Pengakuan Muhammad Sutamin yang Ditodong Pistol Oleh Oknum TNI AL

Muhammad Israjab, telisik indonesia
Selasa, 14 Januari 2020
0 dilihat
Pengakuan Muhammad Sutamin yang Ditodong Pistol Oleh Oknum TNI AL
Muhammad Sutamin (Tengah) saat Konfrensi Pers. Foto : Muhammad Israjab/Telisik

" Dia (Mardin More), berdusta jika lahan Ponpes Ihya’ Assunah Kolaka adalah miliknya. Kami telah membelinya dengan bukti transfer Rp 100 juta. Jika dia mengatakan bahwa, uang 100 juta itu adalah dana oprasioanal itu juga bohong, karena dia bukan pengurus. Karena dia baru juga ikut pengajian saya. "

KENDARI, TELISIK. ID – Kisruh kepemilikan tanah di Kelurahan 19 November, Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka, yang saat ini tanah tersebut telah berdiri pondok pesanter (Ponpes) Ihya Assunnah. Kisruh tersebut melibatkan pimpinan Ponpes Muhammad Sutamin dan Mardin More.

Baca Juga: Dirjen Kemenag RI Berikan Kuliah Umum di IAIN Kendari

Saat memberikan klarifikasi mengenai kisruh yang melibatkan kedua belahpihak, Sutamin menceritakan bagaimana ia mendapat ancaman dari keluarga Mardin More yakni anaknya sendiri yang sebagai anggota TNI Angkatan Laut (AL), dengan inisial Letkol Marinir AF.

Dia membenarkan, bahwa oknum TNI AL yakni Letkol Marinir AF melakukan penodongan pistol sebanyak dua kali kepada Sutamin. Penodongan pertama dilakukan di Ponpes yang dipimpinnya, kemudian aksi penodongan kali kedua dilakukan di Pos AL Kolaka.

Pada saat itu, Mardin More mendatangi Pondok Pesantren, bersama anaknya yang berpangkat Letkol Marinir AL didampingi oleh dua anggota TNI AL.

“Dia menarik pistolnya dengan gemetaran lalu menodongkan di kepala saya. Kemudian, Mardin More panik sehingga menarik pistol anaknya itu, tapi Kolonel dia (AF) menarik sangkurnya lagi, mengarahkan ke saya dengan kondisi gemetaran juga,” ungkapnya, Senin (13/1/2020).

Penodongan pistol itu, disaksikan oleh santri Ihya’ Assunah. Akan tetapi oknum TNI melarang dan mengancam para santri memvideokan tindakan mereka. Para santri pun ketakutan. Saat di Pos AL Kolaka, diakuinya terjadi pengancaman dan penodongan pistol juga, oleh Letkol AF di bagian kepala Muhammad Sutamin.

Klarifikasi yang dilakukan oleh Mardin More dan anaknya itu ke beberapa media, Sutamin menilai semuanya itu hanya dusta dan bohong.

“Dia (Mardin More), berdusta jika lahan Ponpes Ihya’ Assunah Kolaka adalah miliknya. Kami telah membelinya dengan bukti transfer Rp 100 juta. Jika dia mengatakan bahwa, uang 100 juta itu adalah dana oprasioanal itu juga bohong, karena dia bukan pengurus. Karena dia baru juga ikut pengajian saya,” ujar Sutamin.

Tanah tersebut telah dibeli oleh pondok pesantren dari Mardin More. Sementara kasus lainnya, tanah ini sementara diproses di Mahkamah Agung. Putusan Pengadilan Negeri (PN) Kolaka dan Pengadilan Tinggi (PT) Kendari menyatakan gugatan tersebut dimenangkan oleh dirinya dan Pondok Pesantren lhya‘ Assunnah dengan status NO.

Sememtara itu dengan pengancaman dan intimidasi yang dilakukan oleh pihak Mardin More, dengan terpaksa Sutamin menyerahkan sertifikat terserbut. Menurut Sutamin, perkataan Mardin More yang menyebut pihak Ponpes melengsernya dari kepengurusan itu tidak benar.

“Akta notaris dan terbentuknya pengurus ponpes yakni februari 2014.  Sementara dia menggugat pada 28 Desember 2013, sudah dibuktikan juga di pengadilan. Kejadian yang kemarin adalah bentuk frustasi karena mereka sudah menempuh berbagai upaya namun selalu kalah, sudah hampir tujuh tahun,” ujarnya.

Sebelumnya, Mardin More yang di damping anaknya Letkol AF dan Kepala Pos AL Kolaka Lettu Sutedjo dan Wakapolres Kolaka Kompol Robert silas Boro melakukan konfrensi pers. Secara gamblang Mardin More membantah kejadian yang dikatakan oleh Sutamin.

Letkol Marinir AF mengatakan, video yang beredar bahwa gerakan yang dilakukannya itu untuk memastikan keamanan letak senjata miliknya agar tidak jatuh ke tanah, karena tempatnya yang longgar.

AF mengungkapkan, jika senjata tersebut bukan senjata organik, tetapi soft gun yang tidak memiliki amunisi dan juga gas.

Reporter: Muhammad Israjab
Editor: Sumarlin

Baca Juga