Gencatan Senjata Gaza Kandas, Kelompok Houthi Yaman Kembali Gempur Israel

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 20 November 2025
0 dilihat
Gencatan Senjata Gaza Kandas, Kelompok Houthi Yaman Kembali Gempur Israel
Para demonstran meneriakkan berbagai slogan dalam aksi unjuk rasa untuk merayakan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Foto: Xinhua/Mohammed Mohammed

" Peringatan keras dari kelompok Houthi kembali mengemuka setelah mereka menyampaikan ancaman akan melanjutkan serangan rudal dan drone terhadap Israel apabila gencatan senjata di Gaza tidak lagi dipertahankan "

SANAA, TELISIK.ID - Peringatan keras dari kelompok Houthi kembali mengemuka setelah mereka menyampaikan ancaman akan melanjutkan serangan rudal dan drone terhadap Israel apabila gencatan senjata di Gaza tidak lagi dipertahankan.

Pernyataan itu disampaikan melalui sebuah surat yang ditujukan kepada gerakan Hamas Palestina dan kemudian disiarkan oleh saluran TV al-Masirah yang dikelola Houthi.

Pesan tersebut menjadi bagian dari rangkaian komunikasi politik yang berlangsung di tengah situasi keamanan yang terus berubah.

Dalam isi surat tersebut, kepala staf baru Houthi, Yousif al-Madani, mengungkapkan komitmennya untuk tetap mendukung Hamas.

Baca Juga: Unik: Dokter Prediksi Hanya Bertahan 4 Tahun, Wanita AS Lahir Tanpa Otak Rayakan Ulang Tahun ke-20

“Kami tetap teguh dalam janji dan komitmen kami untuk berdiri bersama kalian, apa pun pengorbanannya,” ujar Madani dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan kepada Hamas, seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (20/11/2025).

Pernyataan ini menunjukkan bahwa dukungan Houthi terhadap kelompok Palestina tersebut masih tetap solid di tengah perkembangan politik dan militer di kawasan.

Madani sendiri baru ditunjuk bulan lalu untuk menggantikan Mohammed Abdulkarim Al-Ghamari, yang tewas dalam serangan udara Israel terhadap sebuah gedung di Sanaa pada Agustus.

Penunjukan Madani menjadi salah satu langkah internal Houthi dalam memperkuat kepemimpinan militernya di tengah ketegangan yang terus berlangsung. Situasi ini sekaligus menandai dinamika organisasi yang tidak terlepas dari tekanan konflik di wilayah Yaman dan regional.

Sejak pecahnya perang di Gaza pada Oktober 2023, kelompok Houthi telah melancarkan ratusan serangan menggunakan rudal balistik dan drone ke arah Israel.

Sebagian besar serangan tersebut dikabarkan telah berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel sebelum akhirnya gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober. Serangan tersebut tidak hanya menyasar wilayah Israel, tetapi juga kapal-kapal yang dianggap terkait dengan kepentingan Israel di Laut Merah.

Berdasarkan laporan yang dirilis, empat kapal dilaporkan tenggelam akibat serangan Houthi sepanjang periode tersebut.

Dalam sepekan terakhir, Houthi turut mengumumkan mobilisasi umum untuk memperkuat struktur keamanan mereka. Langkah ini meliputi perekrutan ratusan pejuang dari berbagai suku, pengetatan pemeriksaan di sejumlah wilayah mereka, serta pendirian pos-pos keamanan tambahan.

Selain itu, kelompok tersebut juga dilaporkan menahan lebih banyak personel Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dituduh sebagai mata-mata untuk Israel. Situasi ini menjadi indikator bahwa Houthi mempersiapkan diri menghadapi ketidakpastian yang mungkin muncul apabila gencatan senjata berakhir.

Houthi juga dikabarkan mengirim tambahan milisi ke garis depan sekitar Marib, sebuah provinsi yang kaya sumber daya minyak dan berada di bawah kendali pasukan pemerintah Yaman yang didukung oleh Arab Saudi.

Pergerakan militer tersebut memperlihatkan bahwa Houthi tidak hanya terlibat dalam isu terkait Israel dan Gaza, tetapi juga tetap fokus pada dinamika internal di Yaman yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Ancaman terbaru ini muncul setelah pidato terbaru Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang disiarkan pada pekan sebelumnya. Dalam pidatonya, Netanyahu menyebut Houthi sebagai salah satu ancaman bagi keamanan Israel.

Baca Juga: Cerita Wanita Salah Masuk Kamar hingga Diajak Hubungan Intim Dikira Suami, Berakhir Penjara

“Upaya sedang dilakukan untuk melenyapkan kelompok tersebut,” kata Netanyahu dalam pernyataan yang kemudian banyak dibahas di media Timur Tengah.

Pidato tersebut turut mempengaruhi respons politik Houthi yang menilai pernyataan itu sebagai bentuk ancaman langsung terhadap kelompok mereka.

Situasi regional saat ini berada dalam titik sensitif, terutama ketika proses gencatan senjata dipengaruhi oleh berbagai manuver diplomasi dan militer yang berlangsung di beberapa negara.

Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat, terkait pembicaraan nuklir yang kembali macet, juga memperkuat dinamika kawasan yang mempengaruhi bagaimana kelompok seperti Houthi menentukan posisi politiknya.

Dengan berbagai faktor tersebut, ancaman yang disampaikan Houthi menunjukkan bahwa potensi eskalasi masih terbuka. Gencatan senjata di Gaza tidak hanya diuji oleh kondisi internal Palestina dan Israel, tetapi juga oleh aktor-aktor regional yang memiliki kepentingan dan agenda masing-masing. (Xinhua)

Penulis: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga