Sosok Kaisar Nyeleneh Jean Bedel Bokassa, Rakyatnya Dijadikan Santapan untuk Tamu

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 29 Agustus 2024
0 dilihat
Sosok Kaisar Nyeleneh Jean Bedel Bokassa, Rakyatnya Dijadikan Santapan untuk Tamu
Bokassa awalnya berkarier di militer Prancis, sebelum akhirnya terlibat dalam politik di negaranya sendiri. Setelah menggulingkan Presiden David Dacko pada tahun 1966. Foto: Repro nationalgeograficindonesia.com

" Hampir setengah abad yang lalu, Afrika menjadi saksi berdirinya sebuah kekaisaran yang penuh teror "

JAKARTA, TELISIK.ID - Hampir setengah abad yang lalu, Afrika menjadi saksi berdirinya sebuah kekaisaran yang penuh teror.

Terlepas dari konflik dan bencana kemanusiaan yang melanda, muncul kisah mengerikan tentang sebuah rezim kanibal yang dipimpin oleh Jean Bedel Bokassa di Afrika Tengah.

Kepemimpinannya tidak hanya diwarnai dengan kekejaman tetapi juga tindakan kanibalisme yang membekas dalam sejarah benua itu.

Pada tahun 1966, Jean Bedel Bokassa mengambil alih kekuasaan melalui kudeta militer yang kejam. Sepuluh tahun kemudian, dia memproklamirkan dirinya sebagai Kaisar Afrika Tengah.

Dikutip dari nationalgeograficindonesia.com, Kamis (29/8/2024), lahir dengan nama Bokassa Mgboundoulou, ia berasal dari desa Bobangui di Afrika Khatulistiwa Prancis. Bokassa adalah anak kepala desa dan salah satu dari 12 bersaudara yang tumbuh dalam kemiskinan.

Ketika Bokassa memproklamirkan dirinya sebagai Kaisar, ia mengadakan upacara pelantikan yang mewah dan menguras keuangan negara. Mahkota yang dikenakannya bertatahkan berlian yang harganya hampir $5 juta.

Baca Juga: Bos Telegram Pavel Durov Punya 100 Anak Biologis di 12 Negara

Bokassa bahkan menghabiskan dana negara untuk melatih pengawal kudanya di Prancis. Upacara pelantikan yang megah itu hampir membuat negara miskin tersebut bangkrut.

Namun, di balik kemegahan itu, terdapat sisi kelam dari pemerintahan Bokassa. Dia terkenal sebagai pemimpin yang sadis dan kejam. Pemerintahannya penuh dengan kekerasan, dan dia dikenal sering memerintahkan hukuman brutal bagi para kriminal.

Dalam satu kasus pencurian, Bokassa memerintahkan pencuri untuk dipukuli dengan palu dan rantai, sambil dia sendiri menikmati pemandangan mengerikan tersebut.

Selain itu, Bokassa memiliki hewan peliharaan buas yang sering kali diberi makan daging manusia. Tersangka kriminal yang ditangkap sering kali menjadi santapan bagi buaya dan singa peliharaannya.

Villa Kolongo yang mewah miliknya menjadi tempat di mana kekejaman ini berlangsung, menambah kengerian bagi mereka yang mengenal sang Kaisar.

Sejarawan Prancis juga mencatat bahwa Bokassa adalah seorang kanibal. Daging manusia disimpan di dapurnya dan sering kali disajikan kepada tamu-tamunya.

Ketika jamuan makan saat penobatannya, ia memberikan hal yang tak terduga. Saat daging-daging dihidangkan, ia menoleh ke menteri Prancis yang hadir dan berbisik, “Kamu tidak pernah menyadarinya, tapi kamu memakan daging manusia.”

Meski demikian, Bokassa tetap mendapatkan dukungan dari pemerintah Prancis. Presiden Prancis saat itu, Valéry Giscard d'Estaing, bahkan menganggapnya sebagai kerabat politik.

Hubungan ini dimanfaatkan oleh Bokassa untuk mendapatkan legitimasi dan dukungan militer dari Prancis, yang membantu mempertahankan kekuasaannya selama tiga belas tahun.

Kerja sama antara Prancis dan Kekaisaran Afrika Tengah juga melibatkan kesepakatan pembelian uranium yang digunakan sebagai bahan bakar industri nuklir Prancis.

Bokassa menggunakan kesempatan ini untuk mengeksploitasi sumber daya negaranya, sementara Prancis mendapatkan keuntungan dari hubungan yang erat dengan sang Kaisar.

Namun, kekejaman Bokassa akhirnya membawa malapetaka bagi dirinya sendiri. Kabar mengenai tindakan tidak manusiawi yang dilakukannya sampai ke telinga masyarakat internasional, termasuk Prancis.

Salah satu peristiwa yang paling menggemparkan adalah ketika Bokassa secara pribadi memukuli seratus anak hingga tewas karena mereka menolak mengenakan seragam sekolah yang diproduksi pemerintah.

Peristiwa ini menjadi titik balik bagi pemerintah Prancis, yang sebelumnya menutup mata terhadap kekejaman Bokassa. Pada tanggal 20 September 1979, pasukan khusus Prancis melancarkan kudeta militer untuk menggulingkan Bokassa.

Operasi ini dilakukan dengan sangat hati-hati, tanpa sepengetahuan kekaisaran Afrika Tengah, dan berhasil mengakhiri pemerintahan brutal Bokassa.

Baca Juga: Tiga Negara Penyuplai Senjata Hizbullah untuk Gempur Israel

Namun, meski Bokassa telah digulingkan, warisannya yang kelam masih tetap hidup. Kanibalisme kembali muncul di Bangui setelah kejatuhan kekaisaran Bokassa.

Sejarah mencatat bahwa selama lebih dari tiga dekade, pemerintah Prancis membiarkan Bokassa berkuasa dan melakukan kekejaman terhadap rakyatnya.

Namun, akhirnya mereka menyadari bahwa rezim kekaisaran kanibal ini telah menjadi ancaman serius yang harus dihentikan.

Penggulingan Bokassa oleh pasukan Prancis menandai akhir dari salah satu bab paling gelap dalam sejarah Afrika Tengah.

Meskipun Bokassa telah lama tiada, bayang-bayang kekuasaannya yang kejam masih menghantui Afrika Tengah.

Warisan kekejaman dan kanibalisme yang ditinggalkannya menjadi peringatan bagi dunia tentang bahaya absolutisme dan kekuasaan yang tidak terkendali.  (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga