SMP Oikumene Kendari jadi Teladan Toleransi dan Keberagaman di Dunia Pendidikan

La Ode Manarfa Nafsahu, telisik indonesia
Senin, 22 April 2024
0 dilihat
SMP Oikumene Kendari jadi Teladan Toleransi dan Keberagaman di Dunia Pendidikan
Kepala Sekolah SMP Oikumene Korselius N. Boonde, di ruang kepala Sekolah. Foto: La Ode Manarfa Nafsahu/Telisik

" Di tengah gejolak isu perbedaan keyakinan yang kerap memanas, SMP Oikumene Kendari hadir sebagai oase toleransi dan harmoni "

KENDARI, TELISIK.ID - Di tengah gejolak isu perbedaan keyakinan yang kerap memanas, SMP Oikumene Kendari hadir sebagai oase toleransi dan harmoni.

Sekolah yang terletak di Jalan Tridala No 24, Kecamatan Mandongan, Kendari ini, sejak lama menjadi contoh nyata bagaimana perbedaan keyakinan dapat dihargai dan dihormati dalam satu lingkungan pendidikan.

Berdiri sejak tahun 80-an di bawah Yayasan Pendidikan Kristen GEPSULTRA, SMP Oikumene telah menorehkan sejarah panjang dalam mencetak generasi muda yang berkarakter dan berwawasan luas.

Sekolah ini tak hanya diakui atas kualitas pengajarannya yang dibuktikan dengan Akreditasi A sejak tahun 2021, tetapi juga atas komitmennya dalam menumbuhkan toleransi dan rasa saling menghormati antar sesama, tanpa memandang perbedaan keyakinan.

Baca Juga: Bappeda Sultra Selaraskan RPJPD untuk Arah Pembangunan Sejalan dengan Visi Nasional

Keberagaman keyakinan di SMP Oikumene bukan hanya terlihat dari latar belakang para siswanya, tetapi juga dari para tenaga pengajarnya. Di sekolah ini, para guru dari berbagai keyakinan, termasuk Islam, bekerja sama dengan penuh dedikasi untuk memberikan pendidikan terbaik bagi para siswanya.

Kurikulum di SMP Oikumene memang tak jauh berbeda dengan sekolah negeri pada umumnya. Namun, sekolah ini memiliki daya tarik tersendiri dalam menyelaraskan perbedaan keyakinan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah SMP Oikumene, Maharusu, yang merupakan salah satu tenaga guru berlatar belakang keyakinan Islam.

Maharusu menegaskan bahwa sekolah ini tidak membatasi siswi muslim untuk menjalankan ibadah dan mengenakan jilbab.

"Di sini, tidak ada masalah bagi siswi yang menggunakan penutup aurat," ujar Maharusu.

Lebih menarik lagi, SMP Oikumene bahkan mewajibkan siswanya yang beragama Islam untuk mempelajari Al-Qur'an dan melaksanakan sholat tepat waktu. Siswa-siswi Kristen pun didorong untuk tetap menjaga nilai-nilai keagamaan mereka dan saling menghormati antar sesama.

Suasana toleransi dan saling menghormati ini tak hanya terasa di dalam kelas, tetapi juga di setiap sudut sekolah, dari aula hingga lapangan olahraga. Siswa-siswi dari berbagai latar belakang keyakinan tampak akrab dan saling bahu-membahu dalam berbagai kegiatan.

Kepala Sekolah SMP Oikumene, Korselius N. Boonde, menekankan bahwa pendidikan di sekolah ini tidak hanya bertujuan untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai keberagaman dan saling menghormati. Setiap siswa dihargai atas identitas dan keyakinannya sendiri.

Baca Juga: Genangan Air di Jalan Sorumba Kendari Membuat Pengguna Jalan Kesulitan

"Kami ingin anak-anak belajar untuk hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati, terlepas dari perbedaan keyakinan mereka," ujar Korselius N. Boonde, Senin (22/4/24) pagi.

Komitmen SMP Oikumene dalam menumbuhkan toleransi dan keberagaman ini tak hanya terlihat dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Sekolah ini juga rutin mengadakan kegiatan-kegiatan kerohanian, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diikuti oleh seluruh siswa, tanpa memandang latar belakang keyakinan mereka.

Meskipun telah diakui sebagai teladan toleransi, SMP Oikumene tak luput dari tantangan. Sebagai sekolah swasta, mereka harus bersaing dengan sekolah negeri yang memiliki daya tarik tersendiri. Untuk memikat minat calon siswa, SMP Oikumene membuka program sekolah berasrama (boarding school).

Korselius N. Boonde yakin bahwa program ini akan menjadi daya tarik baru bagi para siswa. Dengan tetap memperhatikan kesesuaian perbedaan latar belakang keyakinan, ia optimis bahwa SMP Oikumene akan terus berkembang dan menjadi teladan bagi sekolah-sekolah lain dalam menumbuhkan toleransi dan keberagaman. (B)

Penulis: La Ode Manarfa Nafsahu

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga