Lisa Stasya, Mahasiswi UM Kendari Peraih Emas Kejuaraan MMA Tingkat Nasional
Kardin, telisik indonesia
Selasa, 09 Agustus 2022
0 dilihat
Lisa Stasya, Mahasiswi UM Kendari berhasil meraih medali emas dalam kejuaran MMA tingkat nasional, setelah mengalahkan rivalnya dari Jawa Barat. Foto: Kardin/Telisik
" Gadis asal Konawe Selatan itu tergabung dalam atlet Ikatan Bela Diri Campuran Amatir (IBCA) Sulawesi Tenggara, berhasil meraih juara umum di kelas Stand Fight Amatir Mix Martial Art (MMA) "
KENDARI, TELISIK.ID - Lisa Stasya, seorang mahasiswi yang baru semester 2 di Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari, berhasil merebut medali emas di ajang Mix Martial Art (MMA) tingkat nasional di Jakarta, pada 3-4 Agustus 2022 lalu.
Gadis kelahiran 2004 asal Konawe Selatan itu tergabung dalam atlet Ikatan Bela Diri Campuran Amatir (IBCA) Sulawesi Tenggara. Ia berhasil meraih juara umum di kelas Stand Fight Amatir Mix Martial Art (MMA) setelah berhasil menekuk atlet Jawa Barat pada partai final.
Rupanya, Lisa Stasya bukan baru kali ini mengikuti ajang bela diri. Mahasiswi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) itu ternyata sudah sejak duduk di Sekolah Dasar (SD) telah mengikuti berbagai kejuaraan.
Saat masih SD, dirinya sudah ikut dalam pertandingan karate. Setelah SMP pindah di Wushu dan SMA berpaling ke MMA, juga pernah mewakili Konawe Selatan saat Porprov di Kolaka 2018 lalu.
"Memang sudah sering ikut kejuaran, mulai dari kelas 6 SD," ungkapnya saat ditemui Senin (8/8/2022) malam di Kendari.
Kata Lisa Stasya, tantangan mengikuti kejuaran MMA kali ini adalah waktu latihan yang terbilang cepat, yakni hanya 2 bulan saja sebelum jadwal pertandingan. Diakuinya waktu tersebut tidak cukup maksimal, terlebih kejuaraan MMA tingkat nasional yang diikuti IBCA Sulawesi Tenggara baru pertama kalinya.
Baca Juga: Hadapi Porprov, Pengurus Muay Thai Kendari Mulai Seleksi Atlet
"Memang kurang maksimal waktunya, optimalnya itu latihan harusnya 5 bulan. Tapi Alhamdulillah, kita berhasil menang," ucapnya.
Sementara itu, Couch MMA, Eno mengakui, mendidik para atlet memiliki suka duka tersendiri, terlebih mereka memiliki karakter yang berbeda-beda dan jangka waktu latihan yang terbilang singkat, hanya 2 bulan saja. Latihan mental, fisik dan teknik menjadi prioritas dalam pelatihan.
Belum lagi kata dia, kendala cuaca juga mempengaruhi latihan para atlet, karena kebanyakan latihan mereka di luar ruangan. Sementara untuk latihan teknik dan sparing di dalam ruangan.
"Apa lagi ini kan bela diri tak terukur, besar kecilnya itu pasti selalu ada insiden," ucapnya.
Baca Juga: Askab Manggarai Timur Rekrut Pemain Ikut Seleksi ETMC 2022, Pota Terbanyak
Meski demikian kata dia, dengan berbagai kekurangan yang ada, sebanyak 7 atlet yang diterjunkan, berhasil meraih 5 medali, 2 di antaranya adalah medali emas, lalu 2 perak dan 1 perunggu.
Menghadapi kejuaran selanjutnya kata Eno, pihaknya bakal menyiapkan segala sesuatunya lebih matang lagi, agar memperoleh hasil yang lebih meningkat lagi.
"Terutama soal teknik, itu kita akan tingkatkan lagi," pungkasnya.
Sedangkan salah satu orang tua atlet, Wagisan, bersyukur atas torehan medali. Dukungan keluarga juga menjadi semangat tersendiri bagi atlet untuk mengikuti berbagai pertandingan berla diri.
"Kita tidak bisa paksakan, jadi anaknya mau dulu, baru kita dukung," ujarnya.(A)
Penulis: Kardin
Editor: Haerani Hambali