Kisah Inspiratif Gabriel Al Romaani: Mualaf Setelah Tersentuh Bacaan Al-Qur'an

Merdiyanto , telisik indonesia
Selasa, 04 November 2025
0 dilihat
Kisah Inspiratif Gabriel Al Romaani: Mualaf Setelah Tersentuh Bacaan Al-Qur'an
Gabriel Al Romaani memutuskan menjadi mualaf saat mengalami keraguan atas konsep ketuhanan dalam Kristen. Foto: Repro booking page

" Gabriel Keresztes Al Romaani, seorang tokoh Muslim asal Romania yang kini berbasis di Kanada dan Malaysia, terus menginspirasi umat Islam melalui kisah konversinya yang luar biasa "

JAKARTA, TELISIK.ID - Gabriel Keresztes Al Romaani, seorang tokoh Muslim asal Romania yang kini berbasis di Kanada dan Malaysia, terus menginspirasi umat Islam melalui kisah konversinya yang luar biasa.

 pada tahun 1983 di Transylvania, Romania, Gabriel dibesarkan dalam keluarga Kristen campuran yang melibatkan denominasi Katolik, Ortodoks, dan Unitarian.

Sejak kecil, ia sudah sangat taat beragama, sering membaca Alkitab, memimpin doa bersama anak-anak tetangga, dan bahkan diharapkan menjadi pendeta oleh neneknya yang saleh.

Pengaruh era Komunis di Romania membuatnya pindah ke Kanada, di mana ia mengejar pendidikan tinggi di bidang Biologi, Psikologi Neurosains, dan Pendidikan di University of Windsor.

Perjalanan spiritual Gabriel menuju Islam dimulai saat kuliah di Kanada, ketika ia berteman dengan seorang Muslim asal Bosnia bernama Kamal.

Baca Juga: Willie Salim Mualaf, Ustaz Derry Sulaiman: Sudah Hafal Al Fatihah

Diskusi tentang konsep ketuhanan dalam Kristen, seperti Trinitas, membuatnya ragu. Ia terkesan melihat Kamal shalat secara konsisten, bahkan di tengah aktivitas sosial seperti pesta atau pertandingan sepak bola.

Gabriel menyadari bahwa cara shalat Kamal mirip dengan deskripsi doa para nabi dalam Alkitab, termasuk Yesus yang sujud di Taman Getsemani.

Hal ini memicu keraguan lebih dalam terhadap ajaran Kristen yang ia pelajari dari pendeta dan guru agamanya, seperti dilansir dari viva.co.id, Selasa (4/11/2025).

Meski sukses sebagai atlet sepak bola dan menikmati kehidupan duniawi, Gabriel merasa hampa. Mimpi-mimpi aneh, seperti ditusuk di pesta dan melihat cahaya di langit gelap, serta mimpi tentang Yesus yang menolak klaim ketuhanannya, menjadi panggilan ilahi baginya.

Saat pertama kali mendengar bacaan Al-Qur’an, ia merasa tersentuh mendalam, seolah Al-Qur’an melanjutkan pesan Taurat dan Injil dengan konsep tauhid yang murni.

Ia membaca Al-Qur’an setiap malam, dan merasa seperti berdialog langsung dengan Tuhan. Akhirnya, pada tahun 2003, ia mengucapkan syahadat di hadapan Kamal, merasakan beban hilang dan tidur nyenyak untuk pertama kalinya.

Setelah menjadi mualaf, Gabriel dengan cepat beradaptasi dengan ibadah Islam seperti shalat lima waktu dan puasa Ramadhan, meski menghadapi tantangan seperti kurangnya dukungan keluarga awalnya.

Ia kagum dengan persaudaraan umat Islam (ummah), yang ia rasakan saat bepergian ke berbagai negara, termasuk Afrika, di mana ia bisa terhubung dengan Muslim lain hanya melalui salam dan ibadah bersama.

Kini, Gabriel adalah seorang coach Positive Islamic Psychology, konsultan pendidikan, dan presenter media yang muncul di saluran seperti Peace TV, Huda TV, dan Iqraa TV.

Baca Juga: Perjalanan Kocak King Aloy Mualaf dari Ketua Komsel Gereja hingga Viral di Podcast Agak Laen

Ia lulus dari Mishkah University dengan gelar Sarjana Studi Islam dan sedang mengejar Master di University Malaya, Malaysia.

Melansir pipcoaches.com, Selasa (4/11/2025), fokusnya pada dua proyek utama yaitu pendidikan dan konseling, termasuk menerjemahkan buku-buku Islam ke bahasa Romania, mengajar anak-anak dan lansia, serta dakwah untuk Muslim dan non-Muslim.

Ia juga menjalankan kursus seperti "Muslim Alpha Men" dan "The Deen Method" untuk pernikahan, serta aktif di media sosial seperti Instagram (@galromaani) dan X (@alromaani) dengan ribuan pengikut.

Kisah Gabriel menekankan pentingnya niat ikhlas dalam mencari kebenaran, seperti yang ia kutip dari hadis tentang amal dinilai dari niatnya.

Bagi non-Muslim, ia menyampaikan bahwa Islam bukan sekadar agama, tapi cara hidup yang menyelesaikan masalah eksistensial seperti insomnia, rasisme, dan korupsi. (C)

Penulis: Merdiyanto

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga