Tips Mengatasi Anak Kecanduan Gadget Menurut Pandangan Islam

Irawati, telisik indonesia
Sabtu, 11 Desember 2021
0 dilihat
Tips Mengatasi Anak Kecanduan Gadget Menurut Pandangan Islam
Jauhkan gadget dari anak sebelum mereka kecanduan. Foto: Repro Amanat.Id

" Jika kecanduan gadget ini diibaratkan penyakit, maka untuk menyembuhkannya, jauhkan anak dari sumber penyakit yaitu gadget "

KENDARI, TELISIK.ID - Kecanduan gadget merupakan kondisi ketika seseorang tidak bisa mengontrol atau berlebihan dalam pemakaiannya.

Terutama pada usia remaja dan terkhususnya bagi anak-anak yang masih masa pertumbuhan atau yang masih bersekolah yang dapat meganggu kefokusan dalam belajar.

Saat ini bisa dikatakan, hampir semua orang menggunakan gadget. Mulai dari smartphone, tablet ataupun laptop. Bila kita amati di berbagai tempat mulai dari sekolah, kantor, mal sampai kendaraan umum, begitu banyak orang disibukkan dengan gadgetnya. Gadget menjadi magnet yang sangat menarik dan menjadi candu, sehingga berkomunikasi melalui dunia maya menjadi kewajiban setiap hari dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam.

Hadirnya beragam jenis gawai alias gadget di era digital seperti saat ini menyedot banyak perhatian dan waktu. Orang-orang disibukkan dengan aktivitas yang melibatkan gawai seperti membuka situs, membalas percakapan lewat aplikasi pesan, atau tenggelam dalam keasyikan media sosial.

Tidak bisa dipungkiri, bermain di media sosial merupakan salah satu bentuk pergaulan zaman sekarang. Namun, sehatkah jika kita terus menerus menatap layar gawai? 

Mengutip dari republika.co.id, sosiolog bidang jejaring sosial Roby Muhamad menuturkan, saat ini banyak orang yang kecanduan bermain gawai. Penelitian menunjukkan, seseorang mengecek gawainya 300 sampai 500 kali dalam sehari. 

"Definisi kecanduan itu bukan terletak pada berapa kali ia mengecek gawai, akan tetapi bagaimana aktivitas dengan gawai itu mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari," ujar Roby.

Seseorang dikatakan kecanduan jika aktivitasnya dengan gawai membuat ia meninggalkan waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti bekerja, mengurus keluarga, dan mengurus diri sendiri.

"Jika kita tidak bisa membuka website atau chat lalu merasa ada yang hilang, itu yang bermasalah," lanjut pria yang juga menjadi dosen psikologi Universitas Indonesia ini.

Sampai sekarang, fenomena kecanduan ini masih diperdebatkan apakah layak dikategorikan sebagai patologi klinis.

"Misalnya, jika ditanya soal angka mengenai bagaimana bersosial media yang sehat, masih belum ada," ungkap pria berkacamata ini.

Bagi mereka yang merasa sudah pada tahap kecanduan, terutama kecanduan media sosial, Roby menyarankan untuk menjauhkan gawai demi ''menyembuhkan'' kecanduan tersebut.

Sekarang banyak terapis atau konsultan psikolog yang bisa membantu melepaskan diri dari kecanduan.

"Tapi ini juga bukan hal mudah karena di sisi lain, media sosial didesain dengan notifikasi untuk menarik perhatian kita," ungkapnya. 

bagaimana cara mengatasi anak yang kecanduan gadget?

Melansir dari wartabanten.id, Ustaz Budi Ashari, Lc, menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan tips. Menurutnya, urutan-urutan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Orang tua (Bapak dan Ibu), harus bertaubat kepada Allah.

Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita, termasuk kesalahan kita dalam mendidik anak-anak kita. Agar Allah menyucikan dan membuka kembali hati kita.

2. Menuntut Ilmu Pendidikan Anak

Kajian-kajian mengenai pendidikan anak ini banyak, luangkan waktu untuk menuntut ilmu.

3. Lakukan kebaikan sebanyak-banyaknya

etiap ada suatu keburukan yang menimpa kita, iringilah dengan banyak kebaikan karena kebaikan itu menghapuskan keburukan.

“Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, iringilah kesalahanmu (keburukan) dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya dan pergaulilah semua manusia dengan budi pekerti yang baik.” (HR. Tirmidzi).

Baca Juga: Ternyata Ada Hak Suami dan Istri yang Membatalkan Hak Allah

4. Jangan lansung ke teknis

Jangan buru-buru untuk melakukan tindakan yang teknis sekali, karena kemampuan manusia sangat terbatas. Allah yang memiliki hati anak kita, maka mintalah pada Allah.

Nawwas bin Sam’an Al Kilabi berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidak ada satu hati pun kecuali ia berada di antara dua jari dari jari-jemari Rabb semesta alam. Jika, Dia ingin memberikannya keistiqamahan niscaya Ia akan berikan keistiqamahan padanya. Dan jika Dia ingin memalingkannya (dari Islam) niscaya akan dipalingkan-Nya dari Islam.”

Dan beliau berdo’a:

"Yaa muqallibal quluub tsabbit quluubanaa 'ala diinik"

(Wahai Dzat yang membulak-balikkan hati tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu).

Dan Al Mizan juga berada di Jari Ar-Rahman ‘azza wajalla Dia lah yang meringankan dan mengangkatnya.”

(HR. Ahmad; dishahihkan syaikh muqbil dalam shahiihul musnad).

Maka perbanyaklah membaca doa ini agar Allah membalikkan hati anak kita, karena Allah yang Maha membolak-balikkan hati :

"Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubana ‘ala tho’atik.”

[Ya Allah yang memalingkan (membolak-balikkan) hati manusia, palingkanlah hati kami di atas ketaatan kepada-Mu].

5. Tangani sumber masalahnya

Jika kecanduan gadget ini diibaratkan penyakit, maka untuk menyembuhkannya, jauhkan anak dari sumber penyakit yaitu gadget.

Gadget itu alat, ia ibarat pisau.

Jika belum waktunya memberi gadget tapi sudah kita beri, maka seperti kita memberi pisau kepada seorang bayi.

Gadget hanyalah alat, ia yang tidak menjamin komunikasi kita lancar dan hilang miscom, kita hanya butuh tawakkal pada Allah SWT agar Allah menjaga diri dan hati anak kita.

Dua syarat yang harus diperhatikan sebelum memberi anak gadget :

? Gadget hanya untuk anak yang jiwanya sudah tenang

? Mengerti manfaat dan mudharatnya.

6. Lakukan secara bertahap dengan dialog, jika tidak bisa maka ambil paksa gadget itu.

(cari orang yang dikagumi anak untuk melakukan hal ini, misalnya Ibu atau Ayah atau yang lain yang memiliki tempat tersendiri di hati anak. Hal ini untuk memudahkan prosesnya).

Baca Juga: Orang Tua yang Sudah Meninggal Dimuliakan oleh Allah karena Doa Anaknya

7. Keteladanan

8. Sabar, dengan kesabaran yang berlipat-lipat. (C)

Reporter: Irawati

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga