Sosok Hassan Nasrallah, Pimpinan Hizbullah Lebanon Dikabarkan Tewas Dirudal Israel

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Sabtu, 28 September 2024
0 dilihat
Sosok Hassan Nasrallah, Pimpinan Hizbullah Lebanon Dikabarkan Tewas Dirudal Israel
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah kembali menjadi sorotan usai dikabarkan menjadi sasaran serangan yang dilancarkan militer Israel. Foto: Repro Reutrs

" Hassan Nasrallah, sosok pemimpin Hizbullah yang telah memimpin organisasi tersebut sejak 1992, dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel. Serangan itu terjadi di pinggiran selatan Beirut, tepatnya di wilayah Haret Hreik, salah satu benteng pertahanan utama Hizbullah "

BEIRUT, TELISIK.ID - Hassan Nasrallah, sosok pemimpin Hizbullah yang telah memimpin organisasi tersebut sejak 1992, dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel. Serangan itu terjadi di pinggiran selatan Beirut, tepatnya di wilayah Haret Hreik, salah satu benteng pertahanan utama Hizbullah.

Israel menggunakan jet tempur F-35 dalam serangan yang disebut-sebut sebagai salah satu serangan udara terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Mengutip dari Tempo, Sabtu (28/9/2024), juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengkonfirmasi bahwa target utama dari serangan tersebut adalah markas besar Hizbullah.

Hagari menyebutkan bahwa markas tersebut berada di bawah bangunan sipil di wilayah padat penduduk, yang selama ini menjadi pusat kegiatan Hizbullah. Serangan ini terjadi pada Jumat (27/9/2024) malam, dan telah menimbulkan kekhawatiran lebih luas di Timur Tengah.

Nasrallah selama bertahun-tahun telah menjadi target utama Israel. Pemimpin Hizbullah ini dikenal karena kepemimpinannya yang strategis dan kemampuannya memobilisasi kekuatan militer melawan Israel.

Baca Juga: Putin Izinkan Tentaranya Segera Gunakan Senjata Nuklir

Tidak hanya itu, Nasrallah juga merupakan salah satu figur utama di dunia perlawanan terhadap pendudukan Israel di wilayah Lebanon dan Palestina. Popularitasnya di jazirah Arab sangat tinggi, terutama di kalangan kelompok Syiah.

Sejak menjadi sekretaris jenderal Hizbullah pada 1992, Nasrallah berhasil mengkonsolidasikan kekuatan Hizbullah, membawa kelompok tersebut menjadi pemain utama dalam konflik dengan Israel.

Salah satu pencapaian terbesarnya adalah saat pasukan Israel ditarik mundur dari Lebanon selatan pada tahun 2000, setelah pendudukan selama 22 tahun. Langkah tersebut dianggap sebagai kemenangan besar bagi Hizbullah dan memperkuat posisi Nasrallah di kalangan kelompok perlawanan.

Tidak hanya sukses dalam menghadapi Israel, Nasrallah juga memainkan peran penting dalam negosiasi pertukaran tahanan dengan Israel pada 2004. Dalam pertukaran tersebut, ratusan tahanan Lebanon dan Arab dibebaskan, menjadikan Nasrallah sebagai figur yang semakin dihormati di dunia internasional.

Kemampuannya dalam bernegosiasi dan mengatur strategi membuat Nasrallah terus dipandang sebagai ancaman oleh Israel.

Namun, popularitas Nasrallah tidak selalu berada di puncak. Dukungan Hizbullah terhadap rezim Bashar al-Assad selama perang saudara di Suriah sejak 2011 membuatnya kehilangan dukungan di beberapa kalangan.

Banyak pihak yang menilai bahwa dukungan Hizbullah terhadap Assad merusak citra perlawanan yang selama ini dibangun Nasrallah. Namun, posisinya kembali menguat setelah operasi “Banjir Al-Aqsa” yang dilancarkan oleh kelompok Palestina terhadap pemukiman Israel pada 2023.

Kematian Nasrallah, jika benar-benar dikonfirmasi, akan menjadi pukulan besar bagi Hizbullah dan dunia perlawanan di Lebanon. Nasrallah bukan hanya seorang pemimpin militer, tetapi juga sosok ideologis yang mengarahkan strategi Hizbullah selama lebih dari tiga dekade.

Baca Juga: Lima Inovasi Diklaim Tiongkok dari Zaman Dahulu, Sekarang Ada Dimana-mana

Kabar kematian ini juga berpotensi memicu ketegangan lebih lanjut antara Israel dan Hizbullah, serta memperburuk situasi di kawasan Timur Tengah.

Israel selama bertahun-tahun berusaha untuk membunuh Nasrallah dalam berbagai operasi militer. Namun, hingga serangan terbaru ini, Nasrallah selalu berhasil menghindar dari upaya pembunuhan tersebut.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat bahkan pernah menawarkan hadiah hingga 10 juta dolar bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi mengenai keberadaan Nasrallah.

Hassan Nasrallah lahir pada 31 Agustus 1960, di desa Bazouriyeh, selatan Lebanon. Ia tumbuh di tengah lingkungan yang sarat dengan nilai-nilai perlawanan terhadap Israel. Nasrallah menempuh pendidikan agama di Lebanon, Irak, dan Iran, sebelum akhirnya bergabung dengan Hizbullah pada awal 1980-an.

Di Hizbullah, Nasrallah dengan cepat naik ke posisi penting, hingga akhirnya ditunjuk sebagai sekretaris jenderal setelah pembunuhan pendahulunya, Abbas al-Musawi. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga