Airlangga Hartarto Mundur dari Pucuk Pimpinan Golkar Gara-Gara Pilgub?

Ahmad Jaelani

Reporter

Senin, 12 Agustus 2024  /  12:18 pm

Mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketua Umum Golkar telah menimbulkan asumsi liar publik. Foto: Repro tribunnews.com

JAKARTA, TELISIK.ID - Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) pada Minggu (11/8/2024). Pengumuman yang mengejutkan ini memicu berbagai spekulasi dan diskusi di kalangan internal partai dan pengamat politik.

Pengunduran diri ini terjadi setelah sejumlah keputusan strategis terkait Pilkada 2024 yang melibatkan Golkar, khususnya dalam persiapan menghadapi pilkada di beberapa provinsi besar.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, menyatakan bahwa keputusan Airlangga ini adalah murni keputusan pribadi yang tidak terkait dengan tekanan dari internal partai.

Doli menjelaskan bahwa dirinya dan beberapa petinggi partai lainnya dipanggil oleh Airlangga untuk mendengarkan langsung alasan di balik keputusan tersebut, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (12/8/2024).

Airlangga mengungkapkan bahwa fokusnya saat ini adalah melaksanakan tugas sebagai Menteri Koordinator Perekonomian serta mendukung transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo ke presiden terpilih Prabowo Subianto.

Menurut Doli, Airlangga telah melakukan musyawarah dengan keluarga sebelum mengambil keputusan besar ini. Pengunduran dirinya telah disepakati bersama dengan keluarga besarnya, yang mencakup adik-adiknya dan anak-anaknya.

Baca Juga: Tiga Kandidat Kuat Pengganti Airlangga Hartarto Pasca Mundur dari Ketua Umum Golkar

Doli juga menegaskan bahwa keputusan ini tidak akan mempengaruhi posisi kader senior lainnya di Golkar, karena masalah ini murni bersifat pribadi.

Meski demikian, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar menyatakan bahwa secara de facto, Airlangga masih memegang jabatan Ketua Umum hingga rapat pleno Golkar yang akan digelar paling lambat pada Selasa (13/8/2024). Rapat pleno ini bertujuan untuk meresmikan pengunduran diri Airlangga secara de jure.

Ketua DPP Golkar, Meutya Hafid, menyatakan bahwa surat pengunduran diri sudah diterima, tetapi Airlangga masih secara formal dianggap sebagai ketua hingga keputusan resmi dibuat dalam rapat pleno tersebut.

Sementara pengamat politik dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Musfi Romdoni, menilai bahwa keputusan Airlangga ini mengejutkan banyak pihak dan memicu berbagai spekulasi. Salah satu spekulasi yang muncul adalah adanya ketidakpuasan dari elite Golkar terkait keputusan-keputusan strategis Airlangga di Pilkada Jawa Barat dan Jakarta.

Golkar disebut-sebut kehilangan kesempatan untuk mengusung Ridwan Kamil di Jawa Barat dan justru bertarung di Jakarta yang memiliki potensi kekalahan melawan kandidat kuat seperti Anies Baswedan.

Selain itu, kedekatan Airlangga dengan Presiden Joko Widodo juga disebut sebagai salah satu faktor yang memicu keresahan di kalangan elite Golkar. Isu bahwa Jokowi atau putranya, Gibran, akan menjadi Ketua Umum Golkar menjadi topik hangat yang dibicarakan di internal partai.

Beberapa elite Golkar dikabarkan menolak ide ini dengan alasan bahwa Ketua Umum Golkar seharusnya berasal dari kader yang telah berpengalaman di partai.

Sebelumnya diberitakan Telisik.id, pasca pengunduran diri Airlangga, tiga nama muncul sebagai kandidat kuat penggantinya, yaitu Bahlil Lahadalia, Bambang Soesatyo, dan Agus Gumiwang Kartasasmita. Ketiganya dipandang memiliki kapasitas dan pengalaman untuk memimpin Golkar di tengah dinamika politik yang semakin kompleks menjelang Pilkada 2024 dan transisi pemerintahan.

Baca Juga: Golkar Usung Tina Nura Alam - LM Iksan Taufik Ridwan di Pilgub Sultra

Keputusan Airlangga untuk mundur dari posisi Ketua Umum Golkar bukan hanya berdampak pada internal partai, tetapi juga mengguncang panggung politik nasional.

Hal ini mengingat posisi strategis Golkar dalam koalisi pemerintahan serta peran partai ini dalam Pilkada dan Pemilu 2024. Pengunduran diri ini diambil Airlangga dengan alasan menjaga keutuhan partai dan memastikan stabilitas transisi pemerintahan.

Dalam video berdurasi 3 menit 22 detik yang diterima, Airlangga menegaskan bahwa pengunduran dirinya mulai berlaku sejak Sabtu, 10 Agustus 2024. Keputusan ini juga memicu spekulasi terkait percepatan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang sebelumnya direncanakan berlangsung pada Desember 2024, namun kini dimajukan ke akhir Agustus 2024.

Munaslub ini diharapkan dapat memilih ketua umum baru yang dapat membawa Golkar menghadapi berbagai tantangan di masa depan, termasuk Pilkada 2024 yang semakin dekat. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS