Kisah Pasutri Penjual Pisang Tiap Hari Susuri Jalan Kota Kendari

Erni Yanti, telisik indonesia
Sabtu, 26 Agustus 2023
0 dilihat
Kisah Pasutri Penjual Pisang Tiap Hari Susuri Jalan Kota Kendari
Tampak Erna penjual pisang sedang menanti para pembeli di Jalan Martandu, Kecamatan Kambu Kota Kendari. Foto: Erni Yanti/Telisik

" Tampak pasutri tengah sibuk merapikan tumpukan buah pisang yang dijajakannya di bahu Jalan Martandu, Kecamatan Kambu Kota Kendari "

KENDARI, TELISIK.ID - Tampak pasutri tengah sibuk merapikan tumpukan buah pisang yang dijajakannya di bahu Jalan Martandu, Kecamatan Kambu Kota Kendari, Sabtu (26/8/2023).

Sadaki (51) mengungkapkan, dalam kesehariannya ia dan istri berjualan berbagai jenis pisang, mulai dari pisang raja, pisang susu, pisang emas. Selain itu, mereka juga menyediakan ubi-ubian

Pisang itu dijajakan setiap hari mulai pukul 06:00 Wita hingga 18:00 Wita. Tak hanya dijajakan di bahu jalan saja, namun untuk menghabiskan pisang jualannya itu harus keliling di Kota Kendari menggunakan gerobak artco.

"Biasanya saya keliling jual pisang pakai gerobak, karena lebih laku kalau keliling," ucapnya sambil tersenyum.

Baca Juga: Perjuangan Seorang Karyawan Rumah Makan, Gaji Kecil Berbagi dengan Orang Tua

Pantas saja tubuhnya tetap bugar walau terik matahari menyengat, sesekali hujan mengguyur, ia tetap semangat dan tersenyum sumringah menyambut setiap pembeli demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Gerobak itu didorong dengan berjalan kaki sepanjang hari menunggu paggilan pembeli di setiap rumah yang ia lewati. Bertukaran dengan sang Istri, untuk keliling menjual dagangan pisangnya.

Menurutnya, dirinya memilih untuk berjualan pisang, karena pisang mudah dijual dan banyak orang yang mengonsumsinya. Kebanyakan pembeli masyarakat di sekitar lapaknya dan orang yang melewati tempatnya berjualan.

Sadaki sebenarnya memiliki warung, namun warung itu diberikan kepada anaknya untuk berjualan juga, ia memilih mengalah mencari tempat jualan di sisi jalan walaupun untuk menghabiskan jualnnya itu harus dengan keliling.

Sedangkan sang istri, yaitu Erna (36) yang ikut menjual dagangan pisang itu, terlihat membantu menata pisang yang sudah dipotong per sisir tersebut dan mencuci ubi yang akan dijajakan dengan bersih.

Jika saja pisangnya sudah mulai terlihat rusak dan menghitam, mereka akan berkeliling pada masing-masing rumah penjual roti untuk dijualnya walaupun dengan harga murah.

"Biasa pisang kalau sudah menghitam kita carikan penjual roti tapi dibeli dengan harga murah, dari pada dibuang lebih baik dijual walaupun sudah harga tidak sampai modal," katanya.

Meski penghasilan dari jualan pisang hanya cukup memenuhi kebutuhan sehari saja, mereka tak lupa bersyukur atas nikmat yang diberikan.

Baca Juga: Kisah Haru Bocah Yatim Penjual Ikan Bakar Hidup Terpisah dari Keluarga

Terkadang jualnya hanya bisa laku beberapa sisir saja bahkan dalam satu hari kalau lagi sepi, hanya menghasilkan Rp 20 ribu. Namun hal itu tidak membuat mereka putus asa.

Mata pencahariannya ini sudah dijalani selama dua tahun dengan harapan ingin membeli kendaraan agar membawa dagangannya tanpa menggunakan gerobak artco lagi.

Sementara salah seorang pembeli, Hikma mengaku prihatin melihat pedang yang berjualan disisi jalan, karena biasanya ia melihat dipasar ataupun lapak bersamaan para pedagang lain tanpa harus berjualan sendirian di sisi jalan.

"Prihatin kalau liat bgitu, karna biasanya dipasar ada warung-warung tempat penjualan," katanya. (A)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga