Menelusuri Rekam Jejak hingga Visi Misi Balon Bupati Buton Selatan La Ode Budi Utama

Ali Iskandar Majid, telisik indonesia
Rabu, 22 Mei 2024
0 dilihat
Menelusuri Rekam Jejak hingga Visi Misi Balon Bupati Buton Selatan La Ode Budi Utama
Sosok La Ode Budi Utama dikenal mempunyai jalinan silaturahmi yang baik dengan beberapa tokoh di Sulawesi Tenggara, salah satunya Ali Mazi. Foto: Repro Facebook

" La Ode Budi Utama mempunyai visi misi menciptakan Buton Selatan yang Beradab, Sejahtera, dan Berprestasi dengan tiga bidang kemajuan prioritas "

BUTON SELATAN, TELISIK.ID – Satu lagi figur putra daerah Buton Selatan yang siap tarung di Pilkada Buton Selatan November mendatang, La Ode Budi Utama. Dia disebut-sebut sebagai salah satu putra daerah terbaik dari deretan putra daerah yang ada di Buton Selatan.

La Ode Budi Utama lahir di Buton, 26 Mei 1964 silam dari seorang ibu bernama Wa Ode Aliyah dan seorang ayah bernama La Ode Muhamad Sahihu, yang juga pernah menjabat sebagai Camat Distrik Batauga serta merupakan cucu langsung Lakina Wawoangi dari Laguali yaitu La Ode Asimoe.

Merupakan alumni S1 Statistika Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus peraih beasiswa prestasi akademik pada Institut Pertanian Bogor (IPB), La Ode Budi Utama diketahui tidak meneruskan studi ke jenjang strata 2 dan 3, namun dirinya adalah tipe individu pembelajar yang kuat termasuk cepat mempelajari dan mengerti ilmu-ilmu di luar dari bidang keahliannya.

Adapun bidang keahlian yang dikuasai oleh La Ode Budi Utama yakni Managemen Strategik, Budaya Organisasi, Keuangan, Kredit Perbankan, Pemasaran, serta Membangun Merek (Branding).

Tahun 1992-1998 ia bekerja sebagai Business Development di Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Tahun 1996 mendirikan sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) di Tangerang.

Tahun 2000 lanjut mendirikan tingkat Sekolah Dasar (SD) di Tangerang menjadi sekolah penggerak terdaftar di Kemendikbud.

Tahun 2020 ia mendirikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Tangerang. Ketiga sekolah besutannya berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Permata Hati milik La Ode Budi Utama, yang mana tidak bermitra dengan pihak manapun.

Sosok La Ode Budi Utama juga aktif di partai dan menduduki jabatan sebagai Bendahara Badan Pendidikan dan Pelatihan DPD PDIP Provinsi DKI Jakarta.

Baca Juga: Dua Tokoh Politik Ini Ungkap Alasan La Ode Budi Utama Layak Pimpin Buton Selatan

Kemudian sebagai Ketua Umum Relawan Koalisi Bersama Rakyat atau yang disingkat menjadi KIBAR Indonesia yang mana bertujuan untuk membantu percepatan pembangun daerah pedesaan dan pesisir.

Selain itu, Budi juga banyak membantu tugas sang adik Wa Ode Herlina yang menjabat sebagai Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta yang mana kebetulan membawahi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

“Saya juga pemateri, kalau partai bikin pendidikan 3 hari salah satu pematerinya saya,” tutur Budi melalui telepon seluler, Selasa (22/5/2024) malam.

Mempunyai visi misi menciptakan Buton Selatan yang Beradab, Sejahtera, dan Berprestasi dengan tiga bidang kemajuan prioritas di antaranya ekonomi, terkhusus di tiga sektor seperti perikanan, pariwisata, dan pertanian berbasis pengelohan (hasil pertanian yang lanjut diolah).

Bidang pendidikan memudahkan generasi muda Buton Selatan melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Jawa, dimana pemerintah daerah yang pro aktif.

Lalu bagaimana visi misi La Ode Budi Utama perihal tiga bidang kemajuan yang diprioritaskan? Berikut Telisik.id merangkum bedasarkan hasil bincang-bincang bersama La Ode Budi Utama.

Dari kacamata seorang La Ode Budi, nelayan di Buton Selatan harus naik level yang mana perlu ada intervensi dari Perusahaan Daerah (Perusda) yakni dengan meng-up grade alat tangkap.

Ada dua metode yang dapat ditawarkan yaitu pertama, dipinjamkan langsung oleh Perusda dan kedua, seperti sistem kredit motor jadi hasil tangkap yang dijual ke Perusda dikurangi dengan biaya alat tangkap yang telah dikreditkan. Apabila rutin membayar, maka alat tangkap tersebut akan menjadi milik nelayan.

"Metode ini jauh lebih bagus dari pada nelayan harus mengutang ke tengkulak-tengkulak sehingga membuat nelayan merasa didukung oleh  Pemerintah Buton Selatan," tutur La Ode Budi.

Lalu disupport dengan persediaan bahan bakar dan cadangan bahan pokok agar aktivitas melaut menjadi tidak terganggu meskipun berlayar berhari-hari.

Perusda kemudian menjadi penampung sekaligus penjual, misalnya dengan menjual kepada Perikanan Indonesia hingga ke Jawa sehingga tugas nelayan hanya menangkap ikan. Perusda sendiri memiliki cold storage yang menjamin kualitas dan kesegaran ikan tetap terjaga. Sehingga tanpa adanya intervensi seperti itu, nelayan akan mengalami kemunduran dan diam di tempat.

Budi juga menaruh perhatian pada hasil pertanian berbasis pengolahan misalnya seperti umbi-umbian yang diolah menjadi tepung di Desa Lampanairi hingga bawang goremg DZ khas Lande yang sudah terkenal hingga luar wilayah Buton Selatan.

Tentunya harus didukung oleh pemerintah daerah misalnya dengan menyetok persediaan bibit pasca panen. Terlebih lagi produk pertanian ketika sudah dipanen hanya dengan hitungan jam apabila tidak digunakan (diolah) akan layu seketika sehingga menurunkan nilai jual hasil pertanian tersebut.

Untuk itu, perlu mencari jenis tanaman pertanian yang mempunyai basis pengolahan sehingga pola-pola pertanian seperti itulah yang harus disupport dan dikembangkan yang mana meningkatkan ekonomi petani dan umur keberadaan komoditas menjadi panjang.

Tiga poin yang perlu diperhitungkan terkait sektor wisata di Buton Selatan, pertama dari sudut pandang alamnya, Budi mengungkapkan sudah banyak lokasi-lokasi yang diberdayakan menjadi objek wisata seperti Waburi Park, Pantai Lagunci (monumen kapal di atas batu), Jembatan Lingkar Wawongi, dan masih banyak lagi.

Ia yakin masih banyak lahan baru yang dapat dibuka untuk dijadikan destinasi wisata baru di Buton Selatan demi menopang dan meningkatkan taraf kehidupan sosial masyarakat setempat. Kedua, dari sudut pandang budaya, Ia mengatakan, hampir semua desa di Buton Selatan mempunyai agenda rutin acara adat yang digelar setiap tahunnya.

Sekiranya hal tersebut diatur agar setiap bulannya setiap desa bergiliran mengadakan pesta adat sehingga akan menjadi sebuah agenda rutin festival adat yang digelar setiap tahunnya. Ketiga, sudut pandang spiritual, Budi menyatakan di Buton Selatan banyak situs-situs bersejarah yang sarat akan nilai agama yang tinggi.

Seperti Masjid Abdul Wahid di Wawoangi, Buton Selatan, yang mempunyai nilai sejarah masuknya Islam hingga tempat-tempat ziarah. Sehingga dapat menjadi wisata spiritual bagi yang tengah melakukan pembersihan diri dan pikiran atau dalam bahasa Buton disebut dengan istilah “Pekalino Karo”.

Namun harus dirancang dengan baik misal didukung dengan infrastruktur jalan yang bagus, kuliner, juga homestay bagi pelancong yang ingin menginap, serta tour guide yang bukan hanya memandu perjalanan namun juga menceritakan sejarah tempat-tempat yang dikunjungi. Sebab yang dibawa pulang dari berlibur di suatu daerah ialah pengalaman, cerita, dan interaksi manusia lebih kesan-kesan.

Baca Juga: Anak Nelayan Ini Tarung di Pilkada Buton Selatan untuk jadi Solusi Keluhan Masyarakat

Dengan latar belakang sebagai pemilik sekolah dirinya tahu persis tata cara meningkatkan mutu pendidikan. Dimana kata dia, mencari sebuah cara agar para generasi muda Buton Selatan dapat melanjutkan pendidikan di Universitas terbaik. Dalam hal ini pemerintah daerah dapat bertemu langsung dengan pihak rektorat untuk melobby dan menegosiasikan hal-hal tersebut.

Hanya yang menjadi masalah utama adalah bagaimana menyiapkan generasi muda Buton Selatan sanggup beradaptasi dan mengahadapi suasana proses belajar yang lebih kompetitif. Sehingga harus mempunyai kesiapan untuk berhadapan dengan pembelajaran yang bahannya banyak dan cepat.  

Lebih lanjut Budi menyampaikan generasi muda Buton Selatan untuk bisa mengahadapi suasana belajar yang  kompetitif harus mempunyai dua modal utama yakni yang pertama sikap belajar, adalah terbiasa belajar yang meliputi menyimak, membuat ringkasan, rajin masuk kelas dan sering bertanya.

Kemudian kedua, ulet atau tahan banting yakni harus banyak latihan, kerja sama dan sering bertanya kepada sesama peserta didik. Dimana kedua sikap tersebut sudah mulai dibentuk ketika memasuki usia sekolah atau ketika sudah masuk Sekolah Dasar dan selambat-lambatnya ketika masuk SMP.

Pertama yang akan dibenahi oleh La Ode Budi Utama yakni membuka layanan Pemda Melayani, sebagai bentuk dari pemerintah daerah yang memang untuk membangun daerah yang selalu siap melakukan pelayanan terhadap masyarakat, dalam hal ini akan ada peningkatan pada layanan birokrasi.

Kedua, harus ada perencanaan yang terintegrasi antara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Perusahaan Daerah (Perusda), Dana Desa, dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) mempunyai dua tujuan, di antaranya pertama, berkolaborasi dengan ekonomi dan kedua dengan pendidikan untuk mempersiapkan generasi emas menuju Indonesia Emas.

Kembali ke perbaikan awal yaitu tentunya harus memiliki SDM ASN yang profesional bekerja yang mencakup datang tepat waktu di kantor, siapa melayani masyarakat, sanggup menjawab keluhan masyarakat serta pandai memberikan solusi terhadap permasalahan masyarakat.

Budi menuturkan bahwa semua kemajuan yang ada di suatu daerah didukung juga oleh Sumber Daya Manusia (SDM) nya. Misalnya ingin memajukan bidang Usaha Makro Kecil Menengah (UMKM) tentunya pengetahuan keilmuan bidang UMKM dan kompetensi harus lebih ditingkatkan. (C)

Penulis: Ali Iskandar Majid

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga