Tanda Kiamat? Deretan Kota Ini Menghijau di Arab Saudi

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Jumat, 07 Oktober 2022
0 dilihat
Tanda Kiamat? Deretan Kota Ini Menghijau di Arab Saudi
Hail adalah salah satu provinsi di Saudi Arabia, terletak di wilayah Utara negeri ini, di sepanjang gurun Nejd. Foto: Repro ilikesunflower.wordpress.com

" Peradaban manusia kini berkembang pesat dengan segala kemajuan dan canggihnya teknologi, namun hal ini juga menjadi pertanda buruk dimasa depan. Pasalnya tak sedikit perubahan terhadap fenomena dan iklim bahkan kini bumi semakin menua dan lama kelamaan akan kehabisan energi "

KENDARI, TELISIK.ID - Peradaban manusia kini berkembang pesat dengan segala kemajuan dan canggihnya teknologi, namun hal ini juga menjadi pertanda buruk dimasa depan. Pasalnya tak sedikit perubahan terhadap fenomena dan iklim bahkan kini bumi semakin menua dan lama kelamaan akan kehabisan energi.

Melansir republika.co.id, sebelum peradaban modern mengungkapkan lebih jauh mengenai fenomena iklim dan siklus kehidupan bumi, Rasulullah SAW telah memberikan nubuat mengenai pertanda itu. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: 

“Laa taqumu as-saa’atu hatta yaktsura al-maalu wa yafidha hatta yakhruja ar-rajulu bizakaati maalihi falaa yajidu ahadan yaqbaluha minhu wa hatta ta’udu ardhul-arabi murujan wa anhaaran.” 

Yang artinya: “Tidak akan terjadi hari kiamat, sebelum harta kekayaan telah tertumpuk dan melimpah ruah, hingga seorang laki-laki pergi ke mana-mana sambil membawa harta zakatnya tetapi dia tidak mendapatkan seorang pun yang bersedia menerima zakatnya itu. Dan sehingga tanah Arab menjadi subur makmur (hijau) kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai.” 

Baca Juga: Ini 8 Sunnah Ketika Bayi Baru Lahir

Berikut ini beberapa daerah di Arab Saudi yang semakin menghijau seperti dilansir dari berbagai sumber antara lain:

1. Riyadh

Melansir wikipedia.com, Riyadh adalah ibu kota Arab Saudi yang terletak di kawasan Nejd. Riyadh terletak di tengah semenanjung Arabia dan dihuni oleh lebih dari 4.500.000 orang. Luas kota ini sekitar 1.554 km². Riyadh, Buraydah dan Al Kharj termasuk dalam pengembangan 'koridor pusat' Arab Saudi. 

Mengutip sindonews.com, Riyadh sudah berubah menjadi hijau setelah proyek penghijauan yang dikenal dengan Green Riyadh dimulai. Melalui proyek Green Riyadh, salah satu inisiatif penghijauan kota terbesar di dunia, dengan cepat mengubah wajah jalan utama di ibu kota, termasuk Jalan Raja Khalid, Makkah, dan Raja Salman, menjadi hijau.

Penghijauan dilakukan dengan penanaman spesies pohon asli setempat tersebut termasuk Ziziphus spina-christi, Acacia gerrardii dan Prosopis cineraria, umumnya dikenal sebagai pohon ghaf. Pohon-pohon tersebut dapat bertahan hidup dalam kondisi gurun yang keras dan akan tumbuh tanpa perawatan yang intensif.

Green Riyadh akan meningkatkan jumlah penghijauan dengan penanaman 7,5 juta pohon di sekitar fitur dan fasilitas utama kota. Penghijauan mampu mengurangi suhu lingkungan rata-rata sebesar 2 derajat Celcius dan meningkatkan kualitas udara. Kondisi ini mendorong orang untuk mengikuti gaya hidup yang lebih sehat dengan berjalan kaki atau bersepeda.

2. Buraidah

Buraidah adalah ibu kota dan kota terbesar di Provinsi Qasim yang terletak di bagian tengah-utara Arab Saudi, jantung Semenanjung Arabia. Buraidah memiliki jarak yang sama dengan Laut Merah di sebalah barat dan Teluk Persia di sebelah timur. Kota ini memiliki populasi sebesar 614.093 pada sensus tahun 2010.

Qassim memiliki iklim gurun, dengan musim panas yang panjang dan musim dingin yang pendek. Di wilayah ini hanya ada sedikit curah hujan, jadi ini adalah tempat yang bagus untuk keluar dan menjelajah.

Untuk menghijaukan wilayah kota dan gurun, pemerintah menanam pohon Saxaul yang mudah menghasilkan benih ketika menjadi lebih kering. Selama berabad-abad, jutaan pohon Saxaul yang dikenal dengan Al-Ghadha, menyediakan kayu bakar, pakan ternak, dan kesejukan.

Menanam pohon saxaul adalah bagian dari inisiatif hijau oleh pemerintah Saudi, yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon, polusi, dan degradasi lahan. Abduljabar, Wakil Presiden Asosiasi Lingkungan Al-Ghadha, mengatakan organisasinya berencana menanam 250.000 pohon Saxaul tahun ini di Unaizah, wilayah Qassim tengah.

3. Hail

Kota Hail terletak di wilayah pegunungan Shammar, sebelah barat lembah Al-Odairie, juga dikenal sebagai lembah Hail. Kota Hail memiliki makna sejarah khusus, juga merupakan titik transit bagi peziarah menuju Makkah Al Mukarramah dari Irak dan Suriah. Kota ini memanjang dalam bentuk busur di sekitar gunung Shammar.

Dikelilingi di barat oleh gunung Aja dan Umm-Al-Riqab serta gunung Salma di utara dan timur. Hail telah menjelma menjadi kota modern, setelah mengalami perkembangan yang menyeluruh.

Baca Juga: Orang Tua Akan Dimintai Pertanggungjawaban Tentang Anaknya

Sekarang terhubung melalui jalan tol modern ke Riyadh, Makkah Al-Mukarramah, Al Madinah Al Munawarah dan Jeddah. Ada lebih dari tiga puluh taman di kota dan dua puluh lima area lanskap, seluas 1.735.163 meter persegi.

Taman umum kota termasuk Al Rasuf, Ugdah, Janeiri dan Ghar Al Majma di samping taman umum Hail dan Taman Mashar. Taman ini mencakup danau buatan 65 meter persegi dan air terjun setinggi 300 meter.

4. Al Hasa

Melansir harianhaluan.com, Provinsi Al-Hasa di timur Arab Saudi wilayahnya subur dan jadi tempat mengembangkan beberapa produk pertanian, seperti padi, jagung, sayuran, dan beberapa buah. Perkebunan kurma terbesar kerajaan Arab Saudi ada di Al-Hasa.

Tanah di Al-Hasa subur karena memiliki oase (oasis) yang besar bersumber dari280 mata air artesis dan membentang di area seluas lebih dari 85,4 kilometer persegi. Ada 2,5 juta pohon kurma tumbuh di Al-Hasa. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Kardin

Baca Juga