Pertemuan Erdogan-Zelensky Bisa Ubah Nasib Perang Rusia-Ukraina

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 20 November 2025
0 dilihat
Pertemuan Erdogan-Zelensky Bisa Ubah Nasib Perang Rusia-Ukraina
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang sedang berkunjung di Ankara, Turkiye. Foto: Xinhua/Mustafa Kaya

" Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Ankara pada 19 November 2025, sebagai upaya strategis menghidupkan kembali jalur diplomasi yang sempat terhenti dan membuka ruang negosiasi baru dengan Rusia "

ANKARA, TELISIK.ID - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Ankara pada 19 November 2025, sebagai upaya strategis menghidupkan kembali jalur diplomasi yang sempat terhenti dan membuka ruang negosiasi baru dengan Rusia.

Pertemuan yang digelar di ibu kota Turkiye itu menjadi momen penting dalam peta diplomasi Eropa Timur, karena menandai keseriusan Ankara dalam mendorong proses perdamaian yang selama ini stagnan.

Erdogan menegaskan, Turkiye berkomitmen mendorong langkah-langkah diplomatik yang dapat mengakhiri konflik Rusia-Ukraina, sambil memperkuat peranannya sebagai mediator yang netral.

"Akan bermanfaat bagi proses Istanbul untuk diaktifkan kembali dengan kerangka kerja komprehensif yang dapat menangani masalah-masalah yang kini semakin mendesak ini," ujarnya dalam konferensi pers bersama Zelensky, seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (20/11/2025).

Baca Juga: Perbatasan Afghanistan Mendadak Ramai, 565 Warga Dipulangkan dari Pakistan dan Irak

Perlu dicatat, proses Istanbul sebelumnya telah memasuki putaran ketiga pada 23 Juli 2025. Hasilnya, kedua pihak menyepakati pertukaran tawanan, namun pembicaraan terkait gencatan senjata dan kesepakatan damai yang lebih luas belum membuahkan hasil signifikan.

Dalam konteks ini, pertemuan Ankara tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga berupaya menghidupkan kembali momentum yang sempat terhenti, sekaligus menegaskan posisi Turkiye di mata internasional sebagai fasilitator dialog.

Erdogan menambahkan bahwa Turkiye siap membahas dengan Rusia segala proposal yang dapat mempercepat gencatan senjata dan membuka jalan menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan.

Ia menekankan perlunya pendekatan konstruktif dari semua pihak demi menghentikan pertumpahan darah yang masih terjadi di Ukraina. Pendekatan ini menegaskan bahwa Turkiye tidak hanya menempatkan diri sebagai mediator, tetapi juga sebagai pihak yang aktif membangun kerangka solusi jangka panjang.

Sementara itu, Zelensky menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Turkiye. "Turkiye memberikan dukungan yang kuat dalam hal ini," ujarnya. Pemimpin Ukraina menekankan kepercayaannya terhadap kemampuan diplomasi Turkiye dalam dimengerti oleh Moskow, serta menyebut posisi prinsip Turkiye sangat krusial bagi Ukraina dalam menghadapi konflik yang masih berlangsung.

"Posisi prinsip Turkiye dalam perang terhadap Rusia sangat penting bagi Ukraina," kata Zelensky, sambil menyampaikan terima kasih atas kerja sama Turkiye yang membantu melindungi nyawa dan memastikan perhatian terhadap semua aspek kunci konflik.

Baca Juga: Gencatan Senjata Gaza Kandas, Kelompok Houthi Yaman Kembali Gempur Israel

Jika ditelisik lebih jauh, peran Turkiye selama ini cukup strategis. Selain menjadi tuan rumah perundingan di Istanbul, Ankara juga memelihara hubungan dengan kedua pihak, membangun saluran komunikasi yang stabil, dan menekankan pendekatan diplomasi pragmatis.

Pertemuan Ankara ini menunjukkan konsistensi Turkiye dalam menjaga keseimbangan antara dukungan kepada Ukraina dan komunikasi terbuka dengan Rusia, sebagai bagian dari strategi regional yang lebih luas.

Langkah Ankara kini menjadi sorotan dunia internasional, karena menyiratkan bahwa penyelesaian konflik Rusia-Ukraina tetap bergantung pada jalur diplomasi, pertukaran tawanan, dan kesediaan pihak-pihak yang berseteru untuk kembali ke meja perundingan.

Turkiye, melalui posisi dan peranannya, terus menjadi jembatan yang memungkinkan kedua pihak membuka peluang dialog, sambil menegaskan bahwa perdamaian jangka panjang memerlukan kesabaran, koordinasi internasional, dan kejelasan komitmen dari semua pihak terkait. (Xinhua)

Penulis: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga