Wanita Pecandu Sabu Putuskan Mualaf: Pernah Ikut Aliran Satanic Penyembah Lucifer
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Rabu, 11 Desember 2024
0 dilihat
Pengakuan seorang wanita mualaf, menceritakan perjalanan hidup kelam, dari narkoba hingga aliran sesat. Foto: Repro tribunnews.com/BBC
" Seorang wanita asal Sumatra Utara membagikan perjalanan hidupnya yang penuh cobaan, dari masa kecil hingga akhirnya memutuskan untuk memeluk agama Islam "
MEDAN, TELISIK.ID - Seorang wanita asal Sumatra Utara membagikan perjalanan hidupnya yang penuh cobaan, dari masa kecil hingga akhirnya memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Wanita berinisial AL ini mengungkapkan bahwa ia sempat terjerumus ke dalam aliran sesat yang mengarah pada kehidupan kelam, termasuk ketergantungan pada narkoba.
Dalam ceritanya, AL mengaku pernah terlibat dalam kelompok Satanic yang memuja Lucifer dan melakukan berbagai ritual yang jauh dari norma sosial.
AL, yang kini berusia 40 tahun, lahir dari keluarga Nasrani. Sejak kecil, ia dibesarkan oleh kakeknya yang sangat menyayanginya. Namun, setelah kakeknya meninggal, AL kembali tinggal bersama orang tuanya dan merasakan kehilangan kasih sayang yang dalam.
“Saya kehilangan sosok yang menomor satukan saya, yaitu opung. Saya di rumah orang tua merasa tersisihkan, terbuang,” kenangnya, seperti yang dilansir dari tribunnews.com, Rabu (11/12/2024).
Baca Juga: Mantan Pendeta Mualaf Usai Memurtadkan 3.000 Orang
Kehilangan kasih sayang dari orang tua membuat AL merasa dunianya hancur. Pada usia 13-14 tahun, ia mulai mengenal rokok dan ganja. Namun, ia tidak menyukai ganja karena rasanya yang menyakitkan.
Sejak saat itu, AL menghabiskan banyak waktu di jalanan, bergaul dengan para berandalan dan preman. Ia bahkan sempat terlibat dalam taruhan dengan preman jalanan dan menggunakannya untuk membeli sabu.
“Jadi saya lakuin, dulu saya itu tomboi jadi berani aja. Saya menang itu taruhan, lalu duitnya kita pakai untuk beli sabu,” tuturnya.
AL mengakui bahwa pergaulannya di jalanan membuatnya semakin terjerumus dalam dunia narkoba.
“Saya berteman dengan anak-anak yang hidup di jalanan dengan latar belakang keluarga broken home,” tambahnya.
Pada masa itu, jalanan menjadi tempat untuk mencari kebahagiaan. Suatu hari, AL bertemu dengan seorang pria keturunan Batak dan Swedia yang dikenal dengan inisial J. Mereka memiliki kesamaan dalam menyukai musik metal, yang membuat AL tertarik untuk lebih dekat.
Namun, ia tidak mengetahui bahwa J merupakan penganut aliran Satanic yang tidak percaya pada Tuhan.
“J ini orangnya sangat baik, tapi saya nggak nyangka ternyata dia ini tidak percaya sama Tuhan,” ujarnya.
J kemudian mengajak AL untuk bergabung dengan kelompoknya yang ternyata merupakan kelompok pemuja setan.
AL yang tidak tahu banyak tentang hal tersebut, mengikuti ajakan J dan menjadi bagian dari kelompok tersebut. Ia pun merasakan kebebasan hidup yang sebelumnya tidak ia rasakan.
“Lingkaran mereka itu kuat, seperti keluarga nggak ada kemunafikan,” ujarnya.
Di kelompok ini, AL dikenalkan dengan narkoba jenis heroin dan bahkan ikut serta dalam ritual-ritual aneh, termasuk meminum darah manusia dan memuja Lucifer.
