Pensiunan BUMN Otomatis Ditarik jadi Pimpinan Koperasi Desa, Begini Mekanismenya

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Rabu, 21 Mei 2025
0 dilihat
Pensiunan BUMN Otomatis Ditarik jadi Pimpinan Koperasi Desa, Begini Mekanismenya
Pensiunan BUMN segera ditarik jadi manajer koperasi desa secara sistematis. Foto: Repro Tempo.

" Pegawai bank BUMN yang akan pensiun kini bersiap mengisi posisi manajerial koperasi desa "

JAKARTA, TELISIK.ID - Langkah besar ditempuh pemerintah dalam mereformasi pengelolaan ekonomi desa. Pegawai bank BUMN yang akan pensiun kini bersiap mengisi posisi manajerial koperasi desa. Inisiatif ini menjadi bagian dari program strategis Kopdes Merah Putih.

Program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih menjadi salah satu program prioritas yang tengah digarap Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa pegawai bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang memasuki masa pensiun dini akan dipertimbangkan untuk mengisi posisi manajerial dalam koperasi tersebut.

"BUMN menawarkan bahwa banyak sekali dari bank-bank Himbara juga siap memindahkan sebagian pegawainya yang mungkin nanti pensiun tinggal setahun-dua tahun, bisa juga masuk ke situ (Kopdes Merah Putih) sebagai manajernya, kalau memang terbuka," ujar Erick dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta Pusat, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (21/5/2025).

Erick menilai bahwa sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengalaman dan kompetensi, seperti para pegawai Himbara yang akan pensiun, sangat dibutuhkan dalam pengembangan koperasi desa. Ia menyebut, keterlibatan mereka akan meningkatkan profesionalisme manajemen koperasi.

Baca Juga: Gaji Pengurus Koperasi Desa Merah Putih Tembus Rp 15 Juta, Begini Penjelasan dan Tugas Pokoknya

Ia juga menjelaskan bahwa model koperasi yang akan dibentuk tidak seragam, melainkan disesuaikan dengan potensi lokal masing-masing wilayah. Koperasi bisa berbentuk koperasi simpan pinjam, koperasi pertanian, peternakan, hingga koperasi distribusi pupuk.

"Apakah nanti koperasi, tetap koperasi simpan pinjam pasti ada. Tapi apakah itu ada nanti koperasi misalnya untuk padi atau peternakan ayam? Tetapi yang ini namanya koperasi, ya tidak individu," kata Erick menegaskan.

Hingga saat ini, program Kopdes Merah Putih masih dalam tahap pengembangan. Pemerintah tengah menyusun model bisnis dan melakukan pemetaan wilayah implementasi. Target awal program adalah menghadirkan 80 proyek percontohan di berbagai daerah pada akhir tahun.

"Target awalnya kalau enggak salah kemarin diputuskan 80 percontohan. Ini yang modeling, ini yang kita lihat," ujar Erick menjelaskan tahapan implementasi.

Peran BUMN dalam program ini bukan sebagai penyalur dana secara langsung, melainkan sebagai sistem pendukung. Erick menyebut bahwa bank-bank Himbara akan menyediakan plafon pembiayaan dan juga memberikan pendampingan manajerial bagi koperasi jika dibutuhkan.

"Kita menjadi supporting system untuk tadi sistem Himbara-nya sebagai plafon, jadi bukan membagi uang hilang. Lalu kita juga akan mendampingi sistem manajemennya bila diperlukan," jelas Erick.

Selain itu, BUMN juga menyiapkan opsi pengalihan agen dalam proses distribusi, termasuk untuk pupuk. Namun, Erick menekankan pentingnya pemetaan yang jelas agar tidak terjadi tumpang tindih di lapangan.

"Saya sudah minta lihat mapping-nya. Jangan sampai nanti di satu daerah ada kendala overlapping, sudah ada agen pupuk yang lain," tegasnya.

Baca Juga: Heboh Rekrutmen Pegawai Koperasi Desa Merah Putih 2025 Dibuka, Begini Penjelasannya

Dukungan juga bisa datang dari pihak lain, salah satunya dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) yang berpotensi terlibat dalam skema penjaminan. Namun menurut Erick, hal tersebut masih berupa usulan dan belum dibahas secara resmi.

Lebih lanjut, Erick menyampaikan bahwa risiko kegagalan usaha dalam koperasi juga turut menjadi perhatian. Ia membuka wacana pemotongan dana desa secara bertahap sebagai opsi jika koperasi mengalami kegagalan operasional.

"Kita enggak ngarepin gagal, kita harus bilang ya desa itu harus juga berhasil. Nah itu dari dana desanya dipotong secara bertahap," ungkapnya. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga