Tahun Ini, Produksi Kakao di Kolut Meningkat 30 Persen
Muh. Risal H, telisik indonesia
Kamis, 10 September 2020
0 dilihat
Kepala Dinas Perdagangan Kolut, Risal Natsir. Foto: Muh. Risal/Telisik
" Berdasarkan data hasil pembelian kakao kering dari salah satu perusahaan kakao di Kolut, sejak Januari-Agustus 2020 hasil pembelian mencapai 1377 ton jika dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai 1183 ton selama setahun. Itu baru data kakao kering belum termasuk data pembelian kakao basah. "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Produksi kakao di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sultra, tahun ini mengalami peningkatan sekitar 30 persen di banding tahun 2019 lalu.
Peningkatan produksi tersebut tidak terlepas dari program revitalisasi kakao yang dicanangkan Pemkab Kolut sejak 2018 lalu yang kini mulai menampakkan hasil.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kolut, Risal Natsir mengungkapkan, prospek kakao ke depan cukup menjanjikan dan itu tidak terlepas dari program revitalisasi kakao yang dicanangkan Pemkab Kolut dan tahun ini mulai menampakkan hasil.
"Kemarin kami turun ke lapangan bertemu langsung dengan para petani, pengumpul dan perusahaan-perusahaan kakao. Saya pribadi sangat bergembira begitu melihat hasil panen petani dari program revitalisasi dengan biji yang cukup besar. Dalam benak saya revitalisasi sudah benar-benar berhasil walaupun tahun ini hasilnya belum maksimal," kata Kadisdag, Kamis (10/9/2020).
Baca juga: Bupati Jember Disanksi Tak Terima Gaji, Gerindra: Terima Kasih Bu Gubernur
Katanya, dari sisi perdagangan dengan meningkatnya jumlah produksi kakao di tingkat petani tentu akan berimbas pada perekonomian masyarakat.
Menurut Kepala Seksi Pengendalian Arus Barang dan Jasa, Syainal, dibandingkan tahun 2019 produksi kakao tahun 2020 ini justru mengalami peningkatan sekitar 30 persen, hal itu dapat diukur dari data pembelian perusahaan kakao yang ada di Kolaka Utara.
"Berdasarkan data hasil pembelian kakao kering dari salah satu perusahaan kakao di Kolut, sejak Januari-Agustus 2020 hasil pembelian mencapai 1377 ton jika dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai 1183 ton selama setahun. Itu baru data kakao kering belum termasuk data pembelian kakao basah," ucapnya.
Reporter: Muh. Risal
Editor: Kardin