Kisah Sutinurdin, Pria yang Sudah 30 Tahun Sebagai Petani Padi
Tim Telisik, telisik indonesia
Selasa, 30 September 2025
0 dilihat
Sutinurdin, seorang petani padi berpengalaman selama 30 tahun, sedang bekerja keras di sawahnya. Foto: Haikal Hermawan Saputra/Telisik.
" Sutinurdin, seorang petani berusia 45 tahun yang tinggal di Nanga-Nanga, Jalan Amohalo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, telah menjadi petani padi selama 30 tahun "

KENDARI, TELISIK.ID - Sutinurdin, seorang petani berusia 45 tahun yang tinggal di Nanga-Nanga, Jalan Amohalo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, telah menjadi petani padi selama 30 tahun. Dalam setahun, ia dapat memanen padi sebanyak 2 kali, sebuah prestasi yang membanggakan bagi dirinya dan keluarganya.
Penghasilan Sutinurdin dalam sekali panen tidak menentu, tergantung pada kualitas padi yang dihasilkan. Namun, ia memperkirakan bahwa penghasilannya dapat mencapai sekitar Rp 20 jutaan dalam sekali panen. Jumlah ini cukup besar dan menjadi motivasi bagi Sutinurdin untuk terus meningkatkan hasil panennya.
Sutinurdin menghadapi beberapa kendala dalam bertani, seperti hama tikus, ulat dan burung pemakan padi. Namun, ia tetap berusaha untuk menghasilkan padi dengan kualitas yang baik. Menurutnya, kualitas padi musim ini bisa dibilang lumayan bagus.
Ia memulai hari kerjanya di sawah mulai pukul 06.00 Wita hingga 11.00 Wita, kemudian ia kembali ke sawah pada pukul 14.00 Wita hingga 16.00 Wita. Jadwal yang padat ini menunjukkan betapa kerasnya kerja seorang petani seperti Sutinurdin.
Dalam sekali panen, Sutinurdin dapat menghasilkan sekitar 200 karung padi. Jika dihitung dalam setahun, dengan 2 kali panen, ia dapat menghasilkan sekitar 400 karung padi. Jumlah ini cukup besar dan menjadi kontribusi bagi ketersediaan pangan di masyarakat.
Baca Juga: Dari Lapak Ikan ke Toga Wisuda: Perjuangan Pria Kendari Mengantar Tiga Anak Jadi Sarjana
Sutinurdin memiliki pesan untuk masyarakat, terutama bagi mereka yang mengeluh tentang harga beras yang mahal.
"Agar masyarakat tidak mengeluh tentang harga beras yang mahal tanpa melihat perjuangan petani yang bekerja keras untuk menghasilkan padi,'' Pesannya, Senin (29/9/2025).
Baca Juga: Dulu Laris Diserbu Pembeli hingga Berangkat Haji, Penjual Bakso Legend Bundaran Mandonga Kendari Kini Terpinggirkan Zaman
Sutinurdin juga telah meninggalkan cara tradisional dalam memanen padi, dan sekarang menggunakan mesin pemotong padi untuk meningkatkan efisiensi dan hasil panen. Dengan menggunakan teknologi modern, Sutinurdin berharap dapat meningkatkan hasil panennya dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat.
Dengan semangat dan kerja keras, Sutinurdin berharap dapat terus meningkatkan hasil panennya dan memberikan kontribusi pada ketersediaan pangan di masyarakat. Ia menjadi contoh bagi petani lainnya untuk terus berjuang dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui pertanian.
Kisah Sutinurdin menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk menghargai perjuangan petani dan memahami bahwa harga beras yang mahal bukanlah tanpa alasan. Dengan kerja keras dan dedikasi, Sutinurdin telah membuktikan bahwa pertanian dapat menjadi sumber penghidupan yang baik dan berkelanjutan. (C)
Penulis: Haikal Hermawan Saputra
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS