Alat PCR Belum Digunakan, Sampel Swab Pasien RS dr H LM Baharuddin Dikirim ke Kendari
Reporter Muna
Jumat, 18 Februari 2022 / 5:27 pm
MUNA, TELISIK.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) sejak tahun 2020 lalu telah mengadakan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengidentifikasi COVID-19.
Sayangnya, pengadaan alat laboratorium kedokteran yang menelan anggaran sebesar Rp 1,9 miliar itu, sampai saat ini belum juga digunakan.
Buntutnya, sampel swab pasien yang menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) dr H LM Baharuddin terpaksa harus dikirim di RS Bahteramas, Kendari. Butuh waktu, satu hingga tiga hari untuk mengetahui hasil swabnya.
"Ada beberapa sampel swab pasien yang kita kirim di Kendari," kata Direktur RS dr H Lm Baharuddin, dr Muhamad Marlin, Jumat (18/2/2022).
Baca Juga: Hasil Data Sesuai Prinsip Statistik, BPS Ganjar Penghargaan Dua OPD di Muna
Sambil menunggu hasil swab keluar, pasien yang reaktif diisolasi. Mereka tetap mendapatkan perawatan dari dokter dan tenaga medis.
"Perkembanganya tetap dipantau. Bila sudah membaik, walapun hasil swab belum keluar, kita bisa pulangkan," ujarnya.
Ia tak tahu pasti, kenapa hingga alat PCR di Laboratorium Kesehatan Daerah (Lab Kesda) belum difungsikan. Padalah, bila alat itu sudah digunakan, pihak RS tidak perlu repot-repot lagi mengirim sampel swab di Kendari dan tidak membutuhkan waktu lama untul mengetahui hasilnya.
Baca Juga: Kajari Kolaka Utara Setor Ratusan Juta BNPP ke Kas Negara
Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Muna, Bachrun Labuta sangat menyanyangkan alat PCR belum digunakan. Padahal alat itu diadakan untuk mendeteksi COVID-19 yang sampai saat ini belum berakhir.
"Alat itu (PCR) sangat dibutuhkan. Saya akan telusuri, kenapa belum digunakan," tandasnya. (B)
Reporter: Sunaryo
Editor: Kardin