Tiba di Muna Barat, Keluarga Dilarang Sentuh Jenazah Korban KKB Papua

Putri Wulandari, telisik indonesia
Sabtu, 10 Desember 2022
0 dilihat
Tiba di Muna Barat, Keluarga Dilarang Sentuh Jenazah Korban KKB Papua
Susana rumah korban KKB Papua, di Desa Kasimpa Jaya, Kecamatan Tiworo Selatan, Kabupaten Muna Barat. Foto: Putri Wulandari/Telisik

" Korban meninggalkan seorang istri serta dua orang anak yang masih kecil dengan keadaan ekonomi yang terbilang sangat sederhana "

MUNA BARAT, TELISIK.ID - Jenazah La Ati bin La Pau (37), salah satu korban penembakan Kelompok Kriminal Bersejata (KKB) di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, tiba di kampung halaman, Kamis (8/12/2022), sekira pukul 22.00.

Isak tangis keluarga pecah ketika jenazah tiba di rumah duka, di Desa Kasimpa Jaya, Kabupaten Muna Barat. Oleh polisi yang membawa jenazah, keluarga korban dilarang membuka penutup jenazah. Jenazah akhirnya dimakamkan pada malam itu juga, pukul 23.00.

Diketahui, La Ati menjadi salah satu dari tiga warga Sulawesi Tenggara yang menjadi korban penembakan yang dilakukan sekelompok KKB di Papua, Senin (5/12/2022) lalu. Keluarga sangat terpukul atas kejadian nahas yang menimpa La Ati.

La Ati dikenal sebagai sosok pekerja keras, yang bahkan rela merantau ke daerah orang dan bekerja sebagai tukang ojek hanya untuk menafkahi keluarga kecilnya. Namun nahas, ia tewas setelah tertembak sekolompok KKB.

Saat tim Telisik.id berkunjung ke rumah duka, nampak keluarga korban sangat berduka. Korban meninggalkan seorang istri serta dua orang anak yang masih kecil dengan keadaan ekonomi yang terbilang sangat sederhana.

Menurut penuturan kerabat korban, Wa Ase, pada saat kejadian penembakan, tak satupun keluarga mengetahui kabar tersebut. Awalnya kabar yang berhembus hanya dua orang korban penembakan yakni La Aman dan La Usu.

Baca Juga: Masyarakat Manggarai Diajak Perangi Korupsi di Momen Harkordia

Pada keesokan harinya, barulah pihak keluarga mendapat kabar dari tetangga yang berada di Papua, bahwa adiknya, La Ati, menjadi salah satu di antara tiga korban penembakkan KKB.

"Di hari Senin itu sempat istri korban menelepon suaminya tapi tidak diangkat," ungkapnya.

Senada, istri korban, Wa Ode Nuriati menuturkan, sebelumnya tak ada firasat yang ia rasakan. Nanti menjelang maghrib ia mendengar kabar bahwa ada penembakan di tempat suaminya bekerja dan korban saat kejadian tidak diketahui keberadaannya.

"Pas besoknya jam 10.00 kami diberitahu bahwa korban sudah meninggal, tapi sampai saat ini saya rasa suamiku masih hidup," ungkapnya pilu, Sabtu (10/12/2022).

Ia menceritakan bahwa korban merantau sudah cukup lama, sekira dua tahun dua bulan. Saat itu, anak bungsu mereka baru berusia 8 bulan.

"Anakku yang terakhir selama ini cuma lihat bapaknya melalui video call," ujarnya.

Dikatakannya, di tempat kerja korban, setiap tahunnya pasti selalu ada korban yang berjatuhan, dan tahun-tahun sebelumnya orang kampung selalu memberi informasi akan adanya kedatangan kelompok bersenjata tersebut di pegunungan Papua.

"Kan mereka di sana buat pangkalan ojek untuk antarkan penumpang dari gunung turun ke kampung, dan saat kejadian kemarin, tidak ada informasi yang didengar oleh mereka (korban)," ujarnya.

Baca Juga: Kios Pasar Laino Diprioritaskan Korban Kebakaran

Ia juga mengungkapkan, sebelumnya pada hari Minggu atau sehari sebelum penembakan, ia sempat menelepon suaminya dan korban berjanji akan mengirimkan uang.

"Sebelumnya dia juga sempat janji untuk kirimkan uang di hari Rabu, tapi takdir berkata lain," ujarnya.

Raut kesedihan masih tergambar jelas di wajah sang istri dan kedua anaknya. Suara tangis berbaur dengan suara tahlil yang terus menggema, walaupun sudah dua hari korban dikebumikan. (A)

Penulis: Putri Wulandari

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga