Makna dan Sejarah Penetapan Tahun Baru Islam

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Rabu, 19 Juli 2023
0 dilihat
Makna dan Sejarah Penetapan Tahun Baru Islam
Sebagai salah satu momen terpenting dalam agama Islam, Tahun Baru Hijriah punya makna dan sejarah tersendiri. Foto: Repro Detik.com

" Tahun Baru Islam bukan sekadar perayaan pergantian tahun, melainkan juga sebagai pengingat kaum Muslim atas peristiwa hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah "

KENDARI, TELISIK.ID - Tahun Baru Hijriah atau Tahun Baru Islam merupakan hari yang sangat bermakna bagi umat Islam, karena menandai peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam.

Peristiwa tersebut dengan memperingati penghijrahan Nabi Muhammad SAW, dari Kota Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 1 Muharam tahun baru bagi kalender Hijriah.

Tahun Hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah itu diambil sebagai awal perhitungan bagi Kalender Hijriah seperti dilansir dari Wikipedia.com.

Untuk memperingati sekaligus merayakan Tahun Baru Islam 2023, pemerintah Indonesia menetapkan hari libur nasional pada tanggal 19 Juli. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 624 Tahun 2023 dan Nomor 2 Tahun 2023.

Sebagai salah satu momen terpenting dalam agama Islam, Tahun Baru Hijriah punya makna dan sejarah tersendiri. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Tahun Baru Islam, simak informasi berikut.

Makna Tahun Baru Islam

Faisal Ismail dalam buku Islam, Doktrin, dan Isu-Isu Kontemporer dikutip dari Detik.com, menjelaskan, seharusnya Tahun Baru Islam bukan sekadar perayaan pergantian tahun, melainkan juga sebagai pengingat kaum Muslim atas peristiwa hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.

Baca Juga: Memaknai Tahun Baru Islam 1 Muharram dengan Muhasabah

Dari kejadian hijrah tersebut, hendaknya umat Islam mengambil makna dan pesan yang terkandung, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun momen hijrah Rasul SAW mengandung makna:

- Hendaknya umat Islam berhijrah dari masa kebodohan kepada masa kecerdasan, pandai, dan terampil.

- Kaum Muslim hendaknya berhijrah dari keburukan ke kebaikan, dengan meninggalkan segala perilaku tercela dan menjadi pribadi yang terhias sifat terpuji.

- Hendaknya umat Islam berhijrah dari konflik masalah ke perdamaian, kerukunan, dan toleransi.

- Umat Islam hendaknya berhijrah dari ketidakpedulian kepada kepedulian dengan memperhatikan kondisi sesama saudara seumatnya.

Sejarah Tahun Baru Islam

Tahun Hijriah yang merupakan tahun keislaman punya kisah historisnya sendiri. Masih dari buku Islam, Doktrin, dan Isu-Isu Kontemporer, tahun Hijriah ditetapkan oleh sahabat Umar bin Khattab RA yang kala itu menjabat sebagai Khalifah kedua setelah kepergian Rasulullah SAW. Ia menjabat pada tahun 13-23 H/634-644 M.

Penetapan tahun Hijriah dikatakan bermula saat sebuah surat penting dari seorang gubernur dikirim kepada Umar. Ketika itu, surat tersebut tak bertanggal atau tidak tercantum tanggal.

Melihat itu, Umar merasa ada sesuatu yang tidak lengkap pada surat tersebut lantaran surat itu tak disertai tanggal pengiriman. Dari situlah muncul gagasan untuk menetapkan kalender Islam.

Baca Juga: Tahun Baru Islam, 4 Amalan Sunnah di Bulan Muharram

Penetapan kalender Islam yang diawali bulan Muharram juga terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA. Mengutip arsip detikHikmah, Muharram dijadikan sebagai permulaan Tahun Baru Islam atas usulan sahabat Utsman bin Affan RA.

Kala itu kaum Muslim sepakat bahwa permulaan kalender Islam ditentukan berdasarkan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Karena hijrah menjadi pembeda antara yang hak dan yang batil.

Namun, perselisihan mencuat saat mereka hendak menetapkan bulan yang dijadikan awal tahun Hijriah. Di tengah perselisihan, Utsman berpendapat, "Jadikan Muharram sebagai permulaan tahun. Dia adalah bulan mulia, permulaan bilangan bulan, dan waktu manusia pulang dari haji."

Mendengarnya, Umar dan kaum Muslim kala itu menerima usulan Utsman. Demikian kalender Islam telah ditetapkan permulaannya yaitu sejak peristiwa hijrah Rasul SAW. Dengan bulan pertamanya yakni Muharram, dan bulan terakhirnya yakni bulan Zulhijah. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga