Mengenal Kasuami, Makanan Lokal Sulawesi Tenggara

Elfinasari, telisik indonesia
Kamis, 01 Juni 2023
0 dilihat
Mengenal Kasuami, Makanan Lokal Sulawesi Tenggara
Kasuami, biasa disajikan dengan parende, ikan bakar dan colo-colo. Foto: Wikipedia

" Singkong merupakan tanaman sejuta manfaat yang dapat diolah menjadi berbagai macam pengan, dan menjadi salah satu makanan khas Sulawesi Tenggara, yaitu Kasuami "

BAUBAU, TELISIK.ID - Singkong merupakan tanaman sejuta manfaat yang dapat diolah menjadi berbagai macam pengan, dan menjadi salah satu makanan khas Sulawesi Tenggara, yaitu Kasuami.

Kasuami, soami atau sangkola adalah makanan khas daerah Sulawesi Tenggara yaitu (Buton, Muna dan Wakatobi), kasuami ini memiliki arti makanan dari ubi kayu yang diolah dengan uap panas. Orang Buton dan Muna menyebutnya kasuami, sementara orang Wakatobi menyebutnya soami dan segelintir orang lainnya menyebutnya sangkola.

Salah satu makanan khas Suku Buton ini dibuat dari tepung ubi kayu dan diolah menjadi gaplek dan difermentasi. Pertanian seperti sawah penghasil padi tidak cocok di daerah Buton, Muna dan Wakatobi sehingga masyarakat setempat memilih menanam ubi kayu atau singkong.

Bagi masyarakat Buton yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia, mereka sering mengolah singkong menjadi kasuami sebagai makanan pokok pengganti nasi.

Baca Juga: Mengenal Kacang Mete, Cemilan Khas Sulawesi Tenggara

Menurut warga setempat, kasuami ini simbol dari persaudaran dan keakraban. Karena kasuami biasanya dihidangkan saat acara besar seperti penyambutan sanak saudara yang pulang ke kampung halaman maupun saat hajatan (syukuran). Hingga kini, kasuami masih menjadi makanan pokok dan umumnya disajikan bersama ikan parende (sop ikan khas buton), ataupun ikan bakar dan sayur kangkung dengan colo-colo (Sambal).

Dari segi bentuk dan warna, kasuami terdiri dari tiga jenis. Ada yang bentuknya kerucut seperti gunung atau tumpeng. Kasuami ini warnanya putih kekuning-kuningan. Ada juga yang berwarna hitam yang disebut huguhugu. Dan yang bentuknya lonjong dan padat, disebut kasuami pepe.

Salah seorang warga penjual Kasuami, Inar menuturkan, ia menjual kasuami setiap hari dengan harga Rp 7.000 per harinya, untuk hari ini ia menjual 35 buah kasuami,

"Belum cukup setengah hari kasuaminya sudah habis terjual," ucapnya.

Ia juga menjelaskan, ada beberapa jenis dari kasuami yaitu bentuk kerucut dengan warna putih kekuning-kuningan, ada yang warna hitam dan ada yang bentuknya lonjong. Ia menjelaskan, per harinya pendapatannya saat menjual kasuami bisa untuk menghidupi kehidupan sehari-hari keluarganya

"Yah sehari pendapatan saya hampir Rp 300 ribu, lumayanlah untuk kehidupan sehari-hari," ucapnya.

Baca Juga: Mengenal Gola Ni'i atau Gula Kalupu, Olahan Kelapa Khas Pulau Kabaena

Salah seorang pembeli kasuami, Binar mengaku, menyukai makanan khas Sulawesi Tenggara itu (kasuami) karena merupakan makanan lokal yang ahaus tetap dilestarikan.

"Ini sebagai identitas kita sebagai masyarakat Buton tidak boleh hilang, jadi saya sering beli," ucapnya.

Pembeli lainnya Adam menuturkan, membeli untuk dimakan dengan ikan bakar dan juga colo-colo dengan sayur kangkung atau lainnya.

"Enak sekali kalau kita campur dengan kasuami," tutupnya. (A)

Penulis: Elfinasari

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga