Sarung Si Dingtan, Upaya Peningkatan Produksi Pertanian di Sulawesi Tenggara
Sigit Purnomo, telisik indonesia
Selasa, 26 November 2024
0 dilihat
Penerapan program Sarung Si Dintang Teknologi Smart Farming di Kabupaten Kolaka, yang mampu meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat. Foto: Ist
" Teknologi Smart Farming untuk mendukung sistem budi daya pertanian yang berkelanjutan diperkenalkan melalui program Sarung Si Dingtan oleh penyuluh pertanian sebagai ujung tombak dalam menerapkan teknologi usaha tani, dengan petani sebagai pelaku utamanya "

KENDARI, TELISIK.ID – Teknologi Smart Farming untuk mendukung sistem budi daya pertanian yang berkelanjutan diperkenalkan melalui program Sarung Si Dingtan oleh penyuluh pertanian sebagai ujung tombak dalam menerapkan teknologi usaha tani, dengan petani sebagai pelaku utamanya.
Di era modern ini, petani milenial lebih tertarik dengan model pertanian yang bersentuhan dengan teknologi tepat guna. Di Provinsi Sulawesi Tenggara, petani milenial selalu diberdayakan dan ditingkatkan pengetahuannya melalui pelatihan dan pendampingan secara berkelanjutan menuju agribisnis modern yang berbasis teknologi smart farming, sebagai implementasi dari UU No. 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Tujuan penerapan teknologi inovasi Sarung Si Dingtan antara lain menambah pengetahuan dan keterampilan dalam budi daya pertanian melalui teknologi penyiraman otomatis berbasis Internet of Things (IoT), efisiensi tenaga dan penggunaan air pada sistem penyiraman otomatis, serta mampu mentransfer teknologi inovasi Sarung Si Dingtan kepada sesama petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara, La Ode Rusdin Jaya, mengatakan bahwa program Sarung Si Dingtan merupakan bentuk pelatihan petani terhadap penggunaan teknologi, sebagai upaya peningkatan produksi sektor pertanian.
Rusdin menjelaskan, program ini merupakan upaya peningkatan produksi melalui pelatihan penggunaan teknologi dalam proses penyiraman pertanian, sehingga petani dapat menghemat air.
Baca Juga: Asuransi Pertanian jadi Solusi Petani saat Gagal Panen Akibat Banjir
Rusdin membeberkan manfaat dari program ini, yaitu para petani bisa menggunakan teknologi sederhana untuk proses penyiraman tanaman.
"Mengingat pertanian tradisional banyak membuang air secara percuma," ungkap Rusdin Jaya.
Lebih lanjut, Rusdin Jaya mengatakan bahwa program Sarung Si Dingtan telah dilaksanakan sejak tahun 2023. Untuk tahun 2024, lokasinya berada di Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka.
Di mana, lanjut Rusdin, kondisi sebelum adanya program tersebut para petani masih melakukan penyiraman dengan sistem konservatif secara manual, sehingga berdampak pada produktivitas panen.
"Sebelum ada program Sarung Si Dingtan, rata-rata panen petani berkisar 4-5 ton per hektare. Setelah adanya program tersebut, panen petani meningkat di atas 5 ton," ujar Rusdin Jaya.
Program Sarung Si Dingtan yang dilaksanakan oleh Distanak Sulawesi Tenggara di Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka, pada dasarnya merupakan program percontohan.
Harapannya, setelah program tersebut, desa tetangga atau kabupaten lain dapat mengikuti mengingat cuaca sekarang yang tidak menentu. Maka, program tersebut sangatlah disarankan sebagai upaya menghemat air dengan menggunakan teknologi.
Baca Juga: Pemda Konawe Fokus Program Rehabilitasi Lahan Pertanian Pasca Banjir
Sementara itu, Rustam, Ketua Kelompok Tani Teluno Jaya, mengatakan bahwa tanaman pangan umumnya merupakan tanaman semusim yang relatif sensitif terhadap cekaman, terutama kelebihan dan kekurangan air.
Rustam menjelaskan bahwa salah satu cara untuk memperluas areal irigasi adalah dengan menerapkan sistem irigasi hemat air di lahan perkebunan.
"Pada prinsipnya, teknologi irigasi hemat air ini bertujuan untuk mengurangi kebutuhan air yang tidak produktif seperti rembesan, evaporasi, dan perkolasi, serta mempertahankan aliran transpirasi," jelasnya. (B)
Penulis: Sigit Purnomo
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS