Tradisi makan katumbu bersama keluarga dan kerabat dilakukan usai petani panen jagung. Foto: Ist.
" Katumbu merupakan salah satu makanan khas Pulau Muna, Sulawesi Tenggara yang terbuat dari jagung yang sudah populer sejak zaman dahulu kala, ketika wilayah Pulau Muna masih menganut sistem kerajaan "
MUNA, TELISIK.ID - Katumbu merupakan salah satu makanan khas Pulau Muna, Sulawesi Tenggara yang terbuat dari jagung yang sudah populer sejak zaman dahulu kala, ketika wilayah Pulau Muna masih menganut sistem kerajaan.
Rasa katumbu yang manis dan gurih serta teksturnya yang legit bisa memanjakan setiap lidah yang memakannya. Katumbu merupakan jenis makanan berat yang bisa menjadi pengganti nasi.
Katumbu berbahan dasar jagung tua dan baru dipanen. Jagung yang digunakan tidak bisa yang sudah lama dipetik, apalagi yang sudah disimpan dalam lumbung karena cita rasanya akan berbeda.
Untuk membuat katumbu, jagung yang baru dipanen kemudian dikupas, namun kulitnya tidak dibuang sebab itu yang akan menjadi pembungkusnya nanti. Setelah biji dibersihkan dari tongkolnya, jagung siap digiling.
Dahulu, masyarakat Muna masih menggunakan lesung untuk menghaluskan biji jagung, namun saat ini sudah ada alat untuk menggiling yang biasa dikenal dengan sebutan kagili.
Setelah itu, adonan katumbu gola dibungkus dengan menggunakan kulit jagung. Cara membungkus katumbu, hampir sama membungkus buras. Namun bungkusan katumbu tidak perlu diikat. Cukup di masing-masing ujung dilipat agar adonan tidak berantakan.
Masyarakat Muna percaya dengan membungkus menggunakan daun jagung, aroma jagungnya tidak hilang. Sedangkan bila menggunakan pembungkus lain, pasti aroma jagung berkurang, bahkan tidak ada sama sekali.
Bila adonan katumbu sudah dibungkus, selanjutnya yang dilakukan mengukus dengan menggunakan dandang. Lama pengukusan antara 40 menit sampai 50 menit, tergantung kekuatan bara api.
Teknik pengukusan juga menggunakan api baru yang dihasilkan dari tungku dan kayu bakar. Hal itu juga bisa meningkatkan cita rasa katumbu di banding menggunakan kompor.
Katumbu biasa disajikan beramai-ramai bersama sanak saudara dan kerabat ketika panen jagung tiba. Namun saat ini, kita bisa menemukan di pasar tradisional ketika musim jagung.
Salah seorang tokoh adat di Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna, La Ngkumae menjelaskan, katumbu terdiri dari dua macam, yaitu katumbu asli dan katumbu gola.
"Katumbu asli itu yang tanpa campuran dan warnanya putih sedangkan katumbu gola, adonan dicampurkan gula merah sehingga katumbu berwarna kecoklatan," ucapnya.
Selain itu, salah seorang petani jagung di Muna, Wa Taba mengatakan, tradisi makan katumbu masih terus dilakukan setiap usai panen beramai-ramai.
‘’Sebelum hasil panen dikeluarkan, kami para petani mengadakan syukuran dengan menu utama katumbu dan makanan lainnya yang biasa dikenal dengan nama kafolimba,’’ ujarnya.
Selain itu, salah seorang mahasiswa asal Raha, Wiwin Rahmawati mengatakan, saat ini ia sedang mengikuti program kewirausahaan dan sedang mengusulkan katumbu dalam packing yang lebih bagus agar nilai jualnya lebih tinggi. (A-Adv)