Massa Blokade Jalan dan Paksa Temui Komisioner KPU Sultra, Tuntut Rapat Pleno Dihentikan
Erni Yanti, telisik indonesia
Jumat, 06 Desember 2024
0 dilihat
Ratusan orang berunjuk rasa di depan Hotel Claro Kendari, tempat rapat pleno rekapitulasi perolehan suara Pilkada 2024 oleh KPU Sultra, Jumat (6/12/2024) malam. Foto: Erni Yanti/Telisik
" Ratusan massa yang tergabung dalam Konsorsium Peduli Demokrasi Sulawesi Tenggara berunjuk rasa di depan Kopi Daeng, Kota Kendari, pada Jumat (6/12/2024) malam "
KENDARI, TELISIK.ID – Ratusan massa yang tergabung dalam Konsorsium Peduli Demokrasi Sulawesi Tenggara berunjuk rasa di depan Kopi Daeng, Kota Kendari, pada Jumat (6/12/2024) malam.
Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap sejumlah masalah yang ditemukan selama tahapan Pilkada 2024 di Sulawesi Tenggara (Sultra), dengan fokus utama pada dugaan praktik politik uang dan ketidakberesan lainnya dalam penyelenggaraan pilkada.
Para demonstran membakar ban bekas dan memblokade jalan, menyebabkan kemacetan panjang dan menghambat akses bagi pengendara yang melintas.
Baca Juga: Dua Siswa MAN IC Kendari Studi di Tiongkok, Kakanwil Kemenag: Jaga Nama Baik Indonesia dan Sultra
Aksi ini memanas saat massa bergerak menuju Hotel Claro Kendari, tempat berlangsungnya rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sultra.
Massa aksi menuntut agar proses pleno yang sedang berlangsung dihentikan sementara terkait temuan kecurangan yang ditemukan di dua tempat pemungutan suara (TPS).
Farid, salah satu orator dalam aksi tersebut, menyampaikan bahwa ada temuan surat suara yang sudah tercoblos untuk pasangan calon nomor urut 2, Andi Sumangerukka-Hugua, di TPS 2 Kali Kadia dan TPS 5 Baruga.
Temuan ini, menurut Farid, menunjukkan indikasi kecurangan yang dapat merusak integritas hasil Pilkada 2024 di Sulawesi Tenggara.
“Kami mendesak KPU untuk menghentikan sementara pleno yang sedang berlangsung di Hotel Claro, karena adanya temuan kecurangan berupa kartu suara yang sudah tercoblos untuk pasangan calon nomor urut 2,” tegas Farid.
Jenderal lapangan aksi massa, Ali Sabarno, dalam orasinya juga menyampaikan kekecewaan terhadap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sultra. Ia menyoroti lambannya respons terhadap laporan dari masyarakat mengenai praktik politik uang yang terjadi selama Pilkada 2024.
“Bentuk kekecewaan kami kepada Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara, di mana laporan dari masyarakat terkait money politics ini belum ditindaklanjuti dengan tegas,” ujar Ali.
Aksi massa semakin memanas ketika mereka berusaha memasuki area Hotel Claro untuk menyuarakan protes secara langsung. Namun, upaya tersebut dihalangi oleh tim pengamanan yang berjaga ketat di lokasi.
Baca Juga: Warga Kendari Desak Pemkot Perbaiki Jalan HEA Mokodompit, Pengendara Motor Sering Jadi Korban
Meski demikian, massa tetap bertahan di sekitar area hotel dan meminta agar KPU segera menanggapi tuntutan mereka.
Hingga berita ini diturunkan, situasi di sekitar Hotel Claro Kendari masih dalam pengawasan ketat aparat keamanan, yang berusaha mengendalikan keadaan agar tidak terjadi kerusuhan lebih lanjut.
Pihak KPU dan Bawaslu Sultra belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan para demonstran. (B)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS