Kisah Haru Bocah Yatim Penjual Ikan Bakar Hidup Terpisah dari Keluarga
Nur Meli, telisik indonesia
Senin, 14 Agustus 2023
0 dilihat
Mulai dari pukul 2 siang hingga pukul 7 malam, Reski (12) dengan sabar menunggu dan menawarkan ikan bakarnya di kawasan Jalan Haluoleo, Mokau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari. Foto: Nur Meli/Telisik
" Reski (12), tiap sore berjualan ikan bakar di kawasan Jalan Haluoleo, Mokau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, tersenyum ketir saat menceritakan tentang hidup yang sedang dialaminya "
KENDARI, TELISIK.ID - Reski (12), tiap sore berjualan ikan bakar di kawasan Jalan Haluoleo, Mokau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, tersenyum ketir saat menceritakan tentang hidup yang sedang dialaminya.
Tak seperti anak-anak seusianya yang sering berlarian dan bersenda gurau, Reski terbiasa dengan rutinitas berat. Setiap sore usai pulang sekolah, ia dengan tekun membantu menjajakan ikan bakar dagangan milik pamannya.
Mulai dari pukul 2 siang hingga pukul 7 malam, Reski dengan sabar menunggu dan menawarkan ikan bakarnya kepada siapa pun yang lewat. Meski hasil penjualan tak selalu sebanyak yang diharapkan, bocah tangguh ini tetap mensyukuri setiap lembar uang yang ia raih.
"Kadang habis, kadang juga tidak. Tapi tidak apa-apa yang penting ada yang laku biar hanya sedikit," ungkapnya, Senin (14/8/2023).
Baca Juga: Berharap Punya Usaha Sendiri, Ibu Ini Rela Jualan Durian 24 Jam
Di umur yang masih sangat muda, Reski bercerita telah ditinggal oleh kedua orang tuanya beberapa tahun lalu. Ia ditinggalkan bersama kedua saudaranya yang juga masih muda.
Dengan suara parau, Reski mengatakan sejak itu, ia dan kedua saudaranya hidup terpisah karena masing-masing diasuh oleh anggota keluarga yang berbeda.
"Kakak saya tinggal di Moramo sama om saya, adik di Sengkang sama adiknya mama, saya di sini sama om," katanya.
Reski tampak berkaca-kaca saat mengatakan, ia sudah lama tak bertemu kedua saudaranya. Ia juga sangat merindukan keduanya.
"Kadang-kadang saja kami teleponan," tuturnya.
Reski terlihat dewasa di umurnya yang masih sangat muda. Ia mengorbankan waktu bermain bersama temannya demi membatu pamannya. Paman yang telah menjadi pengganti orang tua, yang membesarkan dan meberikan kasih sayang kepadanya.
Sempat terdiam, Reski berusaha tegar mengingat masa depannya. Ia mengaku tak mau bercita-cita seperti teman-temannya. Ia takut menentukan impiannya yang belum diketahui apakah bisa terwujud apa tidak.
"Tidak ada cita-citaku, tidak tau juga bisa terwujud atau tidak," tuturnya tersenyum ketir.
Rintangan yang ia hadapi membuatnya enggan bermimpi besar. Namun, harapannya tetap ada. Ia hanya ingin terus membantu paman yang telah menjaga dan merawatnya. Meski sederhana, tekadnya sangat mulia.
Pada perayaan HUT ke-78 RI, di sekitar tempat tinggalnya, banyak diadakan perlombaan. Reski mengaku ingin ikut meramaikan perayaan HUT RI itu, namun ia tidak bisa mengikuti itu karena harus menjajakan ikan bakarnya.
"Sebenarnya saya ikut sepak bola, harusnya sore ini saya main. Tapi saya tidak pergi karena harus datang di sini untuk jualan," ujarnya.
Walaupun begitu, Reski tidak merasa sedih tidak mengikuti kegiatan itu, bahkan ia sama sekali tidak malu dan tidak keberatan tak sering bermain bersama teman-temannya. Reski merasa senang membantu pamannya untuk berjualan ikan.
Baca Juga: Mengharukan, Ibu Penjual Buroncong di Kendari Bawa Balita saat Jualan
"Saya senang jualan ikan ini, bisa bantu om ku," kata Reski.
Marni (56) pembeli ikan milik Reski merasa haru melihat perjuangan Reski. Ia juga senang membantu anak itu dengan membeli ikannya.
"Enak ini ikannya, saya sering beli di sini," ucapnya.
Pembeli lainnya, Irwansyah (28) juga tersentuh melihat Reski. Ia sering melihat Reski duduk meringkuk seperti kedinginan di bawah payung pelanginya, apalagi pada malam hari.
"Saya sering lihat anak itu jualan di sini. Sering saya perhatikan juga kadang dia duduk seperti kedinginan kasihan," ucapnya. (A)
Penulis: Nur Meli
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS