Kisah Mualaf Sensei Sugimoto dari Buddha Jadi Penerjemah Al-Qur'an ke Bahasa Jepang
Merdiyanto , telisik indonesia
Jumat, 20 Desember 2024
0 dilihat
Sensei Sugimoto membagikan Al-Qur'an terjemah bahasa Jepang. Foto: Repro instagram @hajjsugimoto
" Sensei Sugimoto, seorang tokoh yang dulunya menganut agama Buddha, kini telah menjalani perjalanan spiritual yang luar biasa. Ia memeluk Islam dan mengabdikan diri untuk menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Jepang "
JAKARTA, TELISIK.ID - Sensei Sugimoto, seorang tokoh yang dulunya menganut agama Buddha, kini telah menjalani perjalanan spiritual yang luar biasa. Ia memeluk Islam dan mengabdikan diri untuk menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Jepang.
Sebagai bintang tamu di YouTube Daniel Mananta, Sugimoto, berbagi kisah inspiratifnya tentang perjalanan menjadi seorang mualaf. Kisahnya semakin menarik perhatian publik setelah berhasil menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Jepang.
Sugimoto, berasal dari keluarga beragama Buddha, pertama kali mengenal Islam saat bersahabat dengan seorang mahasiswa Muslim dari Bangladesh.
"Saya aslinya berasal dari kota Seko, Distrik Gifu. Saya lahir di dalam keluarga Jepang yang normal. Keluarga kami beragama Buddha. Tapi hanya di nama saja, biasanya begitu," cerita Sugimoto seperti dikutip Suara.com, Jumat (20/12/2024).
Baca Juga: Cerita Ayana Moon Mualaf di Usia 7 Tahun, Ditentang Keluarga yang Phobia Islam
"Namun ketika saya kuliah usia 19 tahun ketika itu, saya bertemu dengan seorang mahasiswa muslim dari Bangladesh. Bagi saya itu pertama kalinya (melihat orang Muslim) di Jepang. Lalu kami bersahabat," lanjutnya.
Hidup Sugimoto mengalami perubahan drastis setelah diajak sahabatnya ke Bangladesh. Pengalaman budaya yang begitu berbeda dari Jepang membuatnya mengalami shock sekaligus kagum.
Terdorong oleh rasa ingin tahu terhadap budaya Bangladesh, saya memutuskan untuk menerima undangan sahabat saya untuk berkunjung ke kota tempat tinggalnya selama satu minggu.
Pengalaman budaya yang sangat berbeda membuat saya terkejut saat mengunjungi Bangladesh pada tahun 1996. Banyaknya orang miskin di sana menjadi salah satu hal yang paling mencolok.
Selain pengalaman yang mengejutkan, saya juga menemukan sisi positif dari budaya Bangladesh. Keramahtamahan dan nilai kekeluargaan mereka sangat kuat, sesuatu yang terasa mulai hilang di Jepang.
Keramahan warga Bangladesh tidak hanya membuatnya kagum, tetapi juga mendorong Sugimoto untuk mendalami nilai-nilai Islam. Ketertarikannya semakin besar ketika ia mulai membaca Al-Qur'an setelah kembali ke Jepang.
Ketertarikannya pada Islam semakin mendalam setelah menemukan sebuah ayat yang sangat bermakna baginya. Sejak saat itu, ia pun mulai serius mempelajari agama ini.
"Di awal surat ini, di surat kedua awal, disebutkan bahwa 'ini adalah buku tanpa keraguan, kecurigaan atau kesalahan yang bisa diklaim manusia di dunia'," ungkap pria bernama lengkap Sensei Kyoichiro Sugimoto, ini dikutip dari Sindonews, Jumat (20/12/2024).
Pada tahun 1997, Sugimoto memutuskan untuk mengikuti panggilan hatinya dan memeluk Islam. Sejak saat itu, ia aktif berdakwah di Jepang, memberikan ceramah kepada umat Muslim maupun non-Muslim.
Baca Juga: Kisah Mantan Pendeta Mualaf: Ucap Dua Kalimat Syahadat di Kamar Mandi dan Dituduh Teroris
Saat ini, Sugimoto menjabat sebagai presiden Islamic Research Foundation International di Jepang, ketua Pusat Kebudayaan Islam Chiba, dan juga spesialis penjangkauan global di Islamic Education and Research Academy (iERA) Inggris.
Sugimoto meraih gelar Master dalam Studi Internasional dari Kobe University dan juga merupakan alumni Institut Pendidikan, Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM) dengan spesialisasi Pendidikan Islam.
Sejak tahun 2015, ia telah berkontribusi dalam menyebarkan Islam di Jepang melalui terjemahan buku 'Pengantar Islam dan Perbandingan Agama'. Pada tahun 2016, ia bahkan berkesempatan belajar langsung dari Dr. Zakir Naik untuk memperdalam pemahaman agamanya.
Sebagai bagian dari upaya menyebarkan Islam di Jepang, Sugimoto menerbitkan terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Jepang pada tahun 2019 melalui Kokusho Kankokai, Inc. Ia berharap Al-Qur'an dapat semakin mudah diakses oleh masyarakat Jepang. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS