Lakukan Amalan Ini di Bulan Ramadan, Dicontohkan Rasulullah
Haerani Hambali, telisik indonesia
Selasa, 12 April 2022
0 dilihat
Bersedekah adalah salah satu amalan yang harus diperbanyak dilakukan di bulan Ramadan karena pahalanya yang berlipat ganda. Foto: Repro merdeka.com
" Jangan sampai kita menjadi orang yang rugi karena menyia-nyiakan waktu di bulan Ramadan "
KENDARI, TELISIK.ID - Sebagai bulan yang penuh ampunan, banyak orang yang berlomba-lomba berbuat kebaikan untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda di bulan Ramadan.
Jangan sampai kita menjadi orang yang rugi karena menyia-nyiakan waktu di bulan Ramadan.
Melansir merdeka.com, amalan yang disunnahkan dilakukan di bulan Ramadan adalah:
1. Makan sahur
Sahur bukan sekadar untuk mengisi tenaga dan mempersiapkan diri untuk puasa. Di balik sahur yang kita lakukan, terdapat keberkahan dan keutamaan lainnya.
Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (Muttafaqun ‘alaih).
Selain itu, amalan lain yang berkaitan dengan sahur adalah anjuran untuk mengakhirkan sahur. Hal ini berdasarkan hadis dari Anas, dari Zaid bin Tsabit, ia berkata,
“Kami pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian kami pun berdiri untuk menunaikan salat. Kemudian Anas bertanya pada Zaid, ”Berapa lama jarak antara adzan Shubuh dan sahur kalian?” Zaid menjawab, ”Sekitar membaca 50 ayat”. (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Bersedekah
Tentang sedekah di bulan Ramadan, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Menyegerakan berbuka
Bagi orang yang berpuasa, waktu maghrib adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun juga menganjurkan kita untuk segera berbuka ketika waktunya telah tiba.
Dalam kitab Bulughul Maram, Ibnu Hajar membawakan hadis dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (Muttafaqun ‘alaih).
4. Memberi Makan Orang Berbuka
Meskipun kita dianjurkan untuk menyegerakan berbuka, kita juga harus memperhatikan lingkungan di sekitar kita. Karena dengan memberi makan orang berbuka juga bisa menjadi ladang pahala yang tidak semua orang bisa mendapatkannya.
Baca Juga: Ini Hal-Hal yang Membatalkan dan Mengurangi Pahala Puasa
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan,
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
5. Membaca Al-Qur’an
Bulan Ramadan disebut juga sebagai bulan Al-Qur’an. Pada bulan ini, disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mengkhatamkan Al-Qur’an di setiap tahunnya sekali dan dua kali di tahun beliau wafat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Jibril itu (saling) belajar Al-Qur’an dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setiap tahun sekali (khatam). Ketika di tahun beliau akan meninggal dunia dua kali khatam. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa pula beri’tikaf setiap tahunnya selama sepuluh hari. Namun di tahun saat beliau akan meninggal dunia, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari).
6. Salat Tarawih Berjamaah
Di bulan Ramadan, umat Islam biasa menghidupkan malam-malamnya dengan mengerjakan salat tarawih secara berjemaah. Amalan yang hanya sering terlihat di bulan Ramadan ini ternyata membawa keutamaan, di antaranya mendapatkan ampunan dosa.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kemudian anjuran untuk melaksanakan salat tarawih secara berjemaah berasal dari Abu Dzar, yang berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda,
“Siapa yang salat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. An Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Tirmidzi).
7. Menghidupkan 10 Malam Terakhir
Di 10 hari terakhir bulan Ramadan terdapat malam istimewa yang hanya ada pada bulan Ramadan yang mulia. Malam tersebut disebut dengan malam Lailatul Qadar.
Malam Lailatul Qadar tidak diketahui secara pasti kapan datangnya. Malam Lailatul Qadar disebutkan terjadi pada 10 malam terakhir di bulan Ramadan. Hal ini sebagaimana disebutkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari).
Untuk bisa meraih Malam Lailatul Qadar, umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan 10 malam terakhir di bulan Ramadan. Salah satu caranya adalah dengan mendirikan salat malam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
“Barangsiapa melaksanakan salat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari).
Baca Juga: 3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadan
Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mencontohkan amalan lain di 10 malam terakhir bulan Ramadan dengan beri'tikaf. Hal ini sebagaimana hadis dari ‘Aisyah, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadan hingga wafatnya kemudian istri-istri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mengutip orami.co.id, dalam hadis yang diriwayatkan Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda:
“Aku pernah melakukan i'tikaf pada sepuluh hari Ramadan yang pertama. Aku berkeinginan mencari Lailatul Qadar pada malam tersebut.
Kemudian aku beri'tikaf di pertengahan bulan, aku datang dan ada yang mengatakan padaku bahwa Lailatul Qadar itu di sepuluh hari yang terakhir.
‘Siapa saja yang ingin beri'tikaf di antara kalian, maka beri'tikaflah,’. Lalu di antara para sahabat ada yang beri’tikaf bersama beliau.” (HR Bukhari). (C)
Reporter: Haerani Hambali