Sebelum Meninggal Didi Kempot Sempat Mengeluh Sesak Napas dan Minta Dikerok
Muhammad Israjab, telisik indonesia
Selasa, 05 Mei 2020
0 dilihat
Almarhum Didi Kempot saat di makamkan. Foto: @sahabatambyarindonesia
" Kerasanya pas bangun. Tadi malem sempat dikerokin. "
SOLO, TELISIK.ID - Pelantun lagu Stasiun Balapan tersebut meninggal dunia sekira pukul 07.45 WIB Selasa, (5/5/2020) di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo.
Pembantu Didi Kempot, Diah menuturkan detik-detik meninggalnya penyanyi campur sari itu.
Menurutnya, pada Senin (4/5/2020) malam, Didi Kempot sempat mengeluh sakit dan sempat minta dikerok oleh istrinya.
Namun, saat Selasa pagi, sakit yang dikeluhkan Didi Kempot belum membaik.
"Kerasanya pas bangun. Tadi malem sempat dikerokin," katanya dikutip dari kompas.com.
Saat bangun, Didi Kempot justru merasakan sesak napas. Karena khawatir dengan kondisinya, pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit sekira pukul 7.25 WIB.
"Tiba-tiba pas bangun nafasnya sesak, setelah itu dibawa ke Rumah sakit," kata Diah.
Namun tak berselang lama setelah mendapat perawatan di rumah sakit itu, Didi Kempot dikabarkan sudah meninggal dunia.
Baca juga: Meski Sudah Disahkan, PKS Ngotot Tolak Perppu COVID-19
Didi Kempot bernama lengkap Dionisius Prasetyo dan lahir pada 21 Desember 1966. Didi Kempot merupakan anak dari seorang seniman tradisional terkenal bernama Ranto Edi Gudel atau lebih dikenal dengan nama Mbah Ranto.
Ia lahir dari keluarga yang memiliki darah seni yang kental. Selain sang Ayah yang merupakan seniman, kakak Didi Kempot bernama Mamiek Prakoso merupakan seorang pelawak senior Srimulat.
Didi Kempot memulai kariernya sebagai musisi jalanan di Surakarta sejak 1984 hingga 1986. Pada 1987 sampai 1989, ia mengadu nasib ke Jakarta.
Nama panggungnya merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta.
Pada 1993, penyanyi asal Solo tersebut mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname, Amerika Selatan.
Didi Kempot kerap dijuluki oleh para penggemarnya dengan nama The Godfather of Broken Heart, Bapak Loro Ati Nasional, dan Bapak Patah Hati Indonesia.
Karyanya juga dinikmati oleh kalangan muda dari berbagai daerah yang menyebut diri mereka sebagai Sadboys dan Sadgirls yang tergabung dalam "Sobat Ambyar".
Reporter: Muhammad Israjab
Editor: Sumarlin