Keistimewaan Seorang Mualaf Menurut Islam
Haerani Hambali, telisik indonesia
Jumat, 03 Maret 2023
0 dilihat
Pimpinan Pesantren An-Naba Center, KH Syamsul Arifin Nababan saat membimbing mualaf bersyahadat. Mualaf memiliki banyak keutamaan di dalam Islam. Foto: Repro Republika.co.id
" Keistimewaan bagi mualaf adalah mendapat ampunan dosa dari Allah Subhanahu wa Ta'ala "
KENDARI, TELISIK.ID - Dalam ajaran Islam, seorang mualaf diartikan sebagai orang yang baru masuk Islam, baik itu laki-laki maupun perempuan. Mereka yang mualaf sebelumnya memeluk agama lain
Seorang mualaf memiliki banyak keistimewaan. Berikut ini enam di antaranya, dilansir dari Okezone.com.
1. Mendapat ampunan
Keistimewaan pertama bagi mualaf adalah mendapat ampunan dosa dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman dalam Surat Al Anfal ayat 38: "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, 'Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (ketetapan Allah) terhadap orang-orang dahulu'." (QS Al Anfal: 38)
2. Dihindarkan dari azab
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al Maidah ayat 36, seseorang mualaf akan terhindar dari pedihnya azab.
Baca Juga: Deretan Tanda Kiamat Sudah Terjadi Saat Ini
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih." (QS Al Maidah: 36).
3. Dihapus keburukan
Orang yang baru memeluk Islam akan dihapus segala keburukannya yang dilakukan sebelumnya. Kebaikan yang dia lakukan akan mendapat pahala lebih jika menjalankan kehidupan sesuai syariat agama Islam.
4. Tidak ada penyesalan di hari akhir
Seorang mualaf akan terbebas dari penyesalan atas dosa yang telah dilakukan. Sebab mereka sudah lebih awal mengakui bahwa Islam merupakan agama yang dirahmati Allah Subhanahu wa ta'ala.
"Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), 'Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal salih, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin'." (QS As-Sajadah: 12).
5. Dijauhkan dari perbuatan sia-sia
Seorang mualaf akan terhindar dari perbuatan sia-sia. Bahkan jika ia menjadi seorang Muslim yang istiqamah dan taat terhadap syariat, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membalasnya dengan pahala serta kebaikan di dunia maupun akhirat kelak.
6. Dijauhkan dari kerugian
Seseorang mualaf akan dijauhkan dari kerugian dan mendapat pahala atas kebaikan yang dilakukan. Sebab jika seseorang masih tidak percaya Allah Subhanahu wa Ta'ala, apa pun bentuk kebaikan yang dilakukan di dunia ini tidak akan mendapat balasan kebaikan dari Allah Ta'ala.
Baca Juga: Yuk Perbanyak Puasa di Bulan Syaban, Ini Keutamaannya
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam surat Al Kahfi Ayat 105:
"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan kufur terhadap perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi atau amalan mereka pada hari kiamat."
7. Teladan yang Baik
Mengutip umma.id, menjadi seorang mualaf merupakan teladan yang baik bagi semua orang dan sebuah petunjuk bahwa Allah dapat memberikan hidayah kepada siapa saja.
Pelajarannya adalah seorang tidak diperkenankan melihat orang lain dari masa lalunya atau merasa paling benar karena manusia tidak pernah tahu apa rencana Allah untuk hamba-hamba-Nya.
Itulah beberapa keistimewaan mualaf. Perlu diingat bahwa semua keistimewaan itu berlaku bagi orang yang bersungguh-sungguh berpedoman pada Al-Qur'an dan hadis. (C)
Pemulis: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS