Mistik: Cerita Horor Sopir Truk Ekspedisi Tak Sadar Nyasar ke Tengah Hutan

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 04 Desember 2025
0 dilihat
Mistik: Cerita Horor Sopir Truk Ekspedisi Tak Sadar Nyasar ke Tengah Hutan
Cerita seorang sopir truk ekspedisi terbangun dini hari, mendapati tersesat di tengah hutan gelap. Foto: Repro Tribunnews

" Seorang sopir truk lintas pulau mengalami peristiwa ganjil saat perjalanan distribusi barang, ketika seluruh rombongan tanpa sadar keluar dari jalur utama dan mendadak berada di tengah hutan gelap "

PACITAN, TELISIK.ID - Seorang sopir truk lintas pulau mengalami peristiwa ganjil saat perjalanan distribusi barang, ketika seluruh rombongan tanpa sadar keluar dari jalur utama dan mendadak berada di tengah hutan gelap.

Kisah tersebut dialami Edi Susanto alias Sus, warga Baleharjo, Pacitan, Jawa Timur, yang saat itu masih berprofesi sebagai sopir truk ekspedisi lintas Jawa–Sumatera.  

Ia mengaku peristiwa itu menjadi pengalaman paling membingungkan sepanjang kariernya sebagai pengemudi angkutan barang, karena berlangsung tanpa tanda-tanda awal yang mencurigakan.  

Menurutnya, perjalanan saat itu awalnya berjalan seperti biasanya, tanpa ada kejadian aneh ataupun kendala berarti di sepanjang jalur darat dan penyeberangan.

Sus berangkat bersama seorang rekannya dengan mengemudikan dua unit truk tronton bermuatan sepeda motor dari sebuah perusahaan dealer besar di Jakarta menuju Pekanbaru, Riau.  

Selama perjalanan dua hari dua malam, kondisi lalu lintas, cuaca, serta komunikasi antarsopir masih terbilang normal.  

Baca Juga: Mistik: Cerita Seram Jenglot yang Dikaitkan dengan Ilmu Bethara Karang

“Waktu itu berangkat bersama teman dengan mengemudi dua truk tronton muatan sepeda motor dari perusahaan dealer Astra. Selama perjalanan tidak ada hal yang aneh dan biasa saja,” ujar Sus mengenang awal perjalanannya, seperti dikutip dari Times Indonesia, Kamis (4/12/2025).

Setibanya mendekati wilayah tujuan, Sus dan rombongan dijemput oleh seseorang yang disebut sebagai bos penerima barang. Mereka kemudian mengikuti kendaraan tersebut menuju lokasi pembongkaran.  

“Di jalan kami komunikasi dengan seorang bos yang akan menerima barang, lalu bertemu di suatu tempat dan mengikuti arah laju mobil orang tadi tanpa rasa curiga sama sekali,” ungkapnya.  

Hingga malam hari, mereka masih meyakini perjalanan yang ditempuh sudah sesuai dengan jalur distribusi biasa.

Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2003, ketika Sus masih menjalani dua tahun pertama sebagai sopir ekspedisi lintas pulau.  

Saat itu, mereka tiba di lokasi pembongkaran sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Kondisi tubuh yang lelah membuat Sus dan rekannya memilih beristirahat di dalam truk.  

“Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00, udara dingin dan badan letih membuat kami mengantuk. Bos tersebut menyuruh kami berempat istirahat di tempat yang sudah disediakan, tapi kami menolak dan tidur di dalam truk,” katanya.

Sebelum tertidur, Sus sempat melihat anak buah bos menurunkan barang-barang dari truk ke dalam sebuah bangunan yang disebut sebagai gudang.  

Namun, sekitar pukul 02.00 dini hari, ia terbangun karena udara yang terasa semakin dingin. Saat itu suasana sekitar sudah sangat sepi.  

“Saya bangun duluan, saat melihat jam sudah pukul 02.00 pagi, orang-orang yang tadi membongkar barang juga tak terlihat. Betapa kagetnya ternyata kami ada di tengah hutan gelap gulita,” ucapnya.

Upaya Sus untuk menghubungi bos penerima barang tidak berhasil karena tidak ada sinyal seluler di lokasi tersebut. Ia juga tidak menemukan bekas lintasan kendaraan di sekitar truk mereka.  

“Si bos yang kami ikuti tadi ternyata sudah tidak bisa dihubungi, sinyal seluler juga tidak ada. Saya lihat tidak ada bekas ban truk di tanah, ini benar-benar membingungkan,” tuturnya.

Merasa tidak memiliki pilihan lain, Sus dan seorang sopir lainnya akhirnya berjalan kaki sejauh sekitar 1,5 kilometer untuk mencari perkampungan warga.  

Baca Juga: Mistik: Jejak Gaib di Pesantren Mengungkap Jin Tinggi Besar dan Wewe Gombel Berjalan Mundur

Setelah menemukan permukiman, ia segera menghubungi pihak perusahaan di Jakarta dan melaporkan kondisi mereka yang tersesat di dalam hutan.

Beberapa hari kemudian, proses evakuasi dua unit truk dilakukan dengan bantuan warga setempat dengan membuka akses jalan baru. Namun, sebagian besar muatan yang diangkut sudah tidak ditemukan.  

Akibat kejadian tersebut, perusahaan diperkirakan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.  

“Bukannya malah untung, bos kami di Jakarta sudah marah-marah, akhirnya terpaksa membuka jalan dan membayar mahal penduduk sekitar untuk membantu membuka jalan hingga bisa keluar dari tengah hutan dengan selamat,” katanya.

Setelah peristiwa itu, Sus memutuskan berhenti bekerja sebagai sopir truk ekspedisi dan kembali ke kampung halamannya di Pacitan.  

Kini, ia melanjutkan profesinya sebagai sopir ambulans di RSUD dr Darsono Pacitan, meninggalkan dunia angkutan barang lintas pulau yang pernah membawanya pada peristiwa tak terlupakan. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani  

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga