Usai Wabah ASF, Harga Daging Babi di Medan Meroket

Ones Lawolo, telisik indonesia
Kamis, 19 November 2020
0 dilihat
Usai Wabah ASF, Harga Daging Babi di Medan Meroket
Harga daging babi di Kota Medan, Sumatera Utara dikeluhkan warga, harga jualnya di pasar tradisional mencapai 125.000 per kilogram. Foto: Ones Lawolo/Telisik

" Banyak pembeli yang bertanya kenapa mahal. Ya memang karena langka, kita susah dapatkan induk babinya. Kalaupun ada, pasti mahal harganya, jadi harga jualnya disesuaikan. "

MEDAN, TELISIK.ID - Harga daging babi di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) dikeluhkan warga. Pasalnya, harga jualnya di pasar tradisional mencapai 125.000 per kilogram.

"Sangat meroket Bang. Sebelumnya harganya berkisar Rp 45 ribu per kilogram. Kini mencapai Rp 125 ribu sampai Rp 130 ribu per kilogram," kata Darsan, salah satu pedagang daging babi di pasar Brayan Medan, Kamis (19/11/2020).

Menurut Darsan, kenaikan harga daging babi tersebut disebabkan karena langkanya bibit babi. Apalagi, di seluruh wilayah Sumatera Utara dilanda wabah virus ASF.

"Banyak pembeli yang bertanya kenapa mahal. Ya memang karena langka, kita susah dapatkan induk babinya. Kalaupun ada, pasti mahal harganya, jadi harga jualnya disesuaikan," ujarnya.

Akibat mahalnya harga daging babi, pembeli menjadi sepi. Yanto, pedagang lainnya di Pasar Mandala Medan juga mengeluhkan sepinya pembeli.

Dia mengatakan, daging babi yang dijualnya setiap hari biasanya laku dua ekor atau tiga ekor. Namun sekarang tidak lagi, karena sepi membeli.

"Sepi juga Bang. Biasa saya potong per hari daging babinya dua ekor atau tiga ekor. Sekarang sudah gak bisa lagi, tak laku karena sepi pembeli," keluhnya.

Baca juga: Gegara COVID-19, Target PAD Dishub Muna Diturunkan

Maria Gultom, peternak babi di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang saat ditemui Telisik.id di kediamannya, mengaku kesulitan memperoleh babi akibat penyakit virus ASF.

"Habis bibitannya Bang. Sekarang sulit kita dapatkan," ujarnya.

Dia mengatakan, bibitan untuk ternak babi juga telah diminta kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui rapat dengar pendapat (RDP) DPRD Sumatera Utara. Namun, sampai saat ini belum ada jawaban pengadaan bibit ternak babi tersebut.

"Sudah kami mohonkan bibitannya di Pemprov melalui RDP DPRD Sumut, namun jawaban pengadaan bibitan ternak belum ada," tuturnya.

Dia berharap agar pemerintah Provinsi Sumatera Utara mencari solusi pengadaan bibit ternak babi. Karena sulitnya mendapatkan bibit berdampak pada sektor ekonomi masyarakat.

"Kami berharap pemerintah bisa mencari solusi. Dan harga di pasar juga agar tidak dibuat mahal harga dagingnya," pungkasnya. (A)

Reporter: Ones Lawolo

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Baca Juga