“Kita beli darah anak bayi yang tidak ada orang tuanya dari klinik-klinik,” kata AL. “Kalau misalnya nggak ada darah manusia, pakai darah ayam. Jadi setelah ritual itu biasa kalau kita mau konser,” lanjutnya.
Ritual-ritual tersebut juga termasuk kegiatan gereja Satanic yang memungkinkan para pengikutnya untuk melakukan pesta seks dan bertukar pasangan. AL juga menyebutkan bahwa ritual-ritual ini dilakukan di berbagai tempat, termasuk di kuburan dan tempat-tempat gelap lainnya.
Namun, kehidupan AL mulai berubah saat orang tuanya yang curiga dengan kelakuannya memindahkannya ke Bandung. Di sana, AL melanjutkan SMA dan berusaha meninggalkan dunia gelapnya.
Meskipun begitu, ia kembali terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak sehat dan sempat menjalani rehabilitasi narkoba. Setelah rehabilitasi, AL kembali ke Medan dan mencoba melanjutkan hidup.
Setelah tamat sekolah, AL merantau ke Malaysia sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Lima tahun kemudian, ia kembali ke Medan dan bertemu dengan seorang pria yang kelak menjadi suaminya. Pria tersebut adalah seorang Katolik yang taat beribadah.
Mereka pun menikah dan memutuskan untuk pindah ke Bali. Di Bali, meskipun AL mencoba hidup lebih tenang, bayangan dari masa lalu terus menghantuinya.
“Di Bali ritual Hindunya kan kuat. Karena nggak beda jauh pakai sesajen, cuma di Bali pakai babi, sering cium dufa,” kata AL. “Kalau saya udah nyium itu, bawaannya marah-marah terus, seperti ada batin saya bergelut,” tambahnya.
Dalam kondisi tersebut, AL sering menyendiri dan menonton ceramah-ceramah dari Zakir Naik di YouTube, yang mengganggu pikirannya.
Pada tahun 2017, setelah suaminya sakit parah dan pulih setelah perawatan, AL merasa hatinya semakin gelisah. Ketika sedang mengemudi ojek online di Medan, ia mendengar suara Adzan Magrib yang menyentuh hatinya.
“Suami saya sakit, waktu anak saya lahir juga mengalami jantung bocor. Apa mungkin ini teguran dari Tuhan,” katanya.
Setelah itu, AL menceritakan kegelisahan hatinya kepada suaminya dan memutuskan untuk menjadi mualaf. Proses untuk memeluk Islam tidaklah mudah, dan AL sempat ragu dan hampir membatalkan niatnya.
Namun, pada akhirnya, AL dan suaminya memutuskan untuk bergabung dengan agama Islam.
“Aku cerita ke suami, kalau aku sudah capek. Rupanya selama suamiku di rumah nonton ceramahnya Zakir Naik terus,” ujar AL.
Baca Juga: Mistik: Hantu Wanita Daftar jadi Pengawas TPS, Difoto Hanya Pulpen Berdiri dan Ngomong Punteun
Meskipun perjalanan menuju Islam penuh tantangan, mereka tetap bertahan. Setelah menjadi mualaf, AL dan suaminya terus belajar tentang agama Islam dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Suatu hari, AL mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan umrah yang diberikan oleh Gubernur Sumatra Utara.
“Aku dapat hadiah umrah dari gubernur, aku ngerasa nggak pantas berangkat. Dosa ku terlalu banyak,” ungkapnya sambil meneteskan air mata.
Kini, AL merasa bahwa Allah memberi cahaya dalam hidupnya dan membimbingnya ke jalan yang benar.
“Sampai suatu hari aku ngerasa Allah manggil saya dengan caranya sendiri. Aku selalu bersholawat, aku ingat dosa ku, cuma Allah yang tahu apa yang aku buat,” tutup AL, mengenang perjalanan hidupnya yang penuh liku. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS