Karena Keistimewaannya, Salat Sunnah Ini Tetap Dilakukan Rasululllah Meski Sedang Sakit
Haerani Hambali, telisik indonesia
Kamis, 16 September 2021
0 dilihat
Begitu banyak salat sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, salah satunya yang beliau utamakan ialah sunnah rawatib. Foto: Repro riaubaru.com
" Dua rakaat fajar (salat sunnah sebelum subuh) itu lebih baik daripada dunia seisinya "
KENDARI, TELISIK.ID - Menunaikan salat sunnah bisa menjadi cara untuk menyempurnakan salat wajib. Begitu banyak salat sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, salah satunya yang beliau utamakan ialah sunnah rawatib.
Berdasarkan waktu pengerjaannya, salat sunnah rawatib terbagi menjadi dua, yakni dikerjakan sebelum (qabliyah) dan sesudah (ba'diyah) salat fardhu (wajib). Dengan jumlah keseluruhan dalam sehari, ada 22 rakaat.
Sementara pembagian salat sunnah rawatib berdasar anjuran pelaksanaan, juga terbagi menjadi dua, yakni salat sunnah rawatib muakkad atau sangat dianjurkan dan ghairu muakkad atau tidak terlalu ditekankan.
Dikutip dari detik.com, menurut Ulama Hanafiyah, sunnah muakkad semakna dengan wajib. Hanya saja, tingkatannya sedikit di bawah fardhu (wajib), yaitu sesuatu yang ditetapkan dalil namun masih memiliki kesamaan.
Sementara iru, Ulama Hanabilah berpendapat bahwa sunnah ghoiru muakkad adalah sesuatu yang jika dikerjakan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapatkan siksa.
Artinya, salat sunnah rawatib muakkad adalah salat sunnah yang mengiringi salat lima waktu dengan hukum yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
Keistimewaan Salat Sunnah Rawatib Muakkad
Tentang kesitimewaan salat sunnah rawatib muakkad, mengutip dari buku Panduan Lengkap Salat Sunnah Rekomendasi Rasulullah yang ditulis oleh Zezen Zainal Alim, Rasulullah pernah mengatakan bahwa dua rakaat sebelum salat subuh lebih baik daripada dunia beserta isinya.
Riwayat lainnya juga menyebutkan keistimewaan dari salat sunnah ini, di antaranya:
Artinya: "Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan salat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zuhur, dua rakaat setelah zuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya dan dua rakaat sebelum subuh." (HR. Tirmizi).
Bahkan, Rasul menyempatkan salat sunnah ini saat berpergian maupun keadaan sakit.
Diriwayatkan dari istri Rasul, Aisyah RA, yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: "Dua rakaat fajar (salat sunnah sebelum subuh) itu lebih baik daripada dunia seisinya." (HR. Muslim).
Hadis lain juga menyebut, dengan mengerjakan salat runnah rawatib sebelum dan sesudah salat zuhur akan terhindar dari api neraka, sebagaimana bunyi hadis berikut:
Artinya: "Barangsiapa yang mengerjakan dengan rutin empat rakaat sebelum zuhur dan empat rakaat sesudahnya, maka Allah mengharamkan api neraka baginya," (HR. At Tirmidzi dan Imam Ahmad).
Sedangkan tata cara cara salat sunnah rawatib, sama dengan menunaikan salat pada umumnya. Namun ia memiliki keistimewaan tersendiri sehingga Rasul SAW, selalu menjaga tetap istiqomah menunaikan setiap hari.
Jika dihitung secara keseluruhan pembagian salat sunah rawatib, bisa mencapai 22 rakaat. Namun yang paling dianjurkan ialah salat sunnah rawatib muakkad yang jumlah rakaatnya jika ditotal 12 rakaat. Meski begitu, salat sunah itu tak wajib.
"Dari Abdullah bin Mughaffal radhiallahu anhu, ia berkata: "Bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, di antara dua adzan (adzan dan iqamah) itu ada salat, di antara dua adzan itu ada salat, di antara dua adzan itu ada salat. Kemudian pada ucapannya yang ketiga dia menambahkan: bagi yang mau (mengerjakannya)". (Muttafaqun alaih). Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.
Salat Sunnah Rawatib yang Dianjurkan
Salat sunah rawatib muakkad sangat dianjurkan. Sampai disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW, bagi yang mengerjakannya akan dibuatkan rumah oleh Allah di surga.
"Barangsiapa yang salat 12 rakaat di dalam sehari semalam maka dibangunkan baginya sebuah rumah di dalam surga." (HR Muslim no 728).
Berikut jumlah salat sunnah rawatib muakkad, sebagaimana tertulis dalam hadis riwayat at-Tirmidzi nomor 414:
2 rakaat sebelum salat Subuh.
4 rakaat sebelum salat Zuhur.
2 rakaat sesudah salat Zuhur.
2 rakaat sesudah salat Magrib.
2 rakaat sesudah salat Isya.
Dari Ummu Habibah Radhiallaahu anha, ia berkata: "Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, Barangsiapa salat dalam sehari semalam dua belas rakaat akan dibangun untuknya rumah di surga, yaitu; empat rakaat sebelum zuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah magrib, dua rakaat sesudah isya dan dua rakaat sebelum salat subuh." (HR. At-Tirmidzi, ia mengatakan, hadis ini hasan shahih).
Baca Juga: Ternyata Ini Amalan yang Dapat Menjadi Pembuka Berkah Pintu Rezeki
Baca Juga: Ingin Dibangunkan Rumah di Surga? Lakukan Amal Saleh Ini
Salat Sunnah Rawatib Ghairu Muakkad
Kemudian salat sunnah rawatib ghairu muakkad, atau yang tidak terlalu ditekankan untuk dilaksanakan. Berikut jumlah rakaat dan waktunya:
2 atau 4 rakaat sebelum salat Ashar (dikerjakan dua kali salam jika 4 rakaat).
2 rakaat sebelum salat Magrib.
2 rakaat sebelum salat Isya.
Berdasarkan dalil yang dijelaskan oleh Nabi SAW: As-Syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahullah berkata: "Salat sunnah rawatib terdapat di dalamnya salam. Seseorang yang salat rawatib empat rakaat maka dengan dua salam bukan satu salam, karena sesungguhnya nabi bersabda: Salat (sunnah) di waktu malam dan siang dikerjakan dua rakaat salam dua rakaat salam." (Majmu Fatawa As-Syaikh Al-Utsaimin 14/288).
Dalil Salat Sunnah Rawatib
Rasulullah SAW amat menjaga ibadah salat sunnah rawatib hingga Beliau tak pernah meninggalkannya. Beliau selalu berusaha istiqomah menjaganya setiap hari.
Hal ini berdasarkan hadis berikut:
"Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata: Aku ingat dari Nabi SAW sepuluh rakaat; dua rakaat sebelum salat zuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah salat maghrib di rumahnya, dua rakaat sesudah salat isya di rumahnya, dan dua rakaat sebelum salat subuh." (HR. al-Bukhari, Muslim, dan Imam-imam yang lain).
"Diriwayatkan dari 'Aisyah, bahwasanya Nabi SAW tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum salat zuhur dan dua rakaat sebelum salat subuh." (HR. al-Bukhari dan Abu Dawud).
Dari hadis riwayat Aisyah tersebut, dipahami bahwa Rasulullah SAW mengerjakannya di rumah, bukan di masjid. Tapi tidak menutup kemungkinan bila menunaikan salat sunnah rawatib di masjid, semisal karena khawatir akan tertinggal waktu berjamaah. Sebagai umat Islam, alangkah baiknya mampu meniru teladan Nabi Muhammad SAW. (C)
Reporter: Haerani Hambali
Editor: Fitrah Nugraha