Masya Allah, Ini Keajaiban yang Mengiringi Kelahiran Rasulullah SAW
Haerani Hambali, telisik indonesia
Sabtu, 08 Oktober 2022
0 dilihat
Beberapa kejadian langka dan mengagumkan, mendahului dan mengiringi kelahiran Muhammad SAW. Foto: Repro Nu online
" Rasulullah adalah manusia terpilih. Kelahirannya diiringi dengan sejumlah peristiwa-peristiwa penting yang merupakan keajaiban "
KENDARI, TELISIK.ID - Kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah rahmat agung bagi manusia, bahkan bagi alam semesta. Sebab beliau adalah rahmatan lil ‘alamin.
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al Anbiya: 107).
Rasulullah Muhammad lahir di Mekkah pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, atau bertepatan 20 April 571 M. Tanggal Kelahiran Nabi ini diperselisihkan secara tajam. Ada yang mengatakan bahwa beliau lahir tanggal 2 Rabiul Awal, 8 Rabiul Awal, 9 Rabiul Awal, 10 Rabiul Awal, 12 Rabiul Awal, 17 Rabiul Awal (Lihat al-Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir: 2/260 dan Latho’iful Ma’arif karya Ibnu Rojab hlm. 184-185).
Rasulullah adalah manusia terpilih. Kelahirannya diiringi dengan sejumlah peristiwa-peristiwa penting yang merupakan keajaiban.
Saat Rasulullah lahir, ayah beliau Abdullah telah wafat. Ia wafat di Yatsrib (Madinah) saat diutus Abul Muthalib untuk mengurus kurma di sana. Ia wafat pada usia 25 tahun. Abdullah merupakan laki-laki terpandang di kalangan Quraisy. Ia putra Abdul Muthalib, pemimpin kaum di Makkah yang memiliki otoritas pemeliharaan Ka’bah. Abdul Muthalib dikenal dengan gelar Al Fayyadh (Sang Dermawan) karena kedermawanannya.
Ibu Rasulullah bernama Aminah. Lengkapnya adalah Aminah binti Wahb bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Aminah adalah wanita paling terpandang di kalangan Quraisy. Baik karena nasabnya maupun kedudukannya.
Setelah bayinya lahir, Aminah mengirim utusan menemui Abdul Muthalib. Mendengar kabar gembira itu, Abdul Muthalib datang dengan penuh suka cita. Diambilnya bayi itu dan dibawanya ke Ka’bah seraya berdoa kepada Allah.
Jangan heran jika sebagian orang Mekkah berdoa kepada Allah karena demikianlah ajaran Ibrahim dan Ismail yang masih tersisa. Hanya saja seiring dengan waktu, telah terjadi banyak penyimpangan hingga pada kondisi kronis menyembah dan berdoa kepada berhala.
Abdul Muthalib lantas memberikan nama Muhammad untuk cucunya itu. Nama yang belum dikenal di Arab dan mungkin belum pernah dipakai oleh siapapun.
Dari segi nasab (keturunan), Rasulullah adalah orang pilihan. Ia terlahir dari keturunan pilihan sebagaimana sabda beliau:
Baca Juga: Ini 8 Sunnah Ketika Bayi Baru Lahir
"Sesungguhnya Allah memilih Kinanah di antara keturunan Ismail, dan memilih Quraisy di antara keturunan Kinanah, dan memilih Bani Hasyim di antara suku Quraisy. Dan Allah memilihku di antara Bani Hasyim." (HR. Muslim dan Ahmad).
Dikutip dari Dream.co.id, saat Rasulullah lahir, keluar cahaya hingga menerangi istana-istana di Syam. Ibnu Sa’ad meriwayatkan bahwa ibunda Rasulullah berkata, “Setelah bayiku lahir, aku melihat ada cahaya yang keluar dari jalan lahirnya, menyinari istana-istana di Syam.” Imam Ahmad juga meriwayatkan hal senada.
