengan keluarganya, teman-temannya, nah ini yang belum dipahami,” tutup Kadis Kesehatan Sultra, dr. H Muhammad Ridwan.
Reporter : Siswanto Azis
Editor: Sumarlin