Maulid Nabi Muhammad, Ini Sejarah Singkat Kelahiran Rasulullah SAW

Haerani Hambali, telisik indonesia
Rabu, 20 Oktober 2021
0 dilihat
Maulid Nabi Muhammad, Ini Sejarah Singkat Kelahiran Rasulullah SAW
Ilustrasi keadaan di Mekkah menjelang kelahiran kelahiran Rasulullah SAW. Foto: Repro Sindonews.com

" Nabi Muhammad tumbuh menjadi seorang yang berbudi pekerti yang baik. Tanda-tanda kenabian juga terlihat dari sosok Rasulullah. "

KENDARI, TELISIK.ID - Maulid Nabi adalah peringatan kelahiran manusia paling mulia, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Beliau dilahirkan di tengah keluarga Bani Hasyim di Mekkah, hari Senin 12 Rabiul Awal Tahun Gajah.

Sebagian ulama berpendapat bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M.

Kelahiran sang Baginda bertepatan dengan peristiwa tentara bergajah menyerang Ka'bah atau Amul Fiil pada tahun 571 kalender Romawi.

Nabi Muhammad dilahirkan oleh ibu yang bernama Aminah. Ayah Nabi Muhammad bernama Abdullah.

Diriwayatkan Ibnu Sa'ad Ahmad ibn Hanbal, dunia bersuka cita menyambut kelahiran Rasulullah. Cahaya menerangi istana-istana di Rum.

Dikutip deskjabar.pikiranrakyat.com dari Buku Pintar Sejarah Islam karya Qasim A. Ibrahim, Nabi Muhammad memiliki nasab dari ibn Abdillah ibn Abdul Muthallib ibn Hasyim ibn Abdul Manaf ibn Qushayy ibn Kilab ibn Murrah ibn Ka’b ibn Lu’ay ibn Ghalib ibn Fihr ibn Malik ibn al-Nadhar Ibn Kinanah Ibn Khuzaymah Ibn Mudrikah ibn ilyas ibn Muddhar ibn Nazzar ibn Ma’add ibn ‘Adnan (‘Adnan adalah putra Isma’il).

Nasab inilah yang disepakati sejarawan dan ulama ahli nasab. Nasab beliau sesudah ‘Adnan masih diperdebatkan banyak ulama

Nabi Muhammad yatim sejak lahir. Ayahnya wafat ketika Nabi Muhammad masih dalam kandungan sang ibu.

Setelah Sayyidah Aminah melahirkan, ia mengirim utusan untuk menyampaikan kabar gembira kepada kakeknya Abdul Muthalib. Kemudian beliau membawa cucunya itu ke Ka’bah dan memberikan nama Muhammad, nama yang belum dikenal di kalangan Arab.

Muhammad dikhitan pada hari ketujuh setelah kelahirannya.

Wanita pertama yang menyusui Muhammad setelah Ibundanya adalah Tsuwaibah, hamba sahaya Abu Lahab. Setelah itu Muhammad disusui oleh Halimah bin Abu Dzu’aib, wanita yang berasal dari Bani Sa’d.

Halimah Sa'diyah ikhlas menyusui Nabi meskipun ASI-nya sulit keluar. Allah SWT pun membalas kebaikan Halimah dengan membuat keledai kurusnya kembali gemuk dan kuat dan ASI-nya lancar kembali.

Ketika Muhammad berusia empat atau lima tahun, terjadi peristiwa pembelahan dada oleh malaikat Jibril. Malaikat Jibril mencuci jantung Muhammad.

Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah merasa khawatir terhadap keselamatan Muhammad kecil, hingga ia mengembalikannya kepada Ibundanya, Aminah.

Muhammad bersama ibunya hanya sampai usianya enam tahun. Aminah wafat ketika di tengah perjalanan pulang berziarah dari makam suaminya Abdullah.

Muhammad kemudian diasuh kakeknya Abdul Muthalib sampai usianya delapan tahun. Setelah kakeknya wafat, ia kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Tanda-tanda kenabian sudah terlihat tatkala Muhammad berusia 12 tahun. Ketika itu Beliau sedang pergi ke Syam untuk berdagang. Di perjalanan, tepatnya di Bushra, ia bertemu dengan seorang pendeta bernama Buhaira.

Buhaira menyarankan Abu Thalib agar membawa kembali Muhammad Mekkah dan tak mengajaknya pergi ke Syam lagi. Ia juga menyuruh Abu Thalib untuk menjaganya dari orang-orang Yahudi.

Nabi Muhammad tumbuh menjadi seorang yang berbudi pekerti yang baik. Tanda-tanda kenabian juga terlihat dari sosok Rasulullah.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah," firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 21.

"Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan hari aku dibangkitkan hidup (kembali)," firman Allah SWT dalam surat Maryam ayat 33.

Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul ditandai dengan menerima wahyu pertama pada saat berusia 40 tahun di Gua Hira. Sejak saat itu, Nabi Muhammad menyiarkan agama Islam dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.

Rasulullah meninggal dunia pada usia 63 tahun di hari Senin bulan Rabiul Awal setelah jatuh sakit selama 12 hari.

Baca juga: Wanita Adalah Sumber Fitnah dan Ujian Terbesar Bagi Kaum Adam, Ini Alasannya

Baca juga: Keutamaan Membaca Ayat Kursi Setelah Salat Fardu

Keajaiban Menjelang Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Dilansir dari inews..id dalam kitab Al Barzanji yang ditulis Sayyid Ja’far bin Husin Al Barzanzi disebutkan beberapa keajaiban yang terjadi menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Di antaranya adalah padamnya api sesembahan kaum Majusi di Persia yang selama ribuan tahun disembah, serta hancurnya pasukan gajah pimpinan Raja Abrahah yang akan menyerang Ka'bah.

Atas izin Allah, ribuan burung Ababil dari surga datang menyerang dan melempari pasukan abrahah dengan batu membara dari neraka. Peristiwa itu kemudian diabadikan Al-Qur'an dalam Surat Al Fiil atau Pasukan Gajah.

Dalam kitab itu juga dikisahkan  detik-detik menjelang kelahiran Nabi SAW. Memasuki bulan ke sembilan kehamilan Sayyidah Aminah saat hari-hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sudah semakin dekat, Allah SWT melimpahkan bermacam anugerah-Nya kepada Sayyidah Aminah mulai tanggal 1 hingga malam tanggal 12 Robiul-Awwal malam kelahiran Al-Musthofa Muhammad SAW.

Pada malam ke-1, Allah SWT melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa sehingga Sayyidah Aminah merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Pada malam ke-2, datang seruan berita gembira kepada ibunda Nabi Muhammad SAW yang menyatakan dirinya akan mendapati anugerah yang luar biasa dari Allah.

Pada malam ke-3, datang seruan memanggil Aminah yang mengabarkan sudah dekat kelahiran Nabi mulia.

Pada malam ke-4, Sayyidah Aminah mendengar seruan beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan jelas.

Pada malam ke-5, Sayyidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabiyullah Ibrahim as.

Pada malam ke-6, Sayyidah Aminah melihat cahaya Nabi Muhammad SAW memenuhi alam semesta.

Pada malam ke-7, Sayyidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira sehingga kebahagiaan dan kedamaian semakin memuncak.

Pada malam ke-8, Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut terdengar dengan jelas mengumandangkan :

“Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat kelahiran Nabi agung, kekasih Allah SWT Pencipta Alam Semesta.”

Pada malam ke-9, Allah semakin mencurahkan rahmat kasih sayang kepada Sayyidah Aminah sehingga tidak ada sedikitpun rasa sakit, sedih, susah, dalam jiwa Sayyidah Aminah.

Pada malam ke-10, Sayyidah Aminah melihat Tanah Tho’if dan Mina ikut bergembira menyambut akan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Pada malam ke-11, Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Sayyidina Muhammad SAW.

Malam detik-detik kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepat tanggal 12 Rabi’ul-Awwal di sepertiga malam. Di malam ke-12 ini langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikit pun.

Saat itu, Abdul Muthalib (kakek Nabi Muhammad SAW) sedang bermunajat kepada Allah SWT di sekitar Kakbah.

Sayyidah Aminah yang sedang menunggu kelahiran Sang Nabi dikejutkan dengan kehadiran empat perempuan mulia, yakni Siti Hawa, Siti Sarah, Asiyah dan Siti Maryam. Mereka menyampaikan kabar gembira kepada ibunda Nabi.

Di malam itu, seluruh alam raya bergembira dan bershalawat dengan bahasa dan cara yang berbeda beda. (C)

Reporter: Haerani Hambali

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga