Strategi Politik Kontestan Pilkada Sultra di Tengah Pandemi COVID-19

Musdar, telisik indonesia
Kamis, 28 Mei 2020
0 dilihat
Strategi Politik Kontestan Pilkada Sultra di Tengah Pandemi COVID-19
Ilustrasi. Foto: Jawapost.com

" Karena pertarungan itu tidak hanya di pusatkan di darat saja, tetapi juga pertarungan di dunia maya. "

KENDARI, TELISIK.ID - Pelaksanaan Pilkada serentak telah disepakati akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 mendatang. Hajatan lima tahunan ini kemungkinan akan dilaksanakan di tengah situasi pandemi.

Pandemi COVID-19 menjadi tantangan serius bagi para kandidat untuk mencari dukungan masyarakat agar dapat memenangkan kursi 01 di Daerah.

Situasi yang harus dihadapi di saat pandemi, masyarakat dilarang untuk berkerumun (Sosial distancing) dan masyarakat diminta untuk jaga jarak (Physical distancing) 1,5-2 meter. Larangan ini untuk menakan penyebaran COVID-19 dari masyarakat ke masyarakat (human to human).

Padahal jelas, mengumpulkan masyarakat dengan jumlah banyak merupakan langkah atau strategi para kandidat untuk mengampanyekan diri dengan visi misi-nya sehingga dapat mengantongi dukungan.

Baca juga: Surat Terbuka Ruslan Buton kepada Jokowi Berbuntut Penangkapan

Karena situasi tersebut, membuat para kandidat yang akan bertarung dalam kontestasi politik tersebut harus kembali menggerakkan mesin politiknya dan mengatur strategi lain di tengah pandemi saat ini.

Menanggapi situasi ini, pengamat politik Sultra, Najib Husen mengungkapkan bahwa, strategi untuk memperoleh dukungan masyarakat saat pandemi dapat di pusatkan melalui dunia maya.

“Karena pertarungan itu tidak hanya di pusatkan di darat saja, tetapi juga pertarungan di dunia maya,” terang Najib, Kamis (28/5/2020).

Pertarungan di dunia maya perlu dilakukan seorang kandidat, untuk menjangkau seluruh kalangan pemilih.

“Caranya dengan memanfaatkan media yang ada, utamanya media sosial, dengan cara ini pemilih dapat dijangkau baik pemilih pemula maupun pemilih lama,” tambahnya.

Baca juga: Kasus Positif COVID-19 di Kolaka Utara Kembali Bertambah Satu

Pemanfaatan media oleh kandidat sebagai mesin politik di situasi pandemi, Najib mengatakan perlunya kandidat membentuk sebuah tim yang disebut sebagai Tim Media untuk memformat sebuah pesan singkat tetapi mudah untuk ditangkap oleh publik.

“Dengan cara ini sehingga kedekatan antara kandidat dan pemilih tidak terputus dengan adanya COVID-19 ini,” jelas Najib.

Kendati demikian, akademisi UHO ini menyarankan kandidat untuk tetap menggunakan strategi tradisional dengan face to face atau tatap muka. Sehingga dengan begitu strategi politik kandidat lebih bervariasi.

Untuk memuluskan strategi tatap muka di tengah imbauan penerapan social distancing, para kandidat harus mampu membaca peluang atau celah untuk turun di lapangan tanpa harus mengumpulkan masyarakat yang melanggar protokol COVID-19, namun tetap bisa menjangkau para pemilih.

Baca juga: Belajar di Sekolah Bakal Kembali Diterapkan di Kendari

“Jadi bagaimana melakukan kerja-kerja yang efektif, kerja efektif ini yang saya katakan bahwa bagaimana para kandidat mampu menyebarkan brosur, penyebaran visi-misi. Sehingga dengan bacaan ini, dapat menjadi media bagi pemilih untuk mengetahui kapasitas seorang kandidat,” bebernya.

Menurut Dosen ilmu politik ini pula, pada Pilkada 2020, kemenangan kandidat tidak sepenuhnya ditentukan oleh kekuatan figur, tetapi kandidat harus didukung oleh sebuah tim.

“Hari ini tim sangat berperan untuk ‘menjual’ kandidat pada pemilih, tim ini yang akan bekerja di lapangan dengan pemanfaatan media yang ada,” pungkasnya.

Diketahui, tujuh Daerah di Sultra yang akan melaksanakan Pilkada pada 9 Desember mendatang adalah Kabupaten Wakatobi, Muna, Konawe Kepulauan, Konawe Selatan, Konawe Utara, Kolaka Timur dan Kabupaten Buton Utara.

Reporter: Musdar

Editor: Sumarlin

Baca Juga