Peristiwa ini memberikan isyarat bahwa kelak agama Islam yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan sampai ke Syam yang saat itu masih di bawah kekuasaan Romawi. Dan kita kemudian bisa melihat sejarah, Syam menjadi negeri muslim. Baitul Maqdis dibebaskan pada masa khalifah Umar bin Khattab. Bahkan Damaskus menjadi ibu kota khilafah Bani Umayyah. Dan hingga saat ini Suriah, Lebanon dan Palestina menjadi negeri-negeri muslim.
Sebagai bentuk kegembiraan atas hadirnya sosok panutan alam, tak heran pula jika beberapa kejadian langka dan mengagumkan, mendahului dan mengiringi kelahiran Muhammad.
Adapun sejumlah kejadian menakjubkan yang menyertai kelahiran Nabi SAW, antara lain adalah sebagai berikut, dikutip dari Umma.id dan Dream.co.id.
1. Hancurnya pasukan Abrahah
Keajaiban pertama yaitu peristiwa pasukan gajah kiriman Raja Abrahah menyerang Mekah. Mereka menjalankan perintah raja untuk menghancurkan Ka'bah.
Upaya tersebut digagalkan oleh gerombolan Burung Ababil yang membawa batu panas. Burung-burung tersebut menjatuhkan batu-batu hingga membuat gajah-gajah itu mati.
Peristiwa ini berlangsung pada tahun 571 M, tepat pada tahun kelahiran Nabi SAW. Penyerangan Abrahah sendiri dipicu oleh kecemburuannya melihat bangunan Ka’bah yang selalu ramai dikunjungi masyarakat Arab dari berbagai penjuru.
Kendati sudah mendirikan gereja super megah sebagai tandingannya, namun masyarakat Arab tetap memilih berkunjung ke bangunan tua yang didirikan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tersebut. Itulah alasannya Abrahah bertolak dari Yaman bersama pasukan bergajah untuk menghancurkan rumah Allah tersebut.
Namun Allah berkehendak menyelamatkan rumah-Nya. Gajah-gajah Abrahah berhenti di tempat yang dikehendaki-Nya. Saat itulah Rabbul Ka‘bah menurunkan kawanan burung Ababil dari berbagai penjuru dengan membawa batu-batu dari tanah yang membakar. Batu-batu tersebut kemudian ditimpakan dari atas ke kepala bala tentara Abrahah.
Kedahsyatan peristiwa ini diabadikan Allah SWT dalam Al-Qur'an surah al-Fil ayat 1-5. Bahkan, hewan gajah sendiri menjadi nama surat yang mengisahkan peristiwa tersebut.
2. Istana Kisra berguncang
Sebagaimana yang diungkap Makhzum bin Hani Al-Makhzumi, pada malam kelahiran Nabi SAW, istana Kisra berguncang hingga 14 ruangannya runtuh.
Api di negeri Persia yang selalu disembah kaum Majusi, padam seketika ketika Nabi Muhammad SAW lahir. Padahal sudah seribu tahun lamanya, api tersebut selalu menyala. Kaum Majusi berusaha menyalakan kembali api itu, namun gagal.
Seiring dengan kejadian itu, air Danau Sawah surut, lembah Samawah kebanjiran, sejumlah mata air mengering, sehingga membuat Kisra dan rakyatnya bingung dan kelimpungan.
Dikabarkan pula, seorang kepercayaan Kisra bernama al-Mubidzan bermimpi melihat unta-unta bermuatan berat menuntun kuda-kuda bagus. Unta-unta tersebut berjalan mengarungi Sungai Tigris dan Sungai Eufrat lalu menyebar ke sejumlah negerinya.
Menurut penafsiran, sebuah peristiwa besar di penjuru Arab akan terjadi. Peristiwa dimaksud tak lain adalah kelahiran Nabi SAW. (Lihat Abu Zahrah, Khatamun Nabiyyin, [Kairo, Darul Fikr: 1425 H], jilid I, halaman 105)
3. Jin tak bisa lagi mengintip berita langit
Setelah kelahiran Nabi SAW, kaum jin tak lagi bisa mengintip berita langit. Hal itu diakui oleh kaum jin sendiri, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an, “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa saja yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya),” (Surat Al-Jin ayat 8-9).
Padahal sebelumnya, mereka dengan mudahnya mendapatkan kabar dan perintah langit untuk disebarkan kepada juru ramal dan tukang sihir. Namun setelah Nabi SAW lahir, Allah meminta langit dihalangi dari setan dan dipenuhi penjagaan malaikat, panah-panah api sehingga mereka tak lagi bisa mendengarnya.
Diriwayatkan, tatkala tak bisa mengakses informasi langit, kaum jin berkumpul dan melaporkan kejadian itu kepada Iblis. Dengan cepat, Iblis menginstruksikan agar kaumnya menyebar ke seluruh bumi, dari barat sampai timur, seraya memastikan apa yang sesungguhnya terjadi.
Ternyata, dari hasil pengamatan mereka, ditemukan bahwa di kota Mekah ada seorang bayi yang tengah dikerumuni malaikat. Bayi itu mengeluarkan sinar dan memancar ke langit. Para malaikat pun sibuk menyampaikan salam kepada panutan alam yang baru saja dilahirkan.
Baca Juga: Tanda Kiamat? Deretan Kota Ini Menghijau di Arab Saudi
Begitu kejadian tersebut dilaporkan, Iblis sangat menyesalkannya. Sebab, panutan alam telah datang. Artinya, rahmat bagi umat manusia akan terlimpahkan. Sehingga pantas jin dan setan dihalang-halangi naik ke langit dan mencuri informasinya. (Lihat Samia Menisi, Jin-jin Muslim Sahabat Nabi, [Jakarta, Qalam-Serambi: 2016 M], halaman 31).
4. Keajaiban menimpa Halimah As-Sa'diyah
Halimah As-Sa‘diyah adalah ibu yang menyusui Nabi SAW. Kala itu serombongan wanita dari bani Sa‘id datang guna mencari bayi yang akan disusui demi mendapatkan upah dan bayaran. Termasuk Halimah yang diantar oleh suami beserta bayi mungilnya. Namun, dua hari berada di Mekah, Halimah belum juga mendapatkan bayi.
Yang tersisa hanyalah bayi bernama Muhammad bin Abdullah. Rupanya bayi yang satu ini tak menjadi pilihan para wanita bani Sa‘id lainnya mengingat kondisinya yang yatim. Harapan mereka mendapat upah dari bekerja menyusuinya tak akan terpenuhi. Tetapi, karena tak mau pulang dengan tangan kosong, akhirnya Halimah sepakat dengan sang suami untuk mengambil bayi yatim bernama Muhammad.
Tak diduga, begitu sang bayi diterima, dan dibuka kain bungkusnya, Halimah melihatnya penuh takjub. Wajah sang bayi yang bercahaya membuat dirinya begitu kagum karena baru kali itu ia mendapatkan bayi yang luar biasa.
Tak sampai di situ, begitu si bayi disusui, air susu dari Halimah mengalir deras. Bahkan, unta yang mereka tumpangi yang semula kurus, seketika menjadi gemuk dan kuat menempuh perjalanan. Sejak itu keberkahan pun berlimpah, tidak hanya kepada keluarga Halimah, tetapi juga kepada kabilahnya. (Lihat Sîrah Ibnu Hisyâm, [Maktabah Syirkah Al-Babi Al-Halabi], cetakan kedua, jilid I, halaman 162).
Masih banyak keajaiban lain yang terjadi sebelum dan setelah kelahiran Rasulullah. Kewajiban kita sebagai umat Islam adalah meneladani dan melaksanakan sunnah beliau. (C)
Penulis: Haerani Hambali