Partisipasi Perempuan dalam Politik Masih Sangat Minim
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Minggu, 11 Desember 2022
0 dilihat
DPK GMNI FISIP UHO menggelar bazar dan dialog bertema Eksistensi Perempuan dalam Pusaran Politik dan Demokrasi. Foto:Ist.
" Tema ini diangkat karena melihat fenomena partisipasi dan keterwakilan perempuan dalam ruang publik dan politik masih terlalu minim untuk mengisi ruang parlemen dan pemerintahan "
KENDARI, TELISIK.ID - Bazar dan dialog bertema Eksistensi Perempuan dalam Pusaran Politik dan Demokrasi, digelar di salah satu warkop yang ada di Kota Kendari, Sabtu (10/12/2022) malam.
Tema ini diangkat karena melihat fenomena partisipasi dan keterwakilan perempuan dalam ruang publik dan politik masih terlalu minim untuk mengisi ruang parlemen dan pemerintahan.
Sehingga perlu ada upaya serius untuk terus mendorong kualitas dan kapasitas semangat perempuan dalam memperjuangkan hak-hak politik sebagai representasi dalam mengakomodir program-program yang bersentuhan langsung dengan perempuan.
Salah satu narasumber, Feby Rahmayana mengatakan, masih banyak tantangan yang dihadapi kaum perempuan ketika ikut berpartisipasi dan terlibat dalam dunia politik,
“Keterwakilan perempuan di parlemen belum bisa merepresentasi seluruh kalangan perempuan akibat masih kentalnya oligarki, dinasti dan cengkraman birokrat pemerintah yang lebih mementingkan partai dan kelompok," tukasnya.
Baca Juga: Kolam Retensi Boelivard Kini Jadi Ladang Rezeki Bagi PKL
Tak hanya itu, dalam dunia politik juga dianggap sesuatu hal yang kejam dan berdaya saing, olehnya itu dibutuhkan ongkos politik sebagai infrastruktur konsolidasi dan mobilisasi massa menjelang momentum pemilu dan pilkada.
"Sehingga upaya tersebut perlu adanya pendidikan dan edukasi politik yang merata bukan hanya menjelang momentum pemilu dan pilkada, karena sejatinya politik hanyalah instrumen dan kendaraan untuk mencapai tujuan apa yang menjadi harapan dan cita-cita bersama," tutur demisioner Ketua DPK GMNI FISIP UHO, Rasmin Jaya.
Panelis Fitra Wahyuni Kabid Sarinah DPC GMNI Kendari menjelaskan dengan cukup gamblang bahwa menjadi perempuan tidak hanya cukup menjadi pemilih cerdas saja, tetapi harus bisa mendorong program-program yang bersentuhan dengan kaum perempuan.
Baca Juga: Digadang-gadang Berstandar FIFA Stadion Lakidende Terancam Dirubuhkan
Sehingga kuota 30 persen dapat menjadi representasi untuk mendorong kualitas, kuantitas dan keberdayaan perempuan.
“Apa lagi harus selalu kita nomor duakan. kekuatan social society juga banyak didorong oleh kelompok perempuan untuk menjadi lokomotif gerakan pada saat perjuangan pro demokrasi dalam menjatuhkan rezim orde baru yang otoriterianisme," tambahnya.
Bazar dan dialog ini diinisiasi oleh anggota baru DPK GMNI FISIP-UHO. Hadir juga berbagai narasumber, keterwakilan organisasai Cipayung Plus Kota Kendari Reschi Nur Rasak dari Kopri PMII, Feby Rahmayana LMND Sultra, Nur Isyati Kohati HMI, Lili Fasad M Kader GMNI Kendari.
Ada pula Rasmin Jaya, kader GMNI Kendari dan Panelis Fitra Wahyuni Kabid Sarinah DPC GMNI Kendari yang dimoderatori secara langsung oleh Sarinah Hijrah Anggota GMNI FISIP UHO. (A)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS