Rasakan Gurihnya Luluta, Nasi Bambu Khas Wakatobi

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Minggu, 14 Mei 2023
0 dilihat
Rasakan Gurihnya Luluta, Nasi Bambu Khas Wakatobi
Luluta, makanan khas Wakatobi yang terbuat dari nasi dibungkus daun pisang dan dibakar di dalam bambu. Foto: Len-diary.com

" Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, tidak hanya dapat dinikmati dari keindahan baharinya saja, kelezatan kuliner khas di dalamnya juga tak kalah menggugah selera "

WAKATOBI, TELISIK.ID - Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, tidak hanya dapat dinikmati dari keindahan baharinya saja, kelezatan kuliner khas di dalamnya juga tak kalah menggugah selera.

Salah satu makanan khas yang wajib Anda cicipi saat berkunjung ke Wakatobi adalah luluta. Makanan ini banyak ditemukan di masyarakat adat Wanci Pulau Wangi-Wangi.

Menurut seorang warga lokal, Alan Abas, luluta merupakan olahan beras yang dibungkus daun pisang kemudian dimasukkan dalam bambu lalu dibakar bagian ujungnya hingga matang.

Luluta pasalnya hanya bisa dibuat oleh masyarakat adat Wanci Pulau Wangi-Wangi, tetapi konon asal makanan ini dari Pulau Binongko, pulau yang paling ujung di Wakatobi.

Alan menggambarkan rasa luluta yang gurih, hampir sama seperti nasi lemang di daerah Jambi. Bedanya, luluta bisa dimasak tak hanya dengan beras putih, beras merah juga bisa jadi pilihan.

Baca Juga: Resep Greek Salad Asal Yunani, Enak dan Sederhana

Dilansir dari Cendananews.com, sejarah luluta berasal dari kearifan masyarakat kepulauan tukang besi Wakatobi dikenal selain pandai membuat parang secara tradisional, mereka juga dikenal sebagai pelaut ulung di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Luluta, nasi dalam bambu khas Wakatobi banyak dijual di masyarakat adat Wanci Pulau Wangi-Wangi. Foto: Facebook Komunitas Cinta Bambu

 

Mereka berlayar tidak hanya antar pulau dalam Negara Indonesia, tapi juga ke luar negeri seperti Fhilipina, Singapura dan Malaysia. Mereka mengarungi lautan berhari-hari lamanya, dengan misi perdagangan.

Karena harus bertahan hidup di atas laut bisa berminggu-minggu lamanya, maka mereka membutuhkan stok makanan yang bisa bertahan lama. Makanan yang tidak cepat basi saat dibawa berlayar di lautan. Salah satu makanan khas Wakatobi yang bisa bertahan cukup lama, adalah luluta.

Bahan dasar membuat luluta adalah beras putih atau beras kampung (beras merah), disesuaikan keinginan. Kemudian potongan bambu hutan yang berdiameter antara 6 Cm hingga 8 Cm dan daun pisang yang masih muda.

Cara membuatnya sangat sederhana. Beras yang akan dijadikan luluta harus bersih. Jadi pertama-tama beras 1 liter atau sesuai keinginan ditaruh dalam wadah baskom, lalu dicuci dengan menggunakan air yang bersih pula.

Lakukan pencucian beras berkali-kali sampai betul-betul bersih. Setelah beras bersih, maka selanjutnya ditiriskan. Sambil menunggu, bambu dipotong sesuai ukuran ruas.

Ruas bambu bagian bawah  jangan dipotong (jangan dihilangkan). Sedangkan ruas bambu bagian atas dipotong, sebagai tempat memasukkan beras.

Setelah ruas bambu dipotong, maka berikutnya bersihkan bagian dalam bambu. Cuci dengan air bagian dalam bambu, sehingga kotoran dalam bambu tidak ada yang melekat.

Setelah bagian dalam bambu bersih, beras yang tadi ditiriskan bungkus dengan daun pisang. Besar bungkusan beras sesuaikan ukuran bambu yang dipakai.

Setelah bungkusan beras selesai, masukkan ke dalam bambu yang sudah disiapkan. Kemudian dibagian ujung bambu ditutup rapat daun pisang.

Setelah selesai, buat tempat sandaran pembakaran bambu luluta dengan menggunakan kayu yang dapat bertahan lama terkena bara api. Biasanya memakai kayu seukuran lengan orang dewasa yang baru potong.

Baca Juga: Mengenal Kasuami, Makanan Lokal Sulawesi Tenggara

Buat bara api di tempat sandaran bambu luluta. Ingat saat membakar luluta, tidak menggunakan api yang menyala di atas kayu. Yang dibutuhkan membakar luluta hanya bara api.

Agar luluta terpanggang secara merata, maka bambu luluta dibolak-balik. Untuk mengetahui luluta sudah matang, dapat dilihat dari kulit luar bambu.

Bila kulit bambu yang terkenal keras sudah terlihat sedikit hangus disengat bara api secara merata, berarti luluta sudah matang. Cepat atau lambat luluta matang, sangat tergantung kekuatan bara api. Bila bara api kuat, maka luluta cepat matang.

Setelah luluta matang, angkat lalu diamkan sampai dingin. Setelah dingin, maka bambu luluta dibelah. Potong-potong luluta sesuai ukuran yang dikehendaki. Harus di atas piring, lalu hidangkan. (B-Adv)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga