Ribuan Kapal Perang China di Laut Natuna Utara Jadi Ancaman Teritorial RI
M Risman Amin Boti, telisik indonesia
Minggu, 19 September 2021
0 dilihat
Ilustrasi Kapal Coast Guard China-4301. Foto: Repro cnnindonesia.com
" Kapal perang China membuat geger publik di Tanah Air beberapa hari terakhir. "
JAKARTA,TELISIK.ID – Kapal perang China membuat geger publik di Tanah Air beberapa hari terakhir.
Diketahui kapal-kapal itu dilaporkan masuk ke Natuna bagian utara atau masuk Laut China Selatan (LCS), yang merupakan teritorial Indonesia.
Keberadaan kapal perang China dirasakan juga para nelayan sekitar, mereka sampai takut melaut. Publik pun semakin merasa khawatir.
Menanggapi hal ini Kepala Bakamla RI, Laksdya TNI Aan Kurnia mengatakan, situasi terkendali dan para nelayan tak perlu khawatir dalam beraktivitas.
"Situasi di LNU tetap aman terkendali saat ini nelayan tidak perlu kahwatir serta dapat tetap beraktivitas sebagaimana biasanya," kata Aan Kurnia dalam keterangannya, Minggu (19/9/2021).
Di sisi lain, Kepala Bagian Humas dan Protokol Badan Keamanan Laut (Bakamla), Kolonel Wisnu Pramandita menjelaskan soal kondisi di Laut Natuna Utara (LNU) yang dihuni ribuan kapal asing, terutama kapal China dan Vietnam.
Wisnu menjelaskan bahwa kata 'ribuan' yang disampaikan oleh Sestama Bakamla Laksda TNI S. Irawan itu bermakna umum, tidak dalam waktu yang berdekatan dan juga mencakup Laut China Selatan.
"Laut Natuna Utara kan berbatasan langsung dengan Laut China Selatan," kata Wisnu.
Menurut dia, ribuan kapal asing yang hadir dipengaruhi faktor geografis LNU yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan.
Baca juga: Bakal Produksi Kapal Perang, Menteri Erick Rombak Direksi PT PAL Indonesia
Baca juga: Mendagri Tito Diminta Lapor Harta Kekayaan, Jubir KPK: Jangan Remehkan
"Laut Natuna Utara memang banyak kapal asing karena wilayah tersebut merupakan pintu masuk dari dan keluar lalu lintas kapal yang melalui Selat Sunda dan Selat Malaka," katanya.
Sebelumnya anggota DPR-RI, Mulyanto tegas mengatakan bahwa pemerintah Indonesia harus bersikap tegas terhadap pelanggaran kedaulatan oleh kapal China yang masuk ke perairan Natuna
Politisi PKS itu mengatakan bahwa pemerintah jangan meremehkan hal tersebut karena menyebabkan wibawa negara tidak dipandang oleh negara lain.
Oleh karena itu, Mulyanto mendesak pemerintah, khususnya Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan untuk tidak diam menghadapi pelanggaran kedaulatan oleh China.
Menurutnya, peristiwa itu adalah pelanggaran serius yang harus segera disikapi.
Pasalnya, selain melanggar kedaulatan negara, masuknya kapal-kapal China mengganggu kegiatan penambangan migas di kawasan tersebut.
“Ini bahkan sudah bukan provokasi lagi, tetapi melanggar kedaulatan negara dan mengganggu kepentingan nasional (national interest). Jadi, pemerintah melalui Menteri Pertahanan dan Menko Marves harus bersikap,” kata Mulyanto dalam keterangannya, Sabtu (18/9/2021).
Lebih lanjut, Mulyanto mempertanyakan peran Menhan Prabowo dan Menko Marves Luhut selama ini terhadap pelanggaran yang terjadi.
“Sebagai Menhan harusnya Prabowo bersuara atas pelanggaran tersebut. Jangan malah memuji kehebatan militer negeri tirai bambu,” katanya. (B)
Reporter: M. Risman Amin Boti
Editor: Haerani Hambali