Negara Muslim Ikut Reformasi Nilai Mata Uang, Hapus Dua Angka di Belakang Nol
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 29 Desember 2025
0 dilihat
Uang kertas senilai 5.000 pound Suriah di Damaskus, Suriah, pada 24 Januari 2021. Foto: Xinhua/Ammar Safarjalani
" Reformasi nilai mata uang dilakukan negara Muslim dengan menghapus dua angka nol, menata ulang sistem moneter nasional demi stabilitas transaksi, efisiensi pembayaran, dan penguatan keuangan domestik "

DAMASKUS, TELISIK.ID - Reformasi nilai mata uang dilakukan negara Muslim dengan menghapus dua angka nol, menata ulang sistem moneter nasional demi stabilitas transaksi, efisiensi pembayaran, dan penguatan keuangan domestik.
Bank sentral Suriah resmi meluncurkan pedoman terperinci terkait penerbitan mata uang nasional baru yang akan mulai diberlakukan pada 2026.
Kebijakan ini menandai langkah penting dalam reformasi moneter dengan menghapus dua angka nol di belakang nilai pound Suriah, sebagai upaya penyesuaian sistem keuangan yang lebih sederhana dan terstruktur.
Melansir Xinhua, Senin (29/12/2025), Gubernur Bank Sentral Suriah, Abdulkader Husrieh, menjelaskan bahwa kebijakan tersebut dijalankan melalui mekanisme penggantian langsung. Setiap uang kertas lama pecahan 100 pound Suriah akan ditukar menjadi 1 pound Suriah versi baru.
Baca Juga: Pintu Perang Dunia ke-3 Menuju Asia, Kim Jong Un Tekan Tombol 2 Rudal Jelajah Siap Tempur
Nilai tukar ini bersifat administratif dan tidak mengubah jumlah riil uang beredar di masyarakat.
Proses penukaran mata uang dijadwalkan dimulai pada 1 Januari 2026 dan akan berlangsung selama 90 hari.
Bank sentral membuka kemungkinan perpanjangan masa penukaran apabila diperlukan, terutama untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses layanan penukaran secara merata di berbagai wilayah.
Husrieh menegaskan bahwa reformasi ini tidak dimaksudkan untuk meningkatkan pasokan uang secara keseluruhan. Bank sentral memastikan langkah penghapusan dua nol dilakukan tanpa memicu tekanan inflasi tambahan, serta tetap menjaga stabilitas harga selama masa transisi berlangsung.
Sebagai bagian dari kebijakan tersebut, uang kertas lama dan uang kertas baru akan beredar secara bersamaan selama periode transisi. Seluruh pelaku usaha, termasuk pedagang dan penyedia jasa, diwajibkan menerima kedua jenis mata uang agar aktivitas ekonomi tetap berjalan tanpa hambatan teknis.
Baca Juga: China Bikin Lubang Terdalam di Asia, Kedalaman hingga 10 Km
Bank sentral juga menyiapkan lebih dari 1.000 gerai resmi penukaran uang yang tersebar di seluruh Suriah. Layanan penukaran ini disediakan tanpa biaya, guna memastikan proses transisi dapat diakses secara adil dan tidak membebani masyarakat.
Selain perubahan nominal, mata uang baru dirancang dengan fitur keamanan yang lebih canggih. Peningkatan sistem pengamanan ini ditujukan untuk mencegah peredaran uang palsu, terutama pada fase awal penerapan kebijakan ketika dua jenis uang masih digunakan bersamaan.
Menurut Husrieh, penghapusan dua nol merupakan bagian dari paket reformasi moneter yang lebih luas. Pemerintah dan otoritas keuangan menargetkan perbaikan sistem transaksi harian, penyederhanaan pencatatan keuangan, serta peningkatan efisiensi peredaran uang tunai di tengah pemulihan ekonomi nasional.
Langkah reformasi mata uang ini mencerminkan upaya Suriah sebagai negara mayoritas Muslim dalam menata kembali fondasi keuangan negara. Kebijakan tersebut diharapkan dapat menciptakan sistem moneter yang lebih ringkas, mudah dipahami, dan mampu menopang stabilitas ekonomi dalam jangka menengah hingga panjang. (Xinhua)
Penulis: